"Hei, kemari kau. Dasar pencuri!"
"Ugh, aku hanya meminta sedikit makananmu saja, dasar pelit," gumam Kim-Ha sambil terus berlari menghindari pria tua yang tengah mengejarnya. Pria itu tak pantang menyerah meski jaraknya dengan Kim-Ha sudah terbentang jauh. Kim-Ha nyaris selamat dari amukan pemilik mini market yang ia curi beberapa makanan ringannya kalau saja teriakan seorang anak laki-laki yang ketakutan tidak membuatnya peduli dan langsung menghentikan langkahnya.
"Jangan harap temanmu ini akan selamat kalau kau terus berlari!"
"Sial," umpat Ki-Ha. Remaja kelas tiga SMP itu lupa kalau dia tidak sendirian menjalankan aksinya hari ini. Ada seseorang yang memaksa ikut, berkata dengan sesumbar bahwa dia akan bisa lari lebih cepat melebihi Kim-Ha dengan kaki panjangnya, tapi nyatanya, orang itu tertinggal jauh dan sekarang tertangkap oleh pemilik mini market.
Kim-Ha ragu-ragu antara terus melangkah maju atau berbalik demi menyelamatkan anak laki-laki yang sering kali membuatnya repot dan terkena sial. Setelah mengingat-ingat sekejam apa pemilik mini market itu, Kim-Ha menjatuhkan tas berisi camilan curiannya dan mau tak mau berbalik dan berjalan dengan tubuh gemetaran menghampiri si pemilik mini market yang tengah mengangkat kerah baju Hyunbin.
"Nah, coba dari awal saja kau menyerahkan diri." Pemilik mini market itu mendorong Hyunbin mundur dan gantian menarik kasar tudung hoodie Kim-Ha hingga anak itu sempat tercekik. Kemudian pria itu menoyor kepala Kim-Ha berulang kali tanpa ada perlawanan dari gadis remaja itu. "Kau ini kecil-kecil sudah jadi pencuri, mau jadi apa kalau sudah besar?!"
"Kau tahu tidak berapa biaya ganti rugi dari semua barang yang kau curi?"
"P-paman, biar aku saja yang membayar –-"
"Diam, kau tidak usah menolong temanmu yang nakal ini. Sepertinya kau orang kaya, harusnya kau bergaul dengan sesamamu, bukan gembel seperti dia."
Kim-Ha melirik pada Hyunbin yang langsung ciut nyalinya. Gadis itu mengangkat sudut bibirnya melihat betapa pengecutnya Kim Hyunbin. Tapi Kim-Ha harus tetap berterima kasih pada anak itu atas upaya Hyunbin untuk menolongnya, meski gagal sama sekali.
"Paman bisa menghitung utang-utangku. Aku janji akan membayarnya," ucap Ki-Ha cepat. Kim-Ha memang bukan sekali dua kali mencuri dari mini market itu. Setiap kali dia pulang les di sore hari, dia akan mampir dan membayar satu camilan, sedangkan sisanya ia sembunyikan di dalam tas. Mungkin pemilik mini market itu pada akhirya menaruh curiga dan mulai mengawasi gelagat Kim-Ha lewat CCTV dan hari ini, gadis itu tidak bisa mengelak lagi saat pemilik mini market itu melihat aksinya secara langsung.
"Memangnya kau punya uang? Makan saja kau mencuri," ejek pria paruh baya itu.
"Aku pasti akan membayarnya. Katakan berapa yang harus aku bayarkan?"
Pria tua itu mengangkat sebelah alisnya, kemudian pandangannya jatuh pada leher Kim-Ha, dimana benda berkilau berwarna emas melingkar di sana. "Kalungmu sepertinya cukup untuk membayar utang-utangmu."
Kim-Ha mendongak dan melotot menatap si pemilik mini market. "Tidak. Sudah kubilang akan kubayar, pakai uang yang kupunya."
"Siapa yang menjamin kau akan menepati ucapanmu saat ini? kurasa kalung itu tidak mahal, tapi cukup untuk membayar utang-utangmu. Berikan!" Kim-Ha menggeleng, menolak keras perintah pria tua itu.
"Paman, Kim-Ha bilang tidak ya tidak!"
"Sudah kubilang, kau diam saja."
Set.
Karena Kim-Ha tak kunjung memberikan apa yang diinginkannya, pria tua itu menarik kalung Kim-Ha hingga putus, menyisakan rasa perih di leher gadis itu. Kim-Ha membelalak dan langsung berusaha mengambil kalungnya kembali, menghiraukan lecet di leher belakangnya.