Chapter 6

13.8K 1.2K 29
                                    

Mereka terus mendekat sampai Naruto terjebak didalam gang gelap diantara dua gedung. Tidak ada seorangpun yang lewat sehingga Naruto tidak bisa meminta tolong kepada siapapun. Tetapi Naruto merasa aneh, kenapa tidak ada seorangpun yang lewat, bahkan kendaraan tidak tampak satupun sejauh mata memandang, padahal sekarang masih menunjukan pukul 05:35, dimana seharusnya masih banyak orang dan kendaraan yang berlalu lalang. Naruto curiga, ini di rencanakan oleh seseorang.
"Apa mau kalian? " tanya Naruto tenang.
"Tentu saja kau manis " jawab salah satu dari mereka dengan senyum menjijikan.
"Sebaiknya kalian pergi, sebelum kesabaranku menipis "
"Hahaha, hei lihat. Kau pikir dengan tubuh sekecil itu, kau dapat melawan kami " ucapnya dengan nada mencemooh.
"Bawa dia! Kita bisa menjualnya. Hahaha " ucap sang bos

Anak buahnyapun menuruti perintah sang bos sambil tertawa jahat. Tapi sebelum mereka bisa menyentuhnya, Naruto sudah lebih dulu melayangkan tinjunya pada salah satu dari mereka sehingga terpental jauh.

Mereka semua terperangah melihat kejadian itu. Tidak ada satupun dari mereka yang mempercayai penglihatanya. Bagaimana gadis yang terlihat lemah itu bisa memukul jatuh teman mereka sampai terpental jauh seperti itu.
"Bukankah sudah kubilang, pergi sebelum kesabaranku habis " ucap Naruto sambil menggerakkan kepalanya kekiri dan kekanan sehingga terdengar suara 'krek krek' tulang bergesekan. Menimbulkan kesan horor, di tambah dengan sorot mata yang tajam.

Kelima orang pria bertubuh kekar itu tiba tiba merinding ketakutan saat melihat pandangan tajam Naruto, tetapi mereka tidak menghiraukan perasaanya dan memilih melanjutkan tugasnya agar bisa segera mendapatkan bayaran.
"Serang dia! " ucap si bos
Mereka menyerang secara bersamaan, sehingga mereka terlibat perkelahian yang sengit. Tidak ada raut wajah takut ataupun lelah saat melawan lima orang pria yang berbobot dua kali lipat darinya. Malahan yang kualahan adalah kelima orang pria itu.

Tidak sampai satu jam, kelima orang itu sudah tumbang dalam keadaan yang hampir sekarat. Dengan luka serius dan beberapa tulang mereka patah dan remuk. Dapat dipastikan, nanti mereka akan mengalami kelumpuhan permanen.

Setelah menghabisi kelima pria itu. Naruto menghubungi seseorang.
"Nii-san "

"...."

"Bantu aku "

"......"

"Membereskan sampah "

"......"

"Hm "
Narutopun mengakhiri percakapanya, Naruto pergi dari gang itu meninggalkan mereka yang masih tergeletak tidak berdaya.
.
.
.
Hari ini sekolah sedang merencanakan camping di hutan, yang termasuk kedalam properti sekolah. Jadi sekarang pelajaran kosong karena para guru sedang mengadakan rapat tentang acara camping tahunan itu. Yah, sekolah ini memang memiliki beberapa acaranya sendiri seperti camping, pestival sekolah, ulang tahun sekolah dan masih banyak lagi.
.
.
.
"Naru! "
"Mmm " jawab Naruto malas
"Kau akan ikutkan? "
"Apakah boleh tidak ikut? "
"Tentu saja, semua orang harus ikut " jawab Tenten
"Kalau begitu kenapa kau bertanya? "
"Aiss, dasar menyebalkan "
"Hmm "
Naruto beranjak dari bangkunya.
"Kau mau kemana? " tanya Hinata.
"Ketoilet "
"Aku ikut "
"Kenapa? " tanya Naruto heran
"Aku mau cuci tangan " jawab Hinata, sebenarnya itu cuma alasanya saja. Hinata cuma ingin menemani Naruto agar tidak diganggu oleh orang lain. Setidaknya kalau ada Hinata dan Tenten, mereka tidak akan mengganggu Naruto secara terang terangan.

Tenten yang mengerti maksud Hinata juga ikut Naruto pergi ketoilet.
"Dasar aneh " gumam Naruto, tapi tidak melarang mereka.

Akhirnya mereka pergi bersama sama ketoilet. Dan kepergian mereka di ikuti oleh tatapan tajam dari salah satu orang siswi yang ada di kelas, karena tidak bisa melakukan rencananya pada Naruto. Dia tidak mungkin melakukan rencananya saat ada Hinata dan Tenten. Dia tidak mungkin menyentuh mereka, bagai manapun mereka termasuk anak dari orang yang berpengaruh. Apa lagi Hinata yang termasuk dari kalangan klan tertinggi. Dia tidak bisa sembarangan bertindak.

Ah sebagai infomasi, selama seminggu ini Sasuke tidak mengikuti kegiatan belajar karena kesibukan dunia keartisanya. Jadi intensitas pembulian Naruto meningkat karena tameng terkuatnya tidak ada, jadi sebisa mungki Tenten dan Hinata akan menemani Naruto kemanapun. Sedangkan Naruto sendiri yang menjadi objek pembulian tidak pernah menanggapi ini sebagai masalah yang besar.
.
.
.
Hari ini acara kamping akan dilaksanakan. Sudah banyak siswa yang datang denga tas tas besar berisi keperluan mereka. Termasuk Tenten dan Hinata yang membawa satu tas besar dan satu tas kecil yang bisa mereka jingjing.

Sekarang mereka sedang menunggu kedatangan Naruto yang sedari tadi mereka tunggu. Padahal beberapa menit lagi bis akan berangkat.

Dikejauhan akhirnