2.5

1.8K 324 29
                                    

"Oh, Hyunbin? Kau pulang juga, nak. Lama sekali berliburnya. Ibu sudah rindu. Bagaimana Yuri di sana? Apa Seonho baik-baik saja?"

Pertanyaan bertubi-tubi diberikan ibu Hyunbin begitu beliau membukakan pintu untuknya. Hyunbin hanya tersenyum canggung menanggapinya. Ibunya yang sudah berumur ini masih semangat seperti seorang gadis. Terutama mulutnya itu yang tidak henti-henti mengoceh.

"Mereka semua baik-baik saja. Lebih baik kita masuk, ok?"

Hyunbin hampir mendorong ibunya ke dalam sebelum wanita itu menyadari bahwa anaknya tidak datang sendirian. Di sampingnya berdiri seseorang yang dulu sekali sering berkunjung dan tidak datang lagi karena hubungannya dengan anak sulung keluarga Kwon harus kandas.

"Minhyun? Datang bersama Hyunbin ke sini? Ibu sudah lama sekali tidak dengar kabar darimu. Bagaimana, sudah menikah kan? Istrimu pasti cantik sekali. Jangan seperti Hyunbin. Ia sudah cerai karena istrinya tidak tahan sebab ia terus mengingat mantan kekasihnya," jelas ibu Hyunbin panjang lebar.

Bukannya tersinggung karena perkataan mengenai istri—yang nyatanya sudah ia ceraikan beberapa bulan lalu—Minhyun malah tersenyum bahagia mendengar kalimat terakhir wanita tua itu. Cinta Hyunbin padanya memang tidak pernah main-main. Hatinya menghangat, setidaknya ini cukup membuatnya lebih tenang sebelum membicarakan alasan mereka ke sini.

Mereka akan meminta restu seperti yang sudah direncanakan. Saat ini Jinyoung dan Daehwi tengah dijaga oleh Taedong dan Donghan. Untung sekali ada mereka, kalau tidak Hyunbin dan Minhyun sudah pasti kelimpungan mencari tempat untuk menitipkan anak-anak. Nyatanya memang mereka tidak punya teman sebanyak itu.

"Aku baru saja bercerai," jawab Minhyun pelan.

"Eh? Sayang sekali. Kasihan wanita itu harus kehilangan seseorang sepertimu. Kalau Yuri belum menikah, aku sih ingin sekali punya menantu seperti dirimu. Sudah ayo masuk."

Mereka tertawa ringan menanggapi kalimat ibu Hyunbin lalu turut masuk mengikuti wanita itu. Kalau saja ibunya itu tahu bahwa keinginannya yang baru ia sebutkan adalah hal yang mereka berdua sedang perjuangkan untuk terwujud, meskipun tidak seratus persen sama. Keduanya sangat gugup, mereka tahu pasti hasilnya tidak akan semudah meminta izin pada ibu Minhyun yang sudah bertahun-tahun hidup di tengah kebebasan Amerika. Namun, setidaknya mereka tidak akan berhenti berdoa untuk yang terbaik. Semoga saja hasilnya akan baik untuk mempertahankan cinta mereka.

Kaki Minhyun yang baru saja terbebas dari sepatu boot putih diseret menuju ke dalam. Menurut ingatannya—yang semoga saja benar—ibu Hyunbin bukanlah orang yang mudah untuk dibujuk. Beliau bisa melakukan apa saja yang ia inginkan. Tapi tetap, Minhyun tidak akan berhenti berharap. Semoga saja ibu calon suaminya itu bisa melihat lalu mengerti ikatan cinta pada kedua anak adam di hadapannya ini.

Sofa biru tua yang berada ditengah ruangan itu menjadi tempat mereka duduk. Ibu Hyunbin pamit sebentar ke dapur untuk meminta pembantu mereka membuatkan minuman. Setelah kembali, wanita itu duduk tepat di depan Hyunbin dan Minhyun yang duduk dengan tegang. Membaca keadaan, ibu Hyunbin tertawa, mengatakan pada mereka bahwa jangan terlalu canggung begitu.

Namun, tawa wanita itu terhenti begitu Hyunbin membuka mulutnya.

"Ibu, ada yang ingin aku bicarakan."

***

"Ibu mengerti kau sudah besar, tetapi apakah ibu salah kalau ingin kau berada di jalan yang benar? Menikah dengan sesama pria? Apa kau sudah gila Kwon Hyunbin?!"

Hyunbin membuang mukanya ke samping ketika mendengar ibunya berteriak di hadapan wajahnya. Ekspresinya mengeras begitu pula dengan suasana yang tercipta pada ruang tamu keluarga Kwon ini. Namun, tangan Minhyun yang tiba-tiba tanpa ragu menggenggam jemari besarnya, membuat seluruh dirinya kembali yakin. Ini masih terlalu dini untuk menyerah.

Body - Kwon Hyunbin x Hwang Minhyun [S1+S2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang