Sepanjang perjalanan tak ada percakapan apapun di dalam mobil. Kim-Ha tidak tahu bagaimana memulai percakapan dengan Taehyung yang terlihat masih kesal dan marah setelah bertemu Suhyeon.
"Kita ke rumah Ayah, tidak apa-apa 'kan?"
Perkataan Taehyung barusan membuat Kim-Ha mengerjap, merasa mungkin saja dia salah dengar. "Ke ... rumah Ayah?" Taehyung mengangguk.
"Kau keberatan? Tapi Ayah tidak mau kau kembali ke rumah ibumu. Ayah tidak rela."
Kim-Ha menggeleng cepat. "Tidak, hanya saja ... bagaimana dengan keluarga Ayah? Bibi Yerin dan Minjung." Kim-Ha mengingat nama istri dan anak Taehyung dengan baik sejak Hyunbin mulai menyebut-nyebut kedua nama itu lewat telfon. Kedua nama itu benar-benar tidak bisa hilang dari pikiran Kim-Ha, dan gadis itu kadang merasa cemburu dan iri karena mereka bisa memiliki Taehyung seutuhnya, tidak seperti Kim-Ha yang tidak bisa leluasa mengekspresikan perasaan sayang atau rindunya kepada sang ayah.
Pikiran Taehyung langsung blank begitu mendengar pertanyaan Kim-Ha. Bukannya dia tidak memikirkan apa yang baru saja Kim-Ha tanyakan. Pertanyaan itu bahkan sudah bergelayut di pikirannya sejak sebelum Suhyeon sempat mengungkitnya tadi. Hanya saja Taehyung mencoba melupakan masalah itu sejenak karena dia ingin menghibur putrinya yang tengah bersedih. Lagipula, dia tidak mengira Kim-Ha akan sampai memikirkan dan menanyakan hal seperti itu padanya.
"Aku tahu kalau Ayah punya istri dan anak, sama seperti ibuku yang juga punya kehidupan lain yang membahagiakan. Aku ini hanya sisi gelap dari hidup kalian. Kurasa Bibi Yerin tidak akan bisa menyukaiku jika tahu aku siapa."
Taehyung tidak langsung menjawab. Lelaki itu menepikan mobilnya di bahu jalan. Setelah itu, barulah Taehyung memutar tubuh menghadap Kim-Ha dan menggenggam kedua tangan anak itu. "Yerin adalah wanita yang baik, lembut dan pengertian. Dia akan menerimamu setelah aku bicara padanya. Kita akan tinggal bersama, dan kau akan memanggil Yerin dengan sebutan mama, lalu Minjung akan memanggilmu eonni." Taehyung tersenyum tipis, ada sirat sendu di wajahnya meski dia berusaha keras untuk menyembunyikannya dari Kim-Ha.
"Jadi, jangan berpikir macam-macam lagi, oke?"
Sulit untuk menjawab iya, atau bahkan sekadar mengangguk. Kim-Ha tidak cukup percaya dengan apa yang barusan ayahnya katakan. Bahkan ibunya sendiri butuh waktu lama untuk bisa menerima Kim-Ha, apalagi wanita lain.
"Halo," panggil Taehyung, berusaha memancing respon putrinya yang malah melamun dengan ekspresi sedih. "Percaya pada Ayah. Memang butuh waktu, dan selama itu ... kau tidak apa 'kan bersikap tak lebih dari teman Hyunbin saja? Hanya sementara," janji Taehyung.
"Iya," jawab Kim-Ha lirih, disertai senyuman yang serupa dengan milik ayahnya.
Taehyung membalas senyuman Kim-Ha dan mencium kening putrinya sebelum kembali menjalankan mobil menuju rumahnya –-rumah Kim Seokjin lebih tepatnya.
🍀🍀🍀
Seokjin pergi begitu saja tadi setelah melihat Taehyung membawa Kim-Ha, selebihnya, tidak ada hal yang membuat Kim-Ha khawatir atau tidak nyaman lagi untuk berada di kediaman Kim malam ini. Sojung sudah mengizinkan Kim-Ha menginap setelah Taehyung bilang anak itu sedang bertengkar dengan ibunya dan masalahnya sedikit rumit, tapi dia tak bisa menjelaskannya. Sojung tidak menuntut ingin tahu, alasan Taehyung sudah cukup. Lagipula, Kim-Ha adalah teman putranya, dia juga sudah tahu Kim-Ha sejak anak itu kecil karena Suhyeon dulu bekerja di kantor tempatnya bekerja juga.
Hyunbin senang temannya ada di sini, Yerin juga tidak keberatan dan terlihat gembira saat Minjung bisa langsung akrab dengan Kim-Ha.
"Untuk Aloo." Minjung menyodorkan bonekanya kepada Kim-Ha. Anak itu tertawa senang saat Kim-Ha mengambilnya dan mengucapkan terima kasih.