1

3.8K 175 14
                                    

Kim Taehyung, laki-laki berusia 28 tahun itu terlihat terburu-buru menuju parkiran. Setelah berhasil menemukan mobilnya yang baru beberapa menit lalu terparkir di parkiran sebuah pusat perbelanjaan, laki-laki itu langsung masuk dan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Untuknya, ini bukan masalah darurat. Ia bahkan malas mengurusi urusan yang menurutnya sepele ini. Tapi untuk Kim Seokjin, kakaknya, ini penting. Sangat penting dan Taehyung harus segera menyelesaikan masalah yang sudah dibuat oleh keponakan laki-lakinya di sekolah.

Di tempat lain, tepatnya di ruang BK sekolah dasar X, dua orang siswa kelas lima masih sibuk berdebat soal siapa yang salah dan siapa yang benar. Baik Kim-Ha maupun Hyunbin masih belum lelah berteriak menyalahkan satu sama lain atas kekacauan yang terjadi. Membuat kantor yang biasanya tenang mendadak jadi seperti pasar.

Tiga puluh menit sebelumnya seorang siswa datang ke ruang guru untuk melaporkan soal pecahnya dua kaca jendela kelas akibat Kim-Ha dan Hyunbin yang saling melempar barang. Kim-Ha juga dengan tanpa ampun memukuli Hyunbin hingga anak laki-laki itu memiliki lebam di pipinya.

Gadis kecil itu memang terkenal brutal dan gampang tersulut amarah. Ini bahkan bukan kali pertama Kim-Ha berurusan dengan guru BK. Meski hampir seluruh siswa mengetahui hal itu, tapi tak membuat mereka mengurungkan niat untuk mengganggu atau mengejek kehidupan Kim-Ha yang sedikit berbeda dari mereka.

Mobil Taehyung sudah terparkir rapi di halaman sekolah dasar tempat Hyunbin menuntut ilmu selama lima tahun ini. Laki-laki itu lantas membelah lapangan dengan langkah lebarnya menuju ruang BK. Teriakan melengking dari mulut Kim-Ha menyambut kedatangan Taehyung yang baru saja memasuki kantor.

"Sudah kubilang Hyunbin yang menjambakku duluan! Hei anak manja, katakan yang sebenarnya, jangan jadi pengecut!" untuk lebih mendramatisir, sebenarnya Kim-Ha hendak menarik kerah Hyunbin, sayangnya guru Nam segera menahannya, jadi ia hanya bisa menunjuknya saja. Lagipula, suara seseorang keburu menginterupsinya.

"Eits, gadis kecil, pelankan suaramu. Lagipula harusnya kau berbicara dengan lembut, bukannya dengan berteriak."

Semua perhatian langsung tertuju pada si empunya suara. Hyunbin langsung bangkit dan memeluk kaki Taehyung begitu melihat paman kesayangannya. "Paman! Kenapa tidak bilang kalau paman sudah kembali?"

"Biar jadi kejutan. Kau terkejut, kan?" jawab Taehyung sambil berusaha menjauhkan Hyunbin dari kakinya.

Selama ini Taehyung tinggal di Taiwan karena memang dia menyukai negara itu. Makanya laki-laki itu sengaja mencari pekerjaan disana. Hari ini Taehyung kembali ke Korea karena ia ingin sedikit refreshing dari pekerjaannya. Hanya sebentar cuti yang diberikan, mungkin dua hari lagi dia sudah harus kembali ke negeri Formosa itu.

"Ah, begini tuan ... "

"Taehyung," sahut Taehyung seakan tahu kalau guru muda itu sedang kebingungan harus memanggil Taehyung dengan nama apa.

"Ya, tuan Taehyung, keponakanmu terlibat masalah dengan gadis ini," guru Nam melirik Kim-Ha yang kini diam tertunduk. Taehyung mengikuti arah pandang guru itu dan mendapati seorang gadis dengan pakaian lusuhnya.

Bukan lusuh karena habis bergulat tapi karena sepertinya memang sudah lama baju itu tidak diganti dengan yang baru. Perawakannya kecil, tidak seperti anak-anak kelas lima lainnya. Dari ukuran fisiknya, dia malah lebih pantas bergabung dengan anak-anak kelas tiga. Rambutnya pendek di atas bahu, membuat wajah ovalnya terlihat jelas. Bisa Taehyung lihat juga sedikit bekas luka di wajahnya, mungkin bekas cakaran karena berkelahi dengan temannya juga.

"Kudengar Hyunbin memecahkan jendela –-"

"Si Halohalo itu yang memecahkannya paman!" potong Hyunbin cepat. Sayang, Taehyung tak mempedulikannya.

Halo Kim (KTH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang