Suhyeon baru saja mendengar kabar baik dari detektif yang disewa Taehyung bahwa dia telah menemukan tempat yang kemungkinan besar adalah tempat Kim-Ha disembunyikan oleh Tuan Cha. Detektif itu memberitahu lokasinya yang ternyata cukup jauh dari tempat tinggal wanita itu.
"Terima kasih banyak Detektif Goo," ucap Suhyeon sekaligus mengakhiri pembicaraan mereka di telfon. Taehyung hanya menyewa sebatas mencari tahu keberadaan Kim-Ha, dan informasi itu pun sudah memuat Suhyeon senang dan bisa sedikit bernafas lega.
"Taehyung akan senang mendengar kabar ini," gumam Suhyeon sembari mencari kontak Taehyung di ponselnya. Tinggal menekan satu tombol, Suhyeon bisa langsung tersambung ke nomor Taehyung. Tapi tiba-tiba wanita itu menjadi ragu. Bukan karena enggan Kim-Ha bertemu ayahnya lagi, tetapi khawatir akan Yerin yang mungkin marah dan cemburu, lalu akan berdampak buruk pada keutuhan keluarga kecil Taehyung.
Suhyeon meletakkan ponselnya di meja, mengurungkan niatnya untuk memberi tahu Taehyung dan memutuskan untuk pergi sendiri menjemput Kim-Ha. Lagipula, sejak awal ini adalah masalah Suhyeon sendiri, bukan Taehyung, jadi memang sudah seharusnya begini. Taehyung tak perlu ikut campur, dia tidak ingin nasib pernikahan ayah Kim-Ha itu berakhir seperti dirinya.
"Anda yakin akan pergi sendiri?" tanya Bibi Jang setelah mendengar rencana Suhyeon untuk menyusul Kim-Ha ke daerah yang cukup jauh dari tempat tinggalnya.
"Tentu saja, Bi. Aku harus menjemput Kim-Ha," jawab Suhyeon dengan senyuman tipis. "Dia pasti kesepian, mungkin juga ketakutan. Dia juga pasti merindukanku ... kuharap," lirih Suhyeon.
"Tapi itu jauh sekali sementara kondisi tubuh anda sedang tidak stabil, Nyonya Cha. Kenapa tidak minta bantuan Tuan Kim saja?"
"Aku tidak enak, Bi."
Drrt.
Ponsel Suhyeon bergetar, disusul dering tanda telfon masuk. Di layar tertera nama Taehyung,membuat Suhyeon merasa ragu ingin menjawab panggilan pria itu. Sempat berhenti, tapi akhirnya Taehyung kembali menelfon wanita itu. Mau tak mau Suhyeon mengangkatnya.
"Ya Taehyung," sambut Suhyeon lirih.
"Kau sudah diberitahu detektif Goo, 'kan? Soal Halo."
"Kau ... juga tahu?"
"Jadi kau berharap aku tidak tahu?" nada bicara Taehyung berubah sinis. "Kau lupa siapa yang menyewa dan membayar jasa detektif itu?"
"B-baiklah, maafkan aku. Detektif belum lama memberiku kabar itu dan ... besok aku akan langsung ke sana."
"Okay, jam berapa? Kita ke sana bersama," balas Taehyung.
"T-tidak! Aku bisa sendiri, Taehyung."
"Suhyeon, aku sudah bilang untuk tidak egois, 'kan?"
"Aku tahu," kata Suhyeon frustrasi. "Tapi bagaimana dengan Yerin? Kau sudah bicara padanya?"
"Belum," jawab Taehyung lesu.
"Kau yakin dia akan mengizinkanmu? Kau tak bisa pergi begitu saja tanpa izin dari Yerin."
"Aku tahu, aku akan bicara padanya. Kau, sebaiknya jangan coba-coba pergi tanpa aku. Kau juga sedang hamil, pikirkan bayimu jika harus menyetir sendiri atau bahkan naik kendaraan umum yang ramai orang lain. Keduanya bukan pilihan bagus."
Suhyeon tersenyum samar, sedikit tersentuh atas perhatian yang Taehyung berikan. Sayang sekali Suhyeon tak bisa berharap banyak pada Taehyung yang sudah menjadi milik orang lain.
Menyedihkan.
"Kau istirahatlah. Aku akan mengabarimu secepatnya soal rencana besok, dan aku akan pastikan aku mendapat izin dari istriku."
