0.2

11.1K 1.2K 76
                                    

Sentuhan Hyunbin pada kejantanan Minhyun semakin menjadi-jadi. Urutannya semakin keras yang tentunya membuat erangan Minhyun semakin kencang saja. Hyunbin begitu cinta mendengar desahan Minhyun yang memenuhi kamar hotel ini.

Perlahan Hyunbin menanggalkan celana Minhyun yang begitu mengganggu acaranya. Ia ingin segera bermain langsung dengan adik kecil Minhyun. Minhyun menggigit bibirnya kala lidah Hyunbin mulai menyusuri kejantanannya.

Ia terus menahan erangan keras yang hendak keluar dari mulutnya. Rasa ini tak bisa ia jelaskan. Perasaan nikmat yang meletup-letup saat Hyunbin memanjakan miliknya. Tangan Hyunbin yang tidak bisa diam nyatanya sejak tadi masih asik mengelusi paha dalam Minhyun.

Awalnya Hyunbin memang merasa aneh karena ini baru pertama kali untuknya mengulum milik Minhyun yang nyatanya sama dengannya ini meskipun memang ukurannya berbeda. Diam-diam Hyunbin tertawa dalam hati, jadi hanya sebesar ini benda yang memuaskan kakaknya dulu?

Namun siapa peduli, sekarang yang mereka butuhkan bukan bagian ini dari Minhyun. Toh mereka tak akan menggunakan ini untuk menuju inti dari permainan ini. Tenang saja, Hyunbin kecil sedari tadi sudah sangat siap menuju kehangatan seorang Hwang Minhyun.

Hyunbin melakukannya karena ia ingin menyenangkan partnernya ini yang sedari tadi sepertinya sangat menikmati perlakuan Hyunbin pada tubuhnya. Mulutnya masih asik mengulum milik Minhyun itu sedari tadi.

Hyunbin mengisap precum Minhyun dengan semangat. Ia begitu menikmati pengalaman pertamanya melakukan blow job. Hyunbin sangat puas melihat reaksi yang ia dapatkan dari Minhyun. Ia ingin terus melakukannya lagi.

Minhyun menghentikan aksi Hyunbin pada adiknya ini. Ia membalik tubuh mereka sehingga sekarang ia yang berada di atas. Minhyun menatap Hyunbin yang berada di bawah tubuhnya. Perlahan ia meraba garis rahang Hyunbin menggunakan jari-jarinya sambil menatap Hyunbin tepat di matanya.

Lalu Minhyun mencium hidung Hyunbin baru setelah itu turun ke bibir Hyunbin. Ia mencium Hyunbin dalam. Tangannya masih setia memegang Hyunbin pada garis rahangnya.

Minhyun sangat menyukai garis rahang yang begitu tegas milik Hyunbin dipadu dengan bibir penuhnya. Rasanya Minhyun ingin terus menciuminya sampai tak tersisa. Hyunbin dan Minhyun masih terlarut dalam ciuman panas sampai bunyi kecipak memenuhi pendengaran mereka.

Tangan Hyunbin meremas bokong sintal Minhyun di bawah sana. Hal ini membuat Minhyun semakin semangat dalam sesi memakan bibir Hyunbin. Lidah Minhyun sedari tadi terus berusaha untuk menggoda  pria di bawahnya ini.

Lidahnya melesak masuk ke dalam mulut hangat Hyunbin. Ia menjilati setiap bagian dari rongga mulut si dominan. Mereka pun akhirnya terlibat dalam perang lidah  yang begitu memabukkan. Semakin panas perangnya semakin keras pula remasan Hyunbin pada bokong telanjang Minhyun.

Iseng, Minhyun mulai menggesekkan kedua kejantanan mereka. Hyunbin pun membantu dengan memaju-mundurkan bokong Minhyun yang masih berada digenggamannya. 

Minhyun yang sudah tidak bisa tahan pun bangkit. Ia mensejajarkan wajahnya tepat di depan kejantanan Hyunbin. Perlahan Minhyun membuka kancing celana Hyunbin lalu menariknya bersama celana dalamnya.

Minhyun mulai melakukan hal yang sama dengan yang Hyunbin lakukan padanya tadi. Ia mengulumnya, mencoba untuk memasukan seluruhnya pada mulutnya. Minhyun ingin memberikan pemanasan pada Hyunbin sebelum bertemu dengan kehangatannya.

Ia melakukannya sembari sesekali mengurut dengan tangannya. Hyunbin sejak tadi memejamkan matanya menikmati servis pria manis yang sedang asik dengan mainannya ini. Tangannya mengelus lembut surai hitam Minhyun.

Setelah kira-kira Hyunbin begitu terasa besar di mulutnya, Minhyun melepaskannya. Awalnya Hyunbin merasa kecewa karena kehangatannya menghilang. Namun melihat Minhyun yang duduk di pangkuannya lalu mengarahkan kejantannya menuju lubang surga milik Minhyun, perasaan Hyunbin kembali dipompa.

