2.1

2.3K 359 9
                                    

Minhyun tidak bisa mendeskripsikan seberapa bahagianya ia saat ini. Duduk di meja makan bersama dengan ibu, kakak, dan calon suaminya Hyunbin. Hatinya membuncah, pipinya memerah, dan bibirnya tidak berhenti untuk tersenyum. Keadaannya tidak jauh beda dengan Hyunbin di seberangnya. Meski kelihatannya tenang, Minhyun bisa merasakan aura Hyunbin yang sama dengannya.

Perkataan ibunya tadi terus terngiang-ngiang di otaknya. Betapa tidak menyangkanya pria manis itu akan reaksi dari wanita yang telah melahirkannya dan dari kakaknya juga. Seakan mereka sudah menebak ini sejak lama. Bahkan sebelum Minhyun menyadarinya.

"Lakukankah apa yang kau suka. Ibu hanya ingin kau bahagia. Mungkin jika seperti itu lebih baik maka ibu hanya bisa mendoakanmu."

"Aku pun terserah padamu saja. Kau sudah besar dan pastinya sudah mempertimbangkan ini baik-baik. Kau tahu aku tetap kakakmu apapun yang terjadi."

Ibunya masak banyak sekali makanan hari ini. Semuanya makanan Korea yang sangat Minhyun maupun Hyunbin rindukan karena menetap terlalu lama di negeri orang. Harum bumbu-bumbu sudah menusuk-nusuk indra penciumannya. Ia sungguh tidak sabar menyantap masakan ibunya.

Tidak lama ibunya sudah selesai dan segera ia sajikan di atas meja makan. Minhyun maupun Hyunbin bangun dan membantu wanita tua itu untuk merapikan meja. Minhyun memasukan nasi ke dalam mangkuk sementara Hyunbin mengambil sendok serta sumpit untuk masing-masing, kakak Minhyun ke dapur untuk mengambilkan minum.

Mereka pun selesai menata, ibu dari Minhyun segera menyuruh mereka untuk duduk dan mulai makan. Ketika lidahnya mengecap rasa dari masakan ibunya, perasaan rindu akan masakan yang tumbuh bersama dengannya ini membuncah. Entah kapan terakhir kali ia makan masakan ibunya.

"Makan yang banyak." Ibunya kembali mengambilkan sepotong lauk ke atas nasi Minhyun lalu pada Hyunbin juga. Senang sekali ibunya menerima Hyunbin dengan senang hati.

"Ibu penasaran, sejak kapan kalian dekat?" Minhyun memandang bingung karena pertanyaan mendadak dari ibunya barusan. Oh, ibunya mulai penasaran akan mereka?

"Sudah lama. Sejak masih di Korea dulu." Minhyun menjawab sekenanya.

"Sebelum kau menikah? Apa kalian berhubungan selama itu juga?"

"Tidak, aku kan tidak ingat apa-apa tentangnya. Baru bertemu lagi beberapa bulan yang lalu."

"Jadi ini alasanmu yang sebenarnya memilih untuk bercerai dengan Minkyung? Sekarang ia ada dimana?"

"Ibu bisa bilang begitu. Entah, katanya Minkyung ingin pindah ke Italia. Sendiri dan bahkan keluarganya tidak tahu ia ada di kota mana. Tapi ia bilang tidak usah khawatir, Minkyung hanya ingin memulai hidup baru."

"Ia gadis yang baik. Apa aku dengar kabar darinya?"

"Minkyung meneleponku untuk menanyakan Jinyoung 4 hari lalu."

"Syukurlah ia tidak apa-apa. Hyunbin tidak keberatan kan kalau Jinyoung sesekali menghubungi ibunya?"

"Tentu saja. Minkyung bebas menelepon Jinyoung kapan pun." Hyunbin mengiyakan pertanyaan ibu dari Minhyun.

"Kalau kau suka makan ada Hyunbin? Aku akan memasakannya untukmu lain waktu. Oh iya, panggil aku ibu saja mulai sekarang."

"Ah, aku suka semuanya. Tidak pilih-pilih...ibu."

"Ia pemakan segala, bu. Dimasakan apa saja pasti di makan." Minhyun menambahkan.

"Makanlah yang banyak dan jangan makan di luar terus. Sesekali memasaklah di rumah. Nanti aku akan ajarkan Minhyun memasak agar ia jago."

Body - Kwon Hyunbin x Hwang Minhyun [S1+S2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang