18

523 58 0
                                    

"Nyonya Kim, ada yang ingin menemui anda. Dia memaksa agar bertemu sekarang juga."

Sojung menghentikan aktivitas mengetiknya. Untung saja wanita itu belum terlalu sibuk saat ini, jadi dia bisa sedikit meluangkan waktunya menemui tamu dadakan itu. Ketika Sojung menghampiri si tamu di lobi, orang itu tampak gelisah, baik dari ekspresi maupun gesturnya.

"Suhyeon?" Sojung tak salah mengenali orang. Wanita pucat itu benar-benar Suhyeon.

"Nyonya Kim." Suhyeon segera menghampiri Sojung dan meraih kedua tangan wanita itu. "Maaf muncul tiba-tiba begini. Aku benar-benar tidak tahu harus minta tolong pada siapa lagi selain dirimu."

"O-okay, aku akan bantu jika aku bisa. Ada apa?—oh, coba tenangkan dirimu dulu, jangan panik begitu."

"Tolong pertemukan aku dengan Kim-Ha. Aku benar-benar putus asa untuk bisa menemuinya dengan usahaku sendiri. Kim-Ha selalu—-"

"Bukankah Kim-Ha sudah pulang?"

"Pulang?" Suhyeon terkejut, wanita itu terlihat bingung dan menuntut penjelasan dari Sojung.

"Iya. Tadi malam, 'kan kakakmu menjemput Kim-Ha. Ah, kau belum menerima kabar itu?"

"Kakak?" Suhyeon tidak salah dengar, kan? "S-siapa?"

"Um, Cha ... Gunwoo. Dia kakakmu, 'kan?" alih-alih menjawab, Suhyeon malah terlihat semakin kalap. Tubuhnya bergetar dan air mata turun begitu saja membasahi pipi tirusnya.

"Ke mana Kim-Ha pergi? Apa jenis mobilnya? Kau tahu nomor plat mobilnya?" berondongan pertanyaan Suhyeon membuat Sojung bingung dan sedikit terbawa panik. "Nyonya Kim, kau tahu ciri-ciri Cha Gunwoo itu? Tolong jawab pertanyaanku!"

"Aku tidak menemuinya secara langsung. Suami dan adik iparku lah yang menemui mereka semalam, jadi aku tidak tahu. Memangnya kenapa Suhyeon?" Sojung terlihat bingung dengan pertanyaan yang Suhyeon ajukan. Namun dia tak mendapat jawaban atas pertanyaannya karena Suhyeon langsung berbalik pergi tanpa mengatakan apapun lagi. Sojung hanya menatap kepergian wanita itu dengan tatapan heran.

🍀🍀🍀

Suhyeon memasuki rumah yang selama tujuh belas tahun menjadi tempat tinggalnya. Rumah yang juga ia tinggalkan empat belas tahun lalu demi keselamatan bayinya. Wanita itu sama sekali tidak merasa senang menginjakkan kaki kembali ke rumah ini, tapi harus ia lakukan demi putrinya.

Suhyeon yakin orang yang semalam menjemput Kim-Ha adalah suruhan ayahnya. Tuan Cha tidak pernah menginginkan Kim-Ha yang menjadi aib keluarganya, sementara keluarga Cha adalah keuarga terpandang, bahkan tuan Cha sempat menjadi wali kota dan bisa saja akan mengajukan diri untuk pemilihan gubernur tahun depan.

"Di mana anakku?" Suhyeon menatap dingin pada ayahnya yang tengah bersantai di taman belakang.

"Hm? Kenapa kau bertanya padaku?"

"Orang yang menjemput Kim-Ha semalam itu suruhan Ayah, kan?"

"Aku tidak mengerti. Kau datang dan langsung menuduhku seperti ini. Kau tahu aku tidak pernah peduli pada anak itu, jadi kenapa aku harus repot-repot mengurusnya?"

"Kalau begitu, bagaimana soal Cha Gunwoo? Tidak ada orang lain yang tahu soal kakak, tapi orang itu memperkenalkan dirinya sebagai kakakku dengan nama Gunwoo. Cepat beritahu aku di mana Kim-Ha!"

Brak!

"Anak ini!" Tuan Cha menggebrak meja, berdiri dan mendekati Suhyeon. "Begini caramu bersikap pada ayahmu?"

"Aku tidak akan seperti ini jika kau tidak berulah. Aku sudah menuruti kemauanmu dan Kim-Ha tetap tersembunyi dari publik, lalu apa masalahnya?! Kenapa kau tetap mengusik putriku?!" Suhyeon menatap nyalang pada ayahnya. Wanita itu bahkan berani menarik kerah baju pria itu, tak peduli lagi statusnya sebagai ayah.

Halo Kim (KTH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang