2.6

2.9K 537 78
                                    

"Aku ingin membatalkan pernikahanku dengan Seulgi".

Ucapan Hyunbin barusan benar-benar membuat perhatian ketiga orang lainnya yang berada di ruangan ini terfokus padanya. Mata ibunya melebar menunjukkan ia tidak senang dengan pernyataannya.

"Aku bukan ingin menolak melainkan aku ingin membatalkannya. Aku tidak mencintainya dan aku tidak bisa menjamin bisa mencintainya meskipun kami menikah nantinya. Aku tidak bahagia bersamanya".

"Aku sudah punya orang yang ku cintai. Ketika aku mencoba untuk putus darinya dan menuruti perkataan ibu untuk menikah dengan Seulgi, dipikiranku hanya ada dia. Aku bahkan mual ketika mencium orang lain selain dia termasuk Seulgi. Jadi bagaimana aku bisa menikah dengannya kalau berdekatan saja aku sudah muak?" Jelas Hyunbin pada orang tuanya.

"Tapi kalian sudah terlanjut merencanakannya. Tidak usah membuat masalah dan cukup nikahi Seulgi" ucap ibu Hyunbin dengan nafas yang memburu.

"Apa ibu mau aku tidak bahagia seumur hidupku karena menikah dengan orang bukan pilihanku? Apa yang ibu harapkan dari pernikahan seperti itu? Uang berlimpah? Perusahaan kita semakin lancar? Apa uang lebih penting dari anakmu ini?".

Hyunbin menjelaskan semuanya dengan nada tenang agar api yang mulai bergemercik dipembicaraan ini tidak semakin besar. Ia harus sabar dalam meminta ini. Apapun itu asal ia bisa bersama Minhyun akan ia lakukan.

"Apa kau tidak ingat ancaman dari ibu? Ibu akan bunuh diri kalau kau tidak mau menikah dengan Seulgi!" teriak ibunya sembari berdiri.

Yuri dengan sigap segera menarik ibunya untuk turun dan kembali duduk. Ia mencoba untuk menenangkan wanita paruh baya itu lalu meminta Hyunbin untuk berbicara lagi. Bagaimana pun perkataan Hyunbin tidaklah salah. Ia pun merasa gagal menjadi kakak karena hampir membuat hidup adiknya tidak bahagia.

Bagaimana pun Yuri sayang pada adik semata wayangnya ini. Yuri dan Hyunbin hanya berdua selama kedua orang tua keduanya sibuk bekerja semasa mereka kecil.

Meskipun adiknya cukup nakal dan merepotkan apalagi selama sekolah menengah atas yang membuatnya harus berangkat dari kampusnya menuju sekolah si adik karena Hyunbin terlalu sering membolos. Ibunya tidak punya waktu untuk hal seperti itu dan lebih memilih untuk mengurusi perusahaan.

Maka sekarang ia tidak bisa membiarkan adiknya dinomor duakan lagi oleh orang tua mereka ketimbang perusahaan. Hyunbin adalah tanggung jawab mereka dan sebagai manusia ia berhak untuk menentukan sendiri jalan hidupnya.

Yuri mengelus punggung ibunya lembut, "Ibu coba dengarkan dulu Hyunbin. Ayo bicara, Hyunbin-ah".

"Ibu, aku selalu mencintaimu lebih dari siapapun di dunia ini. Aku selalu menghargaimu tapi aku hanya meminta ini, aku tidak ingin menikah dengan Seulgi. Kalau ibu mau aku bisa membawa kekasihku ke sini sebagai bukti bahwa aku benar-benar sudah menemukan tambatan hatiku".

"Aku tidak ingin Seulgi juga menderita nantinya lalu ibu dan ayah yang akan disalahkan. Aku benar-benar tidak bisa membangun hubungan lebih jauh dengan gadis itu" lanjut Hyunbin.

"Baiklah, minggu depan kau harus membawa kekasih yang kau sebutkan itu dan kalau kami menyukainya, kami akan membatalkan pernikahanmu" jawab ayahnya.

Ibu Hyunbin langsung menoleh ke arah ayahnya seolah ia tidak setuju dengan pendapat suaminya itu. Tapi sang kepala keluarga Kwon itu meyakinkan istrinya dengan mengelus punggung tangan yang sudah hampir keriput itu.

"Makan sianglah disini" ucap ayahnya lalu membawa ibunya masuk juga.

Setelah kedua orang tuanya masuk, Yuri segera berjalan mendekati adiknya itu. Dengan tidak pedulinya, ia mencubit lengan Hyunbin dengan keras untuk menumpahkan rasa kesalnya.

"Jadi selama 2 minggu ini menghilang pasti kau tinggal di apartemen kekasihmu itu kan? Ayo mengaku padaku!" ucap Yuri.

"Memangnya kenapa sih noona? Aduh, lepaskan dulu tanganmu itu dari lenganku! Sakit tahu!" protes Hyunbin sambil mencoba lepas dari tangan Yuri yang tanpa ampun mencubiti lengannya.

Yuri akhirnya melepaskan tangannya. Dengan mata mengintimidasi, ia menatap adiknya itu, "Awas kalau sampai dia hamil! Jangan membuat masalah".

"Tidak akan. Tenang saja noona".

'Minhyun kan memang tidak bisa hamil. Untung saja' ucap Hyunbin dalam hati.

"Coba ceritakan padaku bagaimana kalian bertemu. Jangan-jangan kau hanya berbohong ya? Kau kan tidak tertarik dengan hubungan seperti itu. Yang kau tahu hanya mengeluarkan sperma lalu sudah. Seperti biasanya, kau kan penjahat kelamin".

Hyunbin hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya mendengar penuturan kakaknya yang terlalu transparan itu. Bagaimana hal sekotor itu bisa keluar dari mulut wanita yang sudah ia kenal sejak bayi ini?

"Kalau noona ingin tahu, aku juga bisa jatuh cinta dan bukan seorang penjahat kelamin".

"Oh, benarkah? Coba beritahu aku, gadis macam apa yang bisa membuatmu jatuh cinta".

Hyunbin berhenti sejenak ketika mendengar perkataan kakak perempuannya itu, "Ia bukan seorang gadis".

"Eh, apa ia sudah pernah menikah? Wah, seleramu aneh juga ya".

"Bukan juga" Hyunbin mengangkat kepalanya menatap Yuri.

Yuri memiringkan kepalanya bingun, "Lalu?".

"Lebih baik kita bicara dikamar noona saja kalau ingin tahu".

"Eh, ada apa sih? Jangan-jangan itu hanya salah satu dari jalangmu ya?" tuduh Yuri yang kini sudah ditarik oleh Hyunbin menuju kamar wanita itu.

"Dia bukan jalang" bela Hyunbin sambil terus membawa tubuh Yuri berjalan.

Hyunbin membuka pintu kamarnya lalu menguncinya untuk mencegah ada yang masuk saat pembicaraan rahasia ini dilakukan. Pria itu duduk di ranjang kamar kakaknya.

Ia ingat bahwa dulu ia pernah mendengar suara kakaknya dan Minhyun bercinta dari kamarnya karena orang tua mereka sering kali tidak di rumah. Itupun sudah pasti bahwa mereka menggunakan ranjang yang sekarang ia duduki ini. Entah mengapa mengingat itu membuat rasa cemburu menyebar dihatinya.

"Noona, sudah berapa pria yang tidur denganmu di kasur ini?".

"Mengapa kau tiba-tiba menanyakan ini?".

"Hanya ingin tahu sudah berapa pria yang masuk ke kamar ini".

"Hanya 1, aku belum pernah bercinta dengan Minho di sini. Kau tahu, sejak aku putus ibu dan ayah selalu dirumah mengurusi pernikahanmu itu".

"Berarti hanya Minhyun hyung?".

"Hmm, hanya Minhyun saja. Ish, kau ini! Mengapa mengingatkanku pada Minhyun sih? Aku jadi merindukannya" ucap Yuri merona-rona.

Hal ini semakin membuatnya jengkel. Sudah hanya Minhyun yang pernah bercinta dengan kakaknya di sini lalu kakaknya dengan kurang ajar mengatakan bahwa ia merindukan pria yang sekarang menjadi kekasihnya itu.

"Eh, kita jadi melantur kemana-mana. Sudah cepat jangan menghindar terus. Dia itu bagaimana? Berapa umurnya? Siapa namanya?".

"Kau ini sebenarnya kakakku atau polisi yang sedang mewawancarai pelaku di ruang interogasi?".

"Tinggal jawab saja susah sekali!".

"Kau ingin tahu sekali ya?".

"Menyebalkan memang memiliki adik semacam dirimu. Sudah merepotkan, sulit diajak bicara lagi".

"Dia seorang pria pokoknya".

"APA?".

TBC

Mau fast update biar ini cepet kelar wkwkwk. Seperti biasa tidak ku baca lagi karena mager.

Mau saran dong, buat 30 writing challange mending listnya ngambil dari pinterest dll atau dari lagu fav aku yang unch"? Terus mau castnya minhyunbin aja atau campur?

Heheheh, segitu aja.

Voment boleh?

Body - Kwon Hyunbin x Hwang Minhyun [S1+S2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang