Chapter 17

10.6K 1K 42
                                    

Sasuke pergi setelah mengantarkan Naruto kekelas tadi, karena dipanggil oleh agencynya.

Saat sampai didepan gedung agencynya, didepan pagar gedung agency sudah banyak wartawan yang berkerumun, memanti konfirmasi tentang kebenaran berita yang ramai diperbincangkan di sosial media.

Saat Sasuke masuk kedalam gedung, dia langsung pergi keruangan pemilik agency.
"Ah akhirnya kau datang juga Sasuke "
"Hn, ada apa anda memanggilku? "
"Kau sudah mendengar tentang berita itu? "
"Ya "
"Apa berita itu benar? "
"Ya "
"Kalau begitu lebih baik kau ikuti keinginan para fansmu "
"Tidak "
"Kau tau! kelakuanmu ini dapat menurunkan popularitasmu! "
"Aku tidak perduli "
"Apa!? "
"Apa anda lupa siapa yang memaksaku masuk keagencymu? Dari dulu aku tidak begitu berminat masuk kedunia hiburan. Jadi, bila anda masih inging aku bergabung dalam agencymu. Pikirkan jalan keluarnya tanpa mengganggu urusan pribadiku. Kalau hanya itu yang ingin anda bicarakan, aku pergi " ucap Sasuke, lalu berbalik pergi
"Tapi... "
"Ah satu lagi! Bila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada kekasihku, anda akan tau sendiri akibatnya " ucap Sasuke sebelum menghilang dari pandangan pemilik agency.

Perkataan Sasuke tadi membuat pemilik agency mengerang stres. Dia tidak mungkin melepaskan orang bertalenta seperti Sasuke. Mau tidak mau, dia harus memutar otak untuk menyelesaikan masalah ini tanpa mengusik Sasuke. Bukan hanya takut kehilangan anak emasnya, tapi agencynya bisa terancam bangkrut bila dia melihat latar belakang keluarganya.
.
.
.
Di dalam perjalanan, Sasuke kembali diganggu oleh panggilan seseorang. Kali ini yang menghubunginya adalah ibunya.
"Hn "
"... "
"Baiklah aku pulang " ucap Sasuke, lalu memutar balik setirnya kearah rumah.
.
.
.
Saat Sasuke sampai dirumah, dia sudah ditunggu oleh ibunya diruang keluarga.
"Kaa-san! "
"Ah kau sudah datang Sasuke? " ucap Mikoto dengan senyum keibuan dibibirnya.
"Hn, kemana Tou-san "
"Masih dikantor. Kemarilah! Duduk disamping Kaa-san " ucap Mikoto sambil menepuk nepuk kursi disampingnya.

Sasuke menurut dan langsung duduk disamping ibunya. Mikoto menggenggam tangan Sasuke untuk meminta perhatianya, dan berhasil.
"Apa yang ingin Kaa-san tanyakan? "
"Soal berita itu, apa berita kalau kamu sudah memiliki kekasih benar? "
"Hn, itu benar. Apa Kaa-san keberatan? " tanya Sasuke kawatir. Memang berita yang tersebar berisi hal hal yang menjelekan kekasihnya.
"Entahlah, Kaa-san belum melihatnya. Jadi Kaa-san belum bisa memutuskan. Jadi bisa kau menceritakanya? "
"Kaa-san ingat soal seorang anak perempuan yang menolongku saat aku kecil? "
"Ya Kaa-san ingat, kita sudah mencarinya keseluruh rumah sakit tapi kita tidak bisa menemukanya. Memang ada apa denganya? "
"Aku menemukanya, dia yang menjadi kekasihku sekarang "
"Apa kau yakin? "
"Tentu, aku tidak mungkin melupakanya "
"Jadi kamu menjadikan dia kekasihmu karena dia pernah menolongmu? "
"Tidak! Aku menjadikan dia kekasihku karena aku merasa nyaman bersamanya. Dia berbeda dari gadis lainya, .... " Sasuke terus menceritakan Naruto dengan antusias, itu membuat Mikoto bingung sekaligus senang. Ini pertama kalinya dia melihat putra bungsunya seantusias ini. Mikotopun mendengarkan cerita Sasuke dengan antusias dengan diselingi beberapa pertanyaan. Yang membuat Mikoto heran adalah saat Sasuke menceritakan kebiasaan Naruto yang suka tidur. Sepertinya kekasih Sasuke memang unik, itu pikiran Mikoto
"Jadi kapan kamu akan menperkenalkanya pada Kaa-san? "
"Mmm, mungkin kalau Kaa-san tidak keberatan, aku akan membawanya besok "
"Benarkah, kalau begitu Kaa-san tunggu "
.
.
.
Disekolah, bel tanda berakhirnya pelajaran telah terdengar. Para murid segera membereskan peralatan belajarnya agar bisa segera pulang.
"Naruto kau yakin tidak ingin kami temani? " tanya Hinata kawatir
"Ya kalian tidak usah mengantarku, bukankah arah rumah kita berbeda. Lagi pula beberapa hari ini kalian sudah sering mengantarku. Lebih baik kalian pulang dan segera istirahat "
"Tapi... "
"Tidak apa apa, pulanglah "
"Baiklah, kalau terjadi apa apa kau harus segera menghubungiku. Ok! "
"Hmm "
"Kalau begitu kami duluanya, dah! "
"Dah "
Akhirnya Naruto pulang sendiri. Tapi dalam perjalanan pulan, Naruto dihadang oleh beberapa gadis, dari seragam yang mereka pakai Naruto tau mereka dari sekolah yang berbeda darinya.
"Apa mau kalian? " tanya Naruto dengan nada malas
"Mau kami? Tentu saja kami ingin kau menjauhi Sasuke " ucap salah satu dari mereka dengan nada sinis
"Kalau aku tidak mau? "
"O~h, kau ingin menantang kami? " ucapnya sinis.
"Teman teman! Kita lakukan " ucapnya memberi aba aba.
Mereka mengeluarkan bungkusan plastik dari tas mereka, lalu mengeluarkan seringai jahatnya. Sedangkan Naruto hanya mengangkat sebelah alisnya untuk menanggapi seringai mereka.
"Huh! Lihat tampang sombongnya itu, sepertinya dia memang harus diberi pelajaran. Serang dia! "
Mereka langsung melempari Naruto menggunakan tomat busuk dan telur yang mereka bawa, sehingga tubuh Naruto sangat kotor dan mengeluarkan bau tidak sedap. Naruto sendiri hanya diam sambil menunduk, membuat mereka beranggapan kalau Naruto sedang menangis. Membuat mereka semakin bersemangat untuk melempari Naruto dengan tomat busuk dan telur.

Di kejauhan Sai yang sudah mengikuti Naruto dari sekolah, berusaha menahan diri agar tidak langsung menerjang mereka untuk menolong Naruto.

Sai harus menunggu waktu yang tepat agar rencananya bisa berjalan dengan lancar. Saat melihat kesempatan telah datang, Sai segera bersiap siap untuk mendatangi mereka agar tidak terlihat bahwa dirinya sudah menguntit Naruto sedari tadi. Saat akan keluar untuk menyelamatkan Naruto seperti pahlawan, kejadian didepanya menurunkan niatnya untuk keluar.

Kaliang ingin tau apa yang terjadi? Mari kita lihat

"Hei kau menangis? " tanya salah satu dari mereka dengan nada mengejek. Tapi tidak di jawab oleh Naruto.
"Huh! Kalian lihat dia hanya sampah menjijijan yang menempel pada Sasuke " ucapnya sambil berbalik memunggungi Naruto.
Tapi setelah mengucapkan kata kata itu dia mendengar suara benturan dan retakan di belakangnya, membuat dia heran ditambah saat dia melihat kearah teman temanya, mereka memperlihatkan wajah horor sambil melihat kearah belakang punggungnya.

Saat dia berbalik kebelakang, dia melihat Naruto yang masih menunduk denga tangan menempel kearah tembok yang retak besar dengan tangan mengepal.

Terdengar suara 'krek krek ' saat Naruto menggerakan lehernya, membuat suasana menjadi semakin horor. Naruto menyibakan rambutnya yang kotor kebelakang, memperlihatkan wajahnya yang tidak luput dari kotoran tomat busuk dan telur. Naruto mengusap wajahnya yang kotor menggunakan tanganya yang tadi dia gunakan untuk meninju dinding disampingnya hingga retak, memperlihatkan tanganya yang lecet dan berdarah akibat memukul tembok tadi.
"Kalian pilih, ingin pergi secara baik baik atau..... " ucap Naruto dengan nada dingin "bernasib sama seperti tembok disampingku "
Mereka ketakutan dan langsung kabur. Setelah melihat mereka semua pergi, Naruto menghubungi seseorang. Lalu tak lama kemudian datang sebuah mobil hitam, lalu Naruto masuk kedalamnya. Sai yang sedang bersembunyi hanya bisa terdiam melihat kepergian Naruto.
"Naruto, sebenarnya siapa dirimu " gumam Sai.

TBC



Sasuke? Siapa?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang