EPILOG - 6

585 54 5
                                    

Jinyoung tampak berpikir sebentar, tapi mulutnya terbuka sebelum Minhyun berbicara lagi. "Adik," ucapnya, "adik perempuan lebih tepatnya."

Mata Minhyun membeo. Sungguh permintaan yang tidak diduga-duga. Seperti yang dikatakan oleh Jinyoung, ini agak sedikit rumit. Aneh-aneh saja permintaan anaknya yanf satu ini. Karena malas mengurusi kerumitan, ia alihkan tubuhnya menghadap ke Daehwi. Menatap wajah itu dengan penuh harap.

"Aku sama dengan Jinyoung Hyung," ujar Daehwi pelan- pelan.

Minhyun mendesah kecewa. Apa-apaan kedua anaknya ini? Mengejutkannya dengan permintaan yang tidak-tidak. Saat itulah, Minhyun langsung menghadapkan wajahnya ke tengah.

Dengan bibir yang mengecurut, Minhyun pun bertanya, "kalian ingin sekali?"

Kedua remaja dengan piyama polkadot biru yang sama itu pun mengangguk bersamaan. Duh, kenapa anaknya jadi seperti kembar begini?

"Tapi kalian tahu aku laki-laki dan diantara kami tidak ada yang bisa mengandung. Jadi tidak kah kalian berpikir itu hal yang mustahil?"

Jinyoung menghela nafasnya kasar. Ayahnya ini bodoh atau bagaimana sih? Kalau itu Jinyoung sih sudah tahu sejak lama. Tapi masa solusinya yang sangat mudah ditemukan itu malah tidak tahu?

"Appa, kami juga tahu. Justru karena itu kami menginginkan adik perempuan sebagai hadiah natal. Adik lucu yang bisa kami ajak main," ucap Jinyoung.

"Tapi—"

"Panti asuhan, appa. Kita hanya perlu mengadopsi anak perempuan. Aku ingin merayakan natal bersama anggota keluarga yang baru," sekarang Daehwi yang menjelaskan.

Minhyun yang mengerti pun segera bangun kegirangan. Huh, ia tidak paham mengapa otaknya tidak berpikir secepat itu?! "Oh, ide kalian sangat bagus. Aku akan bicarakan dengan daddy kalian dan kalau ia tidak mau akan aku paksa jadi kalian tidak perlu khawatir. Kita ke sana dalam 3 hari!"

Jinyoung dan Daehwi hanya tersenyum girang melihat kepergian ayahnya menuju dapur. Well, mungkin malam ini mereka akan makan masakan spesial.

***

"Kami akan bicara dengan pemilik panti asuhan ini dan kalian coba berkeliling saja. Barang kali ada anak kecil yang kalian ingin bawa pulang," ucap Minhyun sambil terkikik begitu mobil mereka tiba. Kini mereka telah sampai di sebuah panti asuhan kecil di tengah kota Los Angeles.

"Baik, appa," jawab keduanya yang langsung melesat turun dari mobil dan pergi ke lapangan di mana anak-anak tengah bermain. Tanpa sadar Minhyun terhanyut oleh tawa mereka selagi berlari mengejar bola.

"Sayang, tapi janji bahwa ini tidak akan merepotkanmu." Minhyun menolehkan pandangannya dari lapangan itu menuju suaminya yang baru saja bicara. Ia mengangguk pasti. Lagi pula menambah satu anggota keluarga lagi bukanlah hal yang buruk.

Lagi pula setelah bertahun-tahun hidup bersama lelaki semua terkadang menyulitkan. Meskipun Minhyun itu agak lembut dan tidak semaskulin lelaki biasanya, tetap saja kalau sedang ada hal yang dibacarakan sering kali kalau tidak ada sosok perempuan ada yang kurang rasanya. Ide dari kedua anaknya itu semoga membawa perubahan pada rumah mereka.

Minhyun kebanyakan harus mengurusi keperluan rumah sendirian sementara kedua anaknya itu sibuk bermain game. Suasananya rumahnya pun tidak terlalu cerah dan kadang ia juga ingin mendengar suara melengking bukan hanya suara berat suaminya itu.

"Tentu. Ayo masuk," ucap Minhyun sembari tersenyum.

Hyunbin menarik tengkuk Minhyun lalu mencium dahinya lembut, "Ayo."

Mereka berdua pun keluar dan menuju kantor di mana mereka sudah janjian untuk bertemu dengan si pemilik panti. Si pemilik yang mereka telepon kemarin rupanya seorang wanita yang sudah tidak lagi muda dengan pakaian berwarna cerah. Senyumnya ramah, sepertinya ia sangat senang bisa menjaga panti ini.

Body - Kwon Hyunbin x Hwang Minhyun [S1+S2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang