0.8

6K 993 176
                                    

Hyunbin berdiri di tempat yang sering ia kunjungi dulu. Sebelum ia bertemu Minhyun beberapa minggu lalu, tempat ini adalah tempat yang paling sering ia datangi selain rumah dan kantor agensinya. Tentu tidak ada yang berubah, tetap ramai dan bising.

Alasan Hyunbin datang ke tempat seperti ini yang tak lain sebuah bar yang merangkap sebagai tempat prostitusi tentunya dengan banyak jalang sesuai kebutuhanmu adalah karena ia ingin menguji dirinya.

Ia ingin menguji keanehan yang terjadi pada dirinya. Beberapa hari lalu ia mual saat berciuman dengan Seulgi dan besoknya Seulgi menciumnya lagi lalu ia mual lagi. Sebelumnya ia tak pernah merasa seperti ini.

Dirinya selalu bersemangat kala ranumnya bertemu dengan bibir sensual para wanita cantik yang biasanya dipoles oleh lipstick. Tubuhnya selalu mendapat rangsangan yang mengisyaratkan hormonnya untuk meledak.

Tapi sekarang tidak lagi, perutnya justru mual tak tertahankan. Kepalanya jadi pening dan ia merasa jijik melakukannya. Karena itulah ia datang. Ia ingin menguji apa ia hanya jijik mencium Seulgi atau bagaimana.

Hyunbin pun segera melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam. Saat sudah di dalam, Hyunbin disapa oleh beberapa orang yang mengenalinya. Tak ingin berlama-lama, ia melewati bagian yang menjual alkohol dan langsung memesan sebuah kamar bersama seorang jalang yang ia pilih acak.

Untungnya pemilik bar ini kenal dengan Hyunbin. Jadi setiap Hyunbin memesan selalu diberikan tipe gadis yang Hyunbin sukai. Kali ini pemilik bar mengirim Krystal. Gadis cantik dengan rahang tegas dan kaki jenjang serta perilakunya yang berani. Tipe yang sangat disukai Hyunbin.

Tanpa ragu gadis itu mengetuk pintu lalu masuk. Hyunbin sudah duduk di atas ranjang kamar yang ia pesan. Seperti yang diharapkkan, Krystal langsung menyerang Hyunbin dengan sentuhan tangan lentiknya pada dada Hyunbin.

Kala itulah sensasi yang ia dapatkan saat mencium Seulgi datang. Perutnya terasa diputar-putar tapi ia menahannya. Ia hanya berpikir bahwa ini mungkin hanya adaptasinya setelah beberapa lama tidak bermain dengan perempuan.

Krystal mulai mendekatkan kepalanya untuk mencium Hyunbin. Saat sampai, gadis cantik itu langsung menyesapnya dengan gerakan yang sangat sensual. Seharusnya Hyunbin saat ini merasa sangat bersemangat. Seharusnya begitu.

Tapi ia justru mendapatkan rasa mual tak tertahankan lagi yang membuatnya mendorong tubuh Krystal lalu berlari ke arah kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya. Kali ini ia muntah sangat banyak. Perasaan jijik kembali menyebar dalam hatinya.

Setelah selesai dengan urusannya di toilet ia kembali lagi ke dalam kamar. Hyunbin meletakkan beberapa lembar uang dan mulai merapikan barang-barangnya untuk segera pergi mengabaikan wajah penuh kecewa Krystal.

"Bawalah uang itu, aku tidak jadi menyewamu" ucap Hyunbin lalu keluar dari sana.

Krystal menundukkan kepalanya. Sesungguhnya ia menerima job ini bukan semata-mata karena uang tapi karena ia ingin bercinta dengan Hyunbin. Ia tampan, tinggi dan mapan. Siapa pula yang tidak tertarik dengannya?

Sementara Hyunbin sendiri larut dalam pikirannya. Ia pun mulai bertanya-tanya, apa ia sudah tidak tertarik dengan wanita? Lebih parahnya lagi jijik saat disentuh mereka?

***

Hyunbin merasa frustasi. Ia baru saja kembali dari bar gay yang ia ketahui dari internet. Hyunbin kira ia sudah positif tidak normal namun saat ia baru saja masuk dan bahkan belum memesan kamar, perutnya sudah mual luar biasa.

Hal ini pun membuatnya bingung, ia jijik ketika disentuh perempuan namun lebih jijik lagi pada hal berbau gay. Bulu kuduknya merinding kala melihat 2 pria berciuman dalam bar itu yang seketika membuatnya muntah di tempat.

Maka dari itu Hyunbin segera melesatkan mobilnya menuju mini market terdekat untuk sekadar makan sebungkus ramyeon. Mungkin saja rasa pedasnya bisa menjernihkan pikiran Hyunbin yang sangat memusingkan ini.

Saat sedang asik mengisi perutnya dengan ramyeon yang begitu terlihat menggugah selera, ia melihat seseorang yang begitu ia ingin jumpai selama akhir-akhir ini. Orang itu terlihat mengambil sebungkus ramyeon juga lalu duduk disebelahnya.

"Minhyun hyung".

Mata Hyunbin menatap lurus ke depan. Ia memanggi pria di sebelahnya ini dengan suara yang lembut dan terdengar tulus. Pria yang sedang asik menganduk ramyeon panasnya itu menoleh dan matanya membelalak kala ia melihat Hyunbin.

"Kwon Hyunbin?".

"Ya, ini aku".

"Bagaimana kau bisa ada di sini? Bukankah mini market cukup jauh dari rumahmu dan kau hanya makan ramyeon?".

"Hanya kebetulan lewat saja".

"Oh, begitu ya".

"Hyung?".

"Hmm?".

"Boleh aku minta tolong padamu? Sekali ini saja".

"Minta tolong apa?".

"Apakah boleh?".

"Tentu saja, mengapa aku menolak orang yang membutuhkan bantuanku?".

Setelah mendapat persetujuan dari empunya, Hyunbin segera menarik tangan Minhyun menuju mobilnya. Saat matanya melihat Minhyun tadi, pikirannya langsung memunculkan ide yang sangat brilian.

Ia hanya ingin melakukan tes. Sekali ini saja Hyunbin ingin berlaku kurang ajar dengan menarik Minhyun ke dalam mobilnya tanpa mengatakan sepatah kata apapun.

Hyunbin membuka pintu mobilnya pada bagian penumpang lalu mendorong Minhyun untuk masuk. Setelah ia masuk juga, tangannya bergerak untuk mengelus tangan Minhyun yang dirinya terlihat begitu kaget.

"Izinkan aku melakukan ini. Kau boleh menamparku setelah ini jika keberatan" ucap Hyunbin.

Setelah ia mengatakan itu, segeralah Hyunbin menarik dagu Minhyun lalu mencoba untuk membawanya dalam ciuman. Perlahan bibirnya menyentuh ranum lembut milik Minhyun. Kala itulah matanya membelalak kaget.

Hyunbin bukannya merasa mual atau jijik justru ia merasakan sebuah perasaan yang menggelitik dalam hatinya. Perasaannya kian menghangat dan rasa tenang menyebar dalam hatinya saat ia menyesap bibir Minhyun.

Hyunbin terus memagut bibir Minhyun dengan lembut. Ciuman mereka kali ini berbeda dari yang biasanya mereka lakukan. Ini penuh perasaan, tenang dan menghangatkan hatinya.

Tanpa sadar keduanya memegang rahang masing-masing lawan mainnya. Berusaha untuk menikmati bibir pasangan mereka sedalam mungkin. Setiap kecupan dan lumatan membuat perasaan aneh datang ke hatinya.

Ia merasa berdebar. Jantungnya terpompa meskipun gerakan mereka tidak terburu-buru dan terkesan lambat. Cukup lama mereka terlarut dalam pagutan panjang yang menghasilkan lelehan liur yang menetes dari mulut mereka.

Keduanya menarik diri saat merasa sudah cukup. Ibu jari Hyunbin menghapus liur Minhyun yang menetes di dagunya lalu mengecup bibirnya sekali lagi. Entah siapa yang memulai, mereka pun berpelukan erat.

Tubuhnya bergerak otomatis, tangan Hyunbin mengelus kepala Minhyun yang tenggelam dalam dada bidangnya. Tangan Minhyun juga melingkar erat pada pinggang Hyunbin.

Keduanya menyalurkan perasaan yang tak bisa mereka katakan bahkan hati mereka pun sulit untuk mengerti. Perasaan tidak familiar namun menyenangkan mulai menyebar pada hati keduanya malam itu.

Mereka mengacuhkan ramyeon yang tadinya ingin mereka gunakan untuk menghangatkan diri sekaligus menjernihkan pikiran. Di sini, dalam dekapan Minhyun untuk Hyunbin dan dalam dekapan Hyunbin untuk Minhyun, dunia mereka menghangat saat itu juga.

TBC

Weisss, updatenya cepat juga saya heheheh. Tadinya mau nulis disekolah cuma internetnya error hiks :3 Jadi baru sempet sekarang.

Ini belum dicek semoga aja ga banyak typonya heheheh. Btw saya ngakak baca komen kalian pada bilang Hyunbin hamil wkwkwk. Terus ada yang bilang Minhyun hamil terus Hyunbin morning sickness~

Wkwkwk ff ini tidak mpreg dulu ya. Mau fokus bahas lingkungan yang nentang mereka dulu heheheh. Tapi selalu seneng baca komen kalian, bikin semangat lanjutinnya

Voment boleh?

Body - Kwon Hyunbin x Hwang Minhyun [S1+S2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang