Brooklyn, New York, United States
11 September 2001
17:00 AM**
Matahari mulai turun dari singgasananya dan Ruby maish bertahan di anak tangga, menanti tanpa harapan. Dave berkali-kali membujuknya untuk menunggu di dalam. Ruby menolak. Dia ingin menjadi yang pertama untuk menyambut kedatangan Liam.
Dia akan memeluknya dengan erat. Menghirup dalam-dalam aroma parfum pria itu. Merasakan kehadiran Liam sepenuhnya.
Tapi membayangkan Liam untuk berdiri di hadapannya saja sudah sulit. Masih terngiang-ngiang ketika sambungan telfon mereka terputus dan saat itu juga layar televisi menayangkan rubuhnya dua gedung gagah tersebut.
Mungkinkah Liam masih hidup?
Suara mesin mobil yang mendekat membuat Ruby mengangkat kepalanya. Sebuah mobil hitam tertangkap pandangannya.
Pintu mobil terbuka, namun tak juga menunjukkan pengemudinya. Ruby bangkit untuk melihat lebih jelas. Jelas ia khawatir bukan main dengan siapa yang akan dilihatnya. Apakah pasangannya?
Seorang pria tambun turun dari mobil. Dia tersenyum samar pada Ruby dengan tatapan yang tak menyiratkan semangat seperti biasanya. Dia adalah Tony, kepala pemadam kebakaran di mana Liam mengabdi selama ini.
Ruby menggenggam erat pegangan tangga, menahan agar tubuhnya tidak roboh. Dia merasakan dadanya tertikam begitu dalam saat pria tadi melepas topinya dan menatap tanah.
"Dia tidak selamat bukan?" tanya Ruby dengan tenggorokan yang terasa amat sakit karena menahan air mata.
"Dia meninggal dengan terhormat. Seperti keinginannya."
Kaki Ruby lunglai. Dia tak lagi mampu menahannya. Separuh dari jiwanya seakan pergi. Dia ing in menjerit, mengutuk keputusan Tuhan. Tapi apa daya, ia terlalu lemah untuk melakukannya. Dia hanya bisa menangis mengiringi kepergian kekasih yang dicintainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
September Eleven | 1d ✔️
FanfictionLima kisah berbeda tentang cinta dan kehilangan dalam tragedi Sebelas September. [On Editing] Copyright © 2016 by Kryptonitexx