"Hyung, kau tak mau menggunakan pelumas? Aku bahkan belum mempersiapkan lubangmu dengan benar".

Hyunbin sebenarnya khawatir melihat Minhyun yang ingin langsung memasukannya tanpa persiapan yang benar. Namun melihat gerakan Minhyun yang tanpa ragu begitu membuatnya paham bahwa pria manis yang sedang duduk di pinggangnya ini sudah tak ada waktu untuk segala persiapan itu.

Hasrat Minhyun sudah diubun-ubun. Ia harus segera menyelesaikannya. Jadi mengabaikan ucapan Hyunbin barusan dengan mengatakan 'tidak perlu', Minhyun segera melanjutkan aksinya.

Minhyun meringis pelan saat Hyunbin mulai memasukinya perlahan. Rasanya begitu sakit sampai seakan tubuhnya dibelah dua. Namun ia tak punya pilihan. Untuk mengejar puncak kenikmatannya ia memang harus menderita sedikit dulu bukan?

Helaan nafas lega keluar dari mulut Minhyun saat Hyunbin berada sepenuhnya dalam dirinya. Hyunbin sedang asik menatapi Minhyun yang sedang mengejar kenikmatannya sendiri dengan menaik-turunkan tubuhnya di atas pangkuan Hyunbin.

Lubang Minhyun begitu ketat. Hyunbin tak pernah memasuki yang seketat ini sebelumnya. Kejantanannya dipijat lembut di dalam sana. Rasanya begitu hangat dan memabukkan. Apalagi Minhyun sendirilah yang menginginkannya.

Minhyun masih terus melanjutkan aksinya. Kepalanya menengadah ke atas tanda bahwa ia begitu menikmatinya. Bokong sintalnya yang bertubrukan dengan pinggang Hyunbin membuat sensasi tersendiri bagi keduanya. Rasanya yang tak mungkin untuk dilupakan.

Tak lama keduanya keluar bersamaan. Kini bergantian, Minhyun berbaring di ranjang dengan Hyunbin di atasnya. Mereka terus mengulanginya lagi dan lagi sampai tak sadar entah sudah berapa kali. Mungkin mereka kencanduan dengan rasa dari kegiatan panas ini.

***

Hyunbin yang pertama bangun setelah malam melelahkan mereka. Ia mengecek jam di nakas yang menunjukkan bahwa sekarang sudah jam 4 sore. Hyunbin melirik ke samping dimana Minhyun tengah tidur dalam pelukannya.

Hyunbin menyingkap poni Minhyun yang menutupi dahinya lalu mengecupnya lama. Setelah itu ia hanya memandangi Minhyun yang tengah tidur dengan lelapnya sembari mengusap pipi Minhyun dengan ibu jarinya.

Terganggu dengan gerakan makhluk yang tengah memeluknya ini membuat Minhyun terbangun. Perlahan ia membuka matanya. Pemandangan di depannya entah kenapa membuatnya begitu terkesima.

Hyunbin yang baru bangun tidur terlihat ratusan kali lebih tampan dari biasanya. Rambut acak-acakan dengan tubuh polos yang memeluknya erat seakan menghantarkan perasaan hangat ke dalam relung hatinya.

Minhyun bergerak maju untuk mencium bibir Hyunbin sekilas lalu bergerak hendak untuk bangun. Namun sayangnya Hyunbin menahan Minhyun sehingga ia jatuh kembali ke dalam dekapan pria yang lebih besar darinya ini.

"Biarkanlah sebentar seperti ini dulu hyung".

"Sekarang jam berapa memangnya?".

"Jam 4 sore, kau sudah terlambat untuk berangkat kerja hyung jadi beginilah sebentar lagi".

Minhyun mendengus sebal mendengar perkataan Hyunbin. Lagi pula kenapa juga ia harus mengambil one night stand saat jelas-jelas besok ia harus masuk kerja? Duh, bodohnya otak Minhyun yang tengah patah hati.

Mereka terus berpelukan sampai akhirnya Minhyun merasa jengah dan gerah karena Hyunbin memeluknya begitu erat seakan tak ingin melepaskannya.

"Aku mau mandi saja setelah itu pulang".

"Baiklah".

Minhyun pun mandi dan setelah itu Hyunbin pun menyusul. Mereka berdua beres-beres lalu pulang ke rumah masing-masing. Awalnya Hyunbin menawarkan Minhyun untuk ia antar pulang karena rupanya Minhyun tak membawa mobilnya.

Namun sayangnya pria manis tapi galak itu menolaknya. Katanya ia sedang ingin jalan-jalan dulu baru pulang. Ya sudah deh kalau niat baik Hyunbin ditolak. Malahan ia jadi bisa pulang lebih cepat.

TBC

Ngebut nulisnya wkwkw~ 

Typo is art

males baca ulang besok mau padus takut telat bangun eheheheh~

Body - Kwon Hyunbin x Hwang Minhyun [S1+S2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang