Chapter 27

52 9 3
                                    

Sore pun telah tiba. Key dan Deylin telah berada di villa milik Githa bersama Devan dan tentunya, Githa.

"Jadi, apa yang lo berdua rencanakan?" tanya Deylin sambil menatap Githa dan Devan bergantian.

"Gue ngga mau basa-basi lagi. Gue juga ngga akan bikin hidup Syifa sulit lalu perlahan mati. Gue akan bikin dia mati. Sekarang!" ucap Githa.

Deylin dan Key seketika tegang dan jantung mereka berdebar sangat cepat mendengar itu. Tapi, sekali lagi mereka dengan cepat menghilangkan tanda-tanda kecurigaan yang kemungkinan disadari oleh Githa dan Devan.

"Gue setuju sama Githa. Gue udah ada rencana." tukas Devan.

"Apa?" tanya Deylin.

Diam-diam, Key merekam pembicaraan mereka tentang rencana jahat itu. Key merasa dia harus melakukan itu meski tanpa izin Deylin dan mungkin akibatnya akan fatal jika Githa dan Devan mengetahuinya.

****

"Je, Key sama Deylin kemana? Aku kangen mereka." ucap Syifa sedih.

"Ha? Mereka-" ucap Jeje terpotong.

"Kan udah kami bilang, mereka sedang ada urusan. Sepertinya sangat penting, maklumi saja." potong Anesh dengan cepat.

"Maaf." bisik Jeje pada Helen.

Helen memegang tangan Jeje untuk mengisyaratkan 'tak apa'.

"Lama banget yaa mereka sibuknya." ucap Syifa.

Ceklek.

Terdengar suara pintu terbuka dan sontak mereka berempat melihat ke arah pintu. Dan sosok Rey pun muncul dari balik pintu.

"Syifa, kamu udah boleh pulang sekarang. Siap-siap yuk!" ucap Rey sumringah.

"Seriusan, Rey?!" sahut Syifa tak percaya.

Sedetik berlalu setelah Rey menganggukkan kepalanya, Syifa langsung mengemasi barang-barangnya.

"Jangan biarkan Syifa membahas Key sama Deylin. Dan pasang earphone kalian dan buka group chat." ucap Rey pelan pada Anesh.

Sedangkan Syifa masih sibuk berkemas dibantu oleh Jeje dan Helen. Dia bersemangat sekali agar segera pulang ke rumah.

****

"Lo yakin, Key?" tanya Deylin saat mereka di perjalanan menuju rumah sakit tempat Syifa dirawat.

"Lah? Kan lo yang nyuruh gue yakin. Ya, gue yakin lah!" sahut Key.

"Gue serius!" bentak Deylin.

"Gue juga serius, Dey. Gue yakin lakuin ini. Lo tenang aja, semoga semuanya akan baik-baik aja." ucap Key sambil memegang bahu Deylin berusaha menenangkan.

Terdengar suara helaan napas dari Deylin.

"Tenang aja Dey, gue yakin kita bisa." batin Key.

Sekitar setengah jam mereka di perjalanan menuju rumah sakit. Ya, jaraknya memang cukup jauh dari villa itu.

"Ish! Kalo gue tau Githa nyuruh kita jauh-jauh ke villa cuma buat bahas ginian doang, gue ngga bakalan mau! Yakali, kita disuruh balik lagi. Buang-buang tenaga aja!" protes Deylin.

"Udahlah, Dey. Lo ngedumel malah lebih buang-buang tenaga." tukas Key.

Deylin dan Key memang menempuh perjalanan kurang lebih 3 jam menuju villa tersebut. Dan karena mereka berangkat siang, maka mereka tiba di sana hari telah sore. Dan baru beberapa jam di sana, mereka sudah harus kembali dan itu membuat Deylin geram.

Don't Fall But Fly [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang