1.5

4.5K 770 127
                                    

"Ya Tuhan, ada apa dengan wajahmu Hyunbin-ah?". Seulgi berteriak kaget saat melihat Hyunbin masuk ke dalam rumahnya dengan wajah babak belur.

"Habis menolong orang di jalan" jawab Hyunbin asal. Tidak mungkin kan ia mengatakan ia dipukuli oleh Minhyun?

"Ya Tuhan, sini aku obati". Seulgi yang duduk di sofa ruang tamu menepuk tempat di sebelahnya.fka

Hyunbin yang melihat itu pun hanya menurut saja. Ia mendaratkan bokongnya pada sofa yang terasa empuk itu. Seulgi pun bergegas mengambil obat-obatan untuk mengobati Hyunbin lalu mendudukan kembali tubuhnya di sebelah pria itu.

Dengan telaten Seulgi mulai mengobati luka-luka yang terdapat di wajah Hyunbin. Pada sudut bibirnya terlihat bekas darah yang mengering juga pipinya memar keunguan. Hyunbin beberapa kali meringis pelan.

Seulgi membersihkan luka Hyunbin yang terlihat mengeluarkan darah dengan cairan alkohol dan memberikan povidone iodine lalu meratakannya. Tak lupa ia juga mengompres lebam pada wajah Hyunbin dengan es.

Hyunbin mengatakan terima kasih karena Seulgi sudah mengobati lukanya setelah itu ia beranjak menuju kamarnya untuk berganti baju. Seulgi dengan sabar menunggunya selesai.

Hyunbin pun sudah mengganti pakaiannya dari kaos dan ripped jeans menjadi kemeja kotak-kotak dan sebuah celana bahan. Seulgi hari ini tambil anggun dengan dress hitamnya dipadu high heels dengan warna putih tulang.

Siapa pun yang melihat mereka berdua jalan berdampingan pasti akan berdecak kagum akan betapa serasinya pasangan ini. Tubuh keduanya tumbuh tinggi dengan kaki jenjang dan wajah menawan. Sebuah perpaduan yang diimpikan banyak orang.

Namun siapa sangka jika mereka hanyalah dijodohkan? Bahkan di hati Hyunbin hanya ada seorang Hwang Minhyun dan Seulgi tak kan mampu menerobos masuk ke dalamnya. Ia bahkan sudah diusir saat hanya sekadar mengetuk pintu hati Hyunbin.

Tapi Seulgi tak tahu akan hati Hyunbin yang sudah dimiliki orang lain. Ia tahu jika Hyunbin belum memiliki perasaan padanya namun ia akan terus berusaha untuk membuat pria itu jatuh ke dalam pesonanya.

Begitulah harapan Seulgi yang nyatanya sulit untuk diwujudkan karena untuk Hyunbin hanya ada seorang Hwang Minhyun saja.

Tak terasa Lexus LF-A milik Hyunbin tiba di butik tempat di mana mereka membuat baju pengantin untuk pernikahan mereka yang akan digelar tidak lama lagi. Saat masuk mereka di sapa oleh para pegawai dan dipersilahkan menuju tempat baju mereka.

"Selamat sore Mr. Kwon dan Ms. Kang. Oh, mengapa wajah Anda babak belur seperti ini Mr. Kwon?" Ucap designer yang merancang baju mereka.

"Ah, ini? Menolong orang katanya" jawab Seulgi mewakilkan Hyunbin.

"Begitu, ya? Baiklah, mari saya antar untuk melihat baju kalian".

Perancang busana itu mengantar mereka berdua menuju sebuah ruangan yang ada di dalam butik itu. Di hadapan mereka kini ada 1 pasang baju pengantin dengan nuansa putih bercorak hitam.

Gaun pernikahan yang akan digunakan Seulgi nanti bermodel The Tea-length . Yang mana gaun itu berada di bawah lutut dan di atas tumit. Akan sangat sempurna untuk Seulgi dengan kaki jenjangnya yang akan dipamerkan nanti.

Sementara untuk Hyunbin hanya tuxedo biasa dengan dasi hitam. Tapi model seperti itu justru akan membuat orang terperangah akan penampilannya yang sangat tidak biasa. Yang mana sehari-hari Hyunbin hanya menggunakan kaos dan ripped jeans.

Setelah dari butik, mereka berdua segera menuju tempat di mana mereka akan mencicipi makanan yang akan ada di pernikahan mereka. Hyunbin dan Seulgi sepakat untuk memilih tema glamor dengan berbagai pilihan wine.

Pukul 9 malam akhirnya mereka selesai untuk survei pernikahan. Tadinya Hyunbin ingin mengantar langsung Seulgi ke rumahnya namun karena Seulgi membawa mobil yang diparkirkan di rumah Hyunbin, mereka berdua pun menjalankan mobilnya ke rumah Hyunbin.

Saat sampai Seulgi berpamitan pada orang tua si pemilik rumah lalu segera menuju mobilnya untuk pulang.

***

Minhyun kacau. Setelah menangis sejak siang sampai sore hari di apartemennya, saat ini ia terjebak di sebuah kedai sendirian. Botol kosong soju dan sebuah gelas kecil dihadapannya adalah satu-satunya hal yang menemani di sini.

Entah sudah berapa botol soju dihadapannya ini. Minuman beralkohol itu terus-terusan ia pesan lalu ia tenggak ke dalam kerongkongannya. Bahkan sang pemilik kedai sudah memintanya untuk berhenti minum namun sayangnya Minhyun tidak peduli sama sekali.

Kesadarannya sudah sepenuhnya hilang tapi inilah yang Minhyun harapkan. Ia ingin melupakan segala sesuatu yang mengganggu pikirannya akhir-akhir ini untuk sejenak saja. Meskipun harus melampiaskannya dengan berbotol-botol soju dihadapannya ini.

"Ahjumma, tolong satu botol lagi" ucap Minhyun dengan kesadaran seadanya.

"Ya Tuhan, anak muda. Kau sudah minum terlalu banyak. Sudah malam, pulang saja ya?".
Ahjumma pemilik kedai itu segera berjalan ke arah Minhyun.

"Aku hik tidak mau, aku ingin minum lagi" jawab Minhyun terceguk-ceguk.

"Tidak bisa, anak muda. Nanti kau tidak bisa pulang".

Ahjumma itu pun mendorong keluar Minhyun lalu menutup pintu kedai mereka. Kalau dibiarkan minum terus lambung Minhyun bisa bermasalah dan Ahjumma itu tidak mau disalahkan kalau tidak mendorongnya keluar seperti ini.

Akhirnya mau tidak mau Minhyun berjalan keluar dari kedai lalu menjalankan kakinya asal. Apartemennya terlalu jauh dari sini jadi secara tidak langsung ia berjalan ke rumah terdekat yang ia ketahui dari sini.

Dengan langkah yang tidak benar dan beberapa kali jatuh, ia tetap menjalankan kakinya menuju rumah yang terletak tidak jauh dari kedai tempat ia minum tadi.

Saat sampai, ia pun mendorong pagar rumah itu lalu segera masuk ke dalamnya. Tanpa basa-basi ia mengetuk-ngetuk pintu rumah sambil berteriak-teriak asal.

"Ayo keluar kau bangsat! Berani-beraninya menyakitiku" ucap Minhyun setengah sadar sambil mengetuk pintu rumah itu.

Sementara orang yang ada di dalam rumah itu kaget mendengar orang menggedor-gedor pintu rumah mereka malam-malam begini. Segeralah ia berjalan ke arah pintu lalu membukanya. Betapa kaget dirinya ketika mendapati orang yang sangat dikenal di depan pintu rumahnya ini.

"Minhyun?" Ucapnya.

"Sialan! Aku ingin menonjok wajah sok sucimu itu!" Minhyun berjalan ke dalam rumah sambil mendorong-dorong tubuh orang itu.

"Ada apa? Mengapa kau datang? Uh, kau mabuk?".

"Aku membencimu, kau tahu?".

"Eh, kau kenapa sih? Kita kan sudah sepakat untuk putus".

Orang itu tak lain adalah Kwon Yuri, kakak Hyunbin sekaligus mantan kekasihnya. Minhyun memang salah orang untuk mengungkapkan amarahnya. Namun ia terlalu mabuk untuk sekadar mendorong orang itu dan mengatakan ia salah paham.

"Bangsat kau!" Teriak Minhyun.

Setelah teriakan itu seluruh penghuni rumah pun mulai keluar termasuk cintanya, Kwon Hyunbin. Ia begitu kaget saat melihat Minhyun ada di rumahnya dalam keadaan mabuk dan teriak-teriak seperti itu di hadapan kakaknya.

Tapi yang bisa ia lakukan hanya menatap Minhyun diam di ruang tamu mereka tanpa bergerak untuk melerai kedua orang berbeda jenis kelamin itu yang sepertinya sedang saling salah paham. Hyunbin hanya terlalu takut hubungannya akan terungkap secepat ini namun hatinya begitu teriris menatap perilaku Minhyun. Hyunbin sungguh tidak tahu harus bagaimana.

TBC

Sudah heheheh, mumpung lagi nungguin remed mtk selesai nulis ini aja.

Oh iya buat ff daku mutusin buat nulis yang minyoon dulu karena ff ini masih panjang banget kayaknya dan kalo ini udah kelar baru daku mulai nulis yang jonghyun minhyun sama hyunbin itu.

semoga tidak bosen ya bacanya~~ typo adalah maklum.

Voment boleh?

Body - Kwon Hyunbin x Hwang Minhyun [S1+S2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang