1.4

2.6K 429 37
                                    

Minhyun memainkan gelas berisi red wine yang sesekali ia sesapi. Dirinya masih berada di kamar hotelnya, tempat ia tinggal selama di London. Sudah hampir sebulan ia menjalaninya. Pekerjaan yang menumpuk maupun pikiran-pikiran mengenai hidupnya juga mengisi hari-harinya.

Botol wine di sebelahnya sudah hampir habis sementara ia masih ingin. Akhir-akhir ini ia banyak minum meskipun sebenarnya ia tidak minum dengan baik. Entahlah, pikirannya hanya butuh ketenangan sejenak dari alkohol rendah ini.

Tok tok tok

Minhyun mendengar pintu kamarnya diketuk. Memang layanan room service di hotel ini sangat cepat. Makanya Minhyun betah-betah saja meskipun sendirian di sini. Segeralah ia berjalan menuju pintu untuk mengambil wine pesanannya itu.

Tangannya dengan cepat menarik gagang pintu untuk dibuka. Namun bukannya sebotol red wine yang ia dapat, malah tubuhnya diterjang oleh pelukan begitu ia membukanya. Minhyun mengenalnya, aroma ini. Aroma yang ia rindukan. Bahkan meski seluruh kamarnya ia sudah semprot dengan parfum yang orang ini pakai, ia tetap rindu.

Tanpa pikir panjang ia balas dekapan eratnya. Ia hirup dalam-dalam aroma memabukan yang menguar dari tubuhnya. Tubuh tingginya dengan aroma maskulin khas pria dewasa, ia sangat menyukainya.

Ia memilih orang ini, Kwon Hyunbin.

Ingatannya yang sudah sepenuhnya kembali sejak 2 minggu lalu membuat dirinya tanpa pikir panjang menjatuhkan keputusannya pada Hyunbin. Pria yang ada dihatinya, pria yang amat dicintainya. Ia ingin memeluknya erat, ia ingin menghabiskan seluruh hidupnya bersama dengan pria bernama Hyunbin ini.

"Hyunbin-ah...." Minhyun memanggil pria dalam pelukannya ini dengan lembut sambil tangannya tidak berhenti mengelusi punggung tegap Hyunbin.

"Ya, aku di sini hyung," balas Hyunbin.

Hyunbin melonggarkan pelukan mereka lalu tangannya terulur untuk menutup pintu di belakang mereka. Setelah selesai dengan urusan itu, Hyunbin menyentuhkan jari-jari tangannya pada kedua belah pipi Minhyun. Ditariknya pria manis itu lalu dikecuplah keningnya.

Mereka bertatapan lama dalam diam. Seolah apa yang ingin mereka berdua katakan bisa tersampaikan melalui pandangan masing-masing. Penuh cinta dan kehangatan.

"Terima kasih karena sudah memilihku," ucap Hyunbin sembari menyunggingkan senyumnya setulus mungkin. Sungguh, Hyunbin belum pernah merasa selega dan sebahagia ini sebelum mendengar telepon Minhyun beberapa waktu lalu.

"Hyunbin-ah?"

"Ada apa hyung?"

"Datanglah ke sini. Jemput aku dan selesaikan semuanya."

Hyunbin mengernyitkan dahinya bingung. Apa maksud semua ini?

"Maksud hyung?"

"Apa kau keberatan menghabiskan hidupmu bersamaku? Tinggal bersama, makan bersama, bersih-bersih bersama, saling menjaga saat sakit dan lainnya. Apa kau keberatan?"

"Hyung?"

"Aku mencintaimu hiks..." Minhyun akhirnya tidak mampu menahan tangisnya. Sudah 1 minggu sejak ia mengingat masa lalunya. Tentang mereka, tentang cinta mereka, tentang bagaimana mereka akhirnya harus berpisah. Minhyun ingat semuanya.

"Hmmm?"

"Ingatanku sudah kembali, Hyunbin-ah. Aku sangat mencintaimu. Sungguh..."

"Hyung, benarkah ini?"

"Ya, aku sungguh-sungguh."

"Syukur sekali. Ceritakan lengkapnya nanti saat aku kesana. Tunggu aku hyung."

Body - Kwon Hyunbin x Hwang Minhyun [S1+S2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang