2.1

3.8K 588 63
                                    

"Bagaimana, apakah enak?".

Minhyun dan Hyunbin tengah duduk di tengah taman dekat Lotte World untuk mengisi tenaga mereka dengan bekal yang sudah disiapkan tadi. Kimbab berisi wortel dan tuna inilah yang mereka lahap berdua.

Meskipun hanya sederhana entah kenapa mereka sangat menikmatinya. Mungkin karena mereka memakannya dengan orang yang mereka sayangi yang menjadikan segalanya berlipat-lipat kali lebih enak untuk ditelan ke dalam perut mereka.

Waktu sudah menunjukkan pukul 17.00 dan artinya mereka sudah bermain hampir seharian. Matahari juga sudah hampir tenggelam namun mereka sepertinya masih enggan untuk pulang menuju apartemen Minhyun yang sekarang hampir merangkap menjadi rumah mereka berdua.

"Hmm, nasinya gurih begitu pula tunanya. Masakanmu sangat enak hyung".

"Jangan terlalu memuji. Tuna itu hanya ku ambil dari tuna kalengan dan nasinya juga nasi instan yang hanya ku tambahkan minyak wijen, gula, dan garam. Tapi kalau enak syukurlah".

"Tuhkan, kau terdengar sangat pintar dalam memasak".

"Kalau aku pintar memasak lalu bagaimana dengan para koki. Apa mereka dewa?".

"Tidak, untukku kau adalah dewanya".

Minhyun menolehkan pandangannya ke arah lain, "Sungguh ya, kenapa kau terus saja mengatakan hal-hal tidak berguna seperti itu!".

"Hahahah, pipimu saja sudah memerah hyung" Hyunbin mencolek-colek dagu Minhyun.

"Jangan sentuh-sentuh" ucap Minhyun sembari menepis tangan-tangan jahil Hyunbin yang menganggu dagunya.

"Baiklah-baiklah, aku akan diam".

Setelah itu Hyunbin menyamankan dirinya dengan menidurkan tubuhnya lalu menjadikan paha Minhyun sebagai bantalnya. Awalnya Minhyun kaget dengan perlakuan Hyunbin takut-takut ada orang yang melihat lalu memperlihatkan pandangan aneh pada keduanya.

Entahlah, Minhyun hanya belum terbiasa akan hal itu. Namun saat ia melihat ke sekeliling dan tak ada orang selain mereka di taman ini, ia membiarkan Hyunbin melakukan hal yang ia sukai. Bahkan tangan kanannya tergerak untuk mengusap rambut kecoklatan pria itu.

Hyunbin mengambil tangan kiri Minhyun yang diam untuk digenggamnya lalu dikecupnya punggung tangan pria manis yang tengah melihatnya dengan pandangan teduh itu. Hyunbin sangat menyukai tatapan ini,rasanya membuat seluruh hatinya merasa tenang.

"Hyung, aku tidur ya?".

"Hmm, tidur saja. Nanti akan aku bangunkan kalau sudah hampir gelap".

"Tidak, nanti kakimu keram. Bangunkan aku setengah jam lagi".

"Ya sudah, terserahmu saja".

Hyunbin menghadapkan tubuhnya menuju perut Minhyun. Ia lingkarkan tangannya di sana lalu perlahan matanya menutup. Saat pria itu sudah jatuh dalam alam mimpi, Minhyun menunduk untuk mencium pucuk kepala kekasihnya itu.

***

Sudah satu jam sejak Hyunbin dan Minhyun pulang dari perjalanan kencan mereka di Lotte World. Tadi Hyunbin sempat memijat kaki Minhyun yang keram karena ia tertidur lama di sana padahal Minhyun sudah mengatakan tidak apa dan ia senang melakukannya.

Kini mereka berdua sedang berendam bersama dalam bathtube dengan air hangat untuk mengistiharatkan diri mereka setelah aktivitas hari ini yang cukup melelahkan di Lotte World. Mereka benar-benar naik banyak wahana, dari yang indoor sampai yang outdoor tidak lupa mereka coba.

"Hyung, hari ini kau senang?".

"Tentu saja, kapan lagi aku bisa jalan-jalan begitu".

"Kapan-kapan apa kita harus pergi ke sana lagi?".

"Boleh, itu ide yang bagus".

Setelah itu mereka saling diam. Tangan-tangan Hyunbin masih saja sibuk untuk mengusapkan sabun beraroma mint itu pada punggung Minhyun. Namun entah kenapa lama-kelamaan usapan itu semakin melambat lalu disusul helaan nafas Hyunbin.

"Hyung kalau kau sudah siap, aku ingin segera berbicara pada orang tuaku untuk membatalkan rencana pernikahanku".

Minhyun tengah duduk membelakangi Hyunbin yang sedang membersihkan punggungnya dengan sabun. Mulutnya menjadi diam sejak Hyunbin mengatakan pernyataannya barusan padanya.

Minhyun bukannya tidak ingin, hanya saja tidakkah ini terlalu cepat?

Mereka baru saja menghabiskan waktu bersama kurang lebih seminggu sebagai kekasih yang resmi. Semua ini hanya terlalu mengejutkan untuknya meski ia tahu memang ini sudah semestinya dilakukan secepatnya jika ingin hubungan mereka aman.

Hyunbin membasuh tubuh Minhyun yang tersabuni dengan air yang mengalir dari shower, "Tidak usah buru-buru, aku bisa menunggumu hyung. Tak apa" ucap Hyunbin menenangkan Minhyun.

Dari gerak-gerik tubuh kekasih manisnya ini Hyunbin paham bahwa Minhyun bingung harus bagaimana. Ia juga tahu bahwa mengembalikan kepercayaan Minhyun pada dirinya yang sudah terlalu banyak menyakiti hati pria itu memang tidaklah hal yang mudah untuk dilakukan.

Hyunbin melihat bahwa Minhyun mencobanya tapi bagaimana pun ini tak bisa secepat itu. Hyunbin sungguh paham akan semua hal ini. Hanya saja jika ia tak segera pulang dan meminta pembatalan pernikahannya, bisa-bisa ia tak akan pernah bisa membatalkan semua itu.

Dan tahukah apa yang akan terjadi setelah hal itu terjadi? Hyunbin mungkin tak kan pernah bisa bersama Minhyun lagi selamanya kecuali ia bercerai karena Hyunbin bukanlah pria yang bisa berselingkuh sementara jelas-jelas ia sudah menikah dengan orang lain.

Apalagi orang tuanya sudah sejak beberapa hari ini membanjiri ponselnya dengan pesan yang meminta agar ia segera pulang. Hyunbin tak mengatakan hal ini pada Minhyun karena tak ingin ia memikirkannya. Saat ini yang perlu Minhyun lakukan hanyalah mencoba meyakinkan hatinya pada Hyunbin.

Tapi saat Minhyun membalikan tubuhnya menghadap Hyunbin lalu tubuhnya perlahan mendekat. Minhyun naik untuk duduk diatas pangkuan Hyunbin. Dilingkarkan kedua kakinya pada pinggang Hyunbin sembari tangannya memeluk tubuh Hyunbin erat.

Minhyun meletakkan kepalanya pada bahu Hyunbin lalu mengecupnya lembut, "Pergilah untuk membatalkannya".

"Hyung?".

"Aku tak bisa tanpamu meskipun hatiku sungguh tidak tahu harus bagaimana".

Hyunbin menarik tubuh Minhyun dari pelukannya lalu tangannya menangkup kedua pipi Minhyun, "Tidak, jangan lakukan ini karena terpaksa. Aku bisa menunggumu hyung".

"Menungguku? Aku mungkin masih ragu ingin bersamamu atau tidak tapi hatiku selalu berdetak kencang untukmu. Aku mencintaimu dan lukaku bisa kita sembuhkan bersama seiring dengan berjalannya hubungan kita. Ku mohon, tetap percayalah pada hatiku".

Hyunbin menghela nafasnya panjang. Tangannya secara otomatis menarik tubuh Minhyun untuk mendekat padanya. Mengukungnya dalam dekapan yang erat nan hangat. Hanya ini yang bisa ia lakukan untuk mengungkapkan perasaan hatinya.

Segalanya hanya terlalu rumit untuk Hyunbin maupun Minhyun. Seakan berdiam ataupun bergerak akan sama-sama menyulitkan hubungan seumur jagung yang baru mereka bina ini. Hanya pelukan inilah yang diharapkan bisa menenangkan hati mereka.

"Hyung, kita ...... bisa kan?" Tanya Hyunbin hati-hati.

Minhyun mengelus dengan lembut surai Hyunbin, "Tentu, kita akan segera melewatinya".

"Cium aku hyung. Berikan aku kekuatan untuk menghadapi ini. Yakinkan aku bahwa jalan ini adalah yang terbaik".

Saat itu juga Minhyun segera menarik tengkuk Hyunbin untuk mengajaknya dalam pagutan panjang yang hangat dan dalam.

TBC

Hari ini update lagi yeay~~ Saya sangat gabut disekolah soalnya heheheh. Guru pada sibuk ngurusin apa tau.

Bingung mau ngomong apa, pokoknya terus ditunggu update ininya ya.

Vomment boleh?

Body - Kwon Hyunbin x Hwang Minhyun [S1+S2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang