2.7

2.9K 546 101
                                    

Setelah tadi Hyunbin berhasil membungkam mulut kakaknya yang tidak henti bertanya dengan alasan Yuri akan tahu sendiri minggu depan. Lalu dilanjutkan makan siang yang cukup canggung, Hyunbin pun pamit untuk pulang (meskipun rumah sebenarnya adalah disini).

Orang tuanya pun tidak banyak bertanya karena sepertinya mereka tahu bahwa Hyunbin tinggal di rumah kekasihnya. Ya, setidaknya mereka tahu bahwa kali ini Hyunbin tidak main-main dengan perasaannya. Ia benar-benar tulus mencintai kekasihnya yang tak lain adalah Hwang Minhyun.

Dibawah sinar matahari yang cukup terik dimusim semi ini, Hyunbin menjalankan mobilnya menuju apartemen mereka. Tadinya ia ingin segera memberitahu bahwa orang tuanya menyetujui pembatalan asal Minhyun dibawa ke sana sebagai bukti.

Namun pikirannya berubah, ia ingin mengejutkan pria manis itu. Mungkin saja Minhyun sudah membayangkan hal-hal menyeramkan yang terjadi dengannya, bukan? Seperti dipukuli atau bahkan tidak dianggap anak lagi? Hyunbin terkikik membayangkan gusarnya Minhyun dirumah.

Saat sampai diparkiran, Hyunbin dengan cepat berjalan menuju lift dimana apartemen mereka berada. Kakinya mengambil langkah besar lalu segera mengetikkan kata sandi yang ia pikir harus segera diganti. Bagaimana Minhyun bisa terus menggunakan kata sandi tanggal lahir kakaknya sementara sekarang ia sudah ada kekasih yang baru?

Namun suasana yang Hyunbin dapatkan ketika ia masuk bukanlah yang ia bayangkan. Semua lampu apartemen mereka dimatikan dan sepatu kerja Minhyun tidak ada dirak. Apa ia harus bekerja pada hari libur seperti ini? Kasihan sekali kekasih manisnya itu.

Karena tidak ingin menganggu Minhyun yang harus lembur dan menambah beban pikirannya selama bekerja, akhirnya Hyunbin memilih untuk menunggu Minhyun sampai ia pulang. Selagi menunggu, Hyunbin memutuskan untuk membersihkan apartemen mereka.

Sebenarnya saat ia pertama kali datang ke apartemen ini untuk ukuran laki-laki tempat tinggal Minhyun ini bisa dibilang sangat rapi. Namun semenjak mereka tinggal bersama, kegiatan bersih-bersih Minhyun kebanyakan berganti oleh kegiatan mereka untuk bermesraan jadi sekarang sedikit kurang terurus.

Hyunbin mengganti pakaiannya menjadi sedikit lebih nyaman lalu mulai mengerjakan sesi bersih-bersih siang menuju sore ini. Pertama Hyunbin mencuci semua piring kotor yang ada diwastafel satu per satu. Setelah ia selesai ia mulai berjalan menuju mesin cuci dan memasukan pakaian kotor mereka.

Sembari menunggu, pria itu juga tak lupa membersihkan lantai dengan vacuum cleaner dan mengepelnya. Karena kasur mereka selalu merapikannya jadi Hyunbin bisa melewatkan itu. Ia hanya menata barang-barang yang sedikit berantakan dikamar mereka.

Saat ia kembali ke mesin cuci, untugnya benda itu sudah selesai membersihkan seluruh pakaian mereka. Hyunbin langsung mengeluarkannya lalu menjemurnya karena masih sedikit basah. Dan pekerjaan terakhirnya adalah menata barang-barang lainnya yang kurang rapi diapartemen ini.

Bibirnya mengulas senyum penuh kepuasan setelah menyelesaikan segala pekerjaannya. Ia berjalan menuju dapur untuk membuat segelas kopi dingin untuk ia minum sambil menonton TV agar tidak bosan karena Minhyun belum pulang juga.

Ia berpikir bahwa mungkin pria manis itu punya banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Mungkin saat ia sudah pulang nanti, Hyunbin harus meminjat punggungnya agar tidak sakit esok hari.

Karena menurutnya tontonan malam ini sedikit membosankan, Hyunbin memutuskan untuk bermain game saja diponselnya. Ia membaringkan tubuhnya disofa lalu bermain. Setelah sekitar 1 jam, tanpa sadar karena kelelahan Hyunbin jatuh tertidur.

***

Hyunbin memicingkan matanya saat merasakan pancaran cahaya yang terlalu kuat menusuk indera penglihatannya itu. Tubuhnya terasa sedikit menggigil. Ia tertidur disofa sejak semalam rupanya. Hyunbin mengambil ponselnya lalu melihat bahwa sudah pukul 11 siang.

Aneh sekali, biasanya kalau ia tertidur disofa seperti ini Minhyun akan membangunkannya untuk pindah atau sekadar memberinya bantal dan selimut kalau melihat gurat di wajah Hyunbin yang terlalu lelah untuk dibangunkan. Apa pria manis itu belum pulang? Hyunbin segera bangun dari tidurnya.

Pria itu mulai mencari kekasih manisnya ke seluruh ruangan. Mulai dari kamar mereka, dapur, kamar mandi dan tempat lainnya. Namun hasilnya nihil. Tidak ada Minhyun dimana pun. Hyunbin akhirnya mengecek ponselnya barangkali ada pesan dari pria manis itu.

Waktu itu saat ia tidak pulang, Minhyun mengiriminya pesan. Namun saat ia mengecek seluruh pesan dan panggilan suara tidak ada satupun dari kekasihnya itu. Hyunbin masih mencoba berpikir positif. Mungkin Minhyun terlalu sibuk untuk sekadar memberinya kabar.

Jadi ia memutuskan untuk membuatkan Minhyun makanan sederhana karena pastinya pria itu tidak akan ingat makan saat sedang bekerja. Setelah selesai ia segera memasukannya ke dalam kotak bekal makanan. Hanya beberapa potong sandwich sederhana tapi semoga saja bisa mencegah Minhyun dari maag.

Mengabaikan tubuhnya yang cukup panas saat ia menyentuh dahinya sendiri, Hyunbin tetap menyambar jaketnya untuk mengantarkan sendiri makanan ini pada Minhyun. Mungkin saja ini karena dirinya yang kelelahan lalu kedinginan karena tidur disofa tanpa selimut.

Ia jalankan mobilnya menuju tempat kerja atau kantor Minhyun. Saat dijalan, ia tidak sengaja melihat toko buah yang tidak terlalu ramai. Hyunbin pun berniat membeli beberapa agar pencernaan Minhyun lancar meskipun tidak makan beberapa saat.

Pria itu memarkirkan mobilnya disamping jalan lalu masuk ke dalam toko. Ia disambut oleh wanita yang sepertinya lebih tua dari ibunya. Wanita itu sangat ramah dan memilihkan apel segar dengan senang hati saat Hyunbin bilang ia tidak mengerti mana yang bagus.

Harganya pun tidak mahal bahkan bisa dibilang murah dengan kualitas apel yang sangat bagus seperti ini. Wanita tua ini sepertinya berjualan bukan untuk mencari uang namun hanya karena bosan jika harus dirumah.

"Anak muda, hati-hatilah saat berkendara. Kemarin ada kecelakaan disekitar sini. Sepertinya ia ingin berangkat kerja dan keadaannya cukup parah" ucap wanita tua itu mengingatkan.

"Ah, baiklah. Terima kasih halmeoni, apelnya bagus sekali. Kapan-kapan aku akan berkunjung lagi" jawab Hyunbin sopan.

"Ya, jangan lupa pesanku".

Hyunbin membungkuk sopan lalu berjalan menuju mobilnya dan kembali menyalakan mesinnya untuk segera bertemu dengan kekasihnya itu. Saat sampai dikantor Minhyun, ia segera menjalankan kaki jenjangnya menuju resepsionis.

Ia ingin mengejutkan Minhyun dengan kedatangannya karena itu ia memilih untuk menanyakan sekaligus meminta access card untuk ke dalam. Saat ia tiba didepan meja resepsionis, wanita muda yang menjaga membungkukan tubuhnya sopan.

'Oh, mungkin mereka tahu kalau aku ini akan menikah dengan Seulgi tadinya' pikir Hyunbin karena merasa aneh kalau seorang resepsionis begitu sopan pada orang asing.

"Selamat siang, boleh aku masuk karena aku ingin mengantarkan makanan" ucap Hyunbin sambil mengangkat kotak bekal dan seplastik apel.

"Ah, apa Tuan ingin bertemu dengan Nona Seulgi? Mari saya antarkan" jawab wanita itu ramah.

"Bukan, aku ingin bertemu dengan Tuan Hwang Minhyun".

"Tuan Hwang Minhyun? Ia terakhir ke kantor Hari Jumat ini. Kemarin saat ia saya minta untuk datang karena rapat dadakan, Tuan Hwang tidak datang meskipun berjanji akan tiba 1 jam dari waktu saya menelepon".

"APA?".

TBC

Ngebut~~~

Guys, ada saran lagu yang romantis gitu buat 30 days otp writing challenge?

Maapkan segala typo yaaa

Voment boleh?

Body - Kwon Hyunbin x Hwang Minhyun [S1+S2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang