12.25 Louis Tomlinson

313 71 5
                                    

Dinginnya permukaan kaca menyebar ke pipi Abby. Dengungan mesin pesawat mengiringinya, mengirimkan gelombang yang menenangkan. Mata Abby memandang kosong pada lintasan pesawat yang kosong. Semua penerbangan ataupun kedatangan dihentikan. Abby hanya bisa berharap Louis baik-baik saja di atas sana.

Sudah terlalu lama dia tak menggerakan se-inci dari tubuhnya. Dia terpaku di sudut jendela dengan kaki yang didekapnya dengan erat. Ia letih menangis. Sadar akan air matanya tidak akan merubah kenyataan.

"Dia akan kembali pasti."

Ucapan pria itu kembali menelusup ke telinganya. Pria yang tiba-tiba ada di sekitarnya bahkan saat ia menginjakkan kaki di bandara.

Pria itu menghela napas ketika mendapatkan respon yang sama. Dia bangkit dari posisi duduknya, yang tepat berseberangan dengan Abby. "Mau kubelikan sesuatu?"

Abby menggulum bibirnya dan makin mengeratkan pelukannya. Enggan sedikitpun untuk mencuri pandang kepad pria baik hati itu.

Pria itu berjalan menjauh dan menghampiri Karlie yang tengah asik menyesap segelas kopi setelah wara-wiri mencari informasi.

"Apa yang kau dapatkan?"

"Gedung kembar sudah rata dengan tanah," ujar Karlie, membuang gelas kertas ke tong sampah di sebelahnya. Ia kembali menengadah untuk menyaksikan berita di televisi. "Dan keduanya ditabrak pesawat, Doug."

Pria bersurai cokelat itu lantas langsung menoleh kepada Karlie yang tersenyum getir. Dia dapat merasakan kepedihan yang sama seperti yang dirasakan Abby.

"Demi tuhan! Mereka menggunakan pesawat untuk menghancurkannya!" Karlie tiba-tiba tertawa kecil. Dia menarik poninya kebelakang, memperlihatkan dengan jelas air mata yang menggenang di mata wanita itu. Kemudian ia menunduk dan menutupi wajahnya. Doug langsung mengusap punggung wanita itu dengan lembut. "Bagaimana dengan Abby? Bagaimana dia bisa kuat menghadapi ini?"

Rencana kepergian Doug ke Florida telah berganti haluan karena peristiwa ini. Tanpa kenal dekat siapa kedua gadis itu, dia merasa ikut terpukul dengan peristiwa ini. Seakan-akan pria bernama Louis itu telah mengambil peran dalam hidupnya.

Usapannya perlahan melambat saat matanya membaca teks di televisi. Dia terperangah. Tubuhnya limbung saat membacanya. Terlebih mendengar nama maskapai yang terus didengarnya. Beberapa orang pun ikut berhenti di dekat televisi dan menyaksikan.

Seorang petugas mengeraskan volume televisi hingga terdengar keras.

"... sudah bisa kami pastikan jika American Airline Flights 11 menabrakkan diri ke gedung World Trade Center..."

Karlie terisak lebih hebat lagi. Dia mempertahankan posisi tubuhnya dengan memegang erat sebuah punggung kursi. Refleks Doug langsung menoleh kepada Abby.

Gadis itu tak bergerak sedikit pun, hanya air mata yang mengalir di pipinya.

September Eleven | 1d ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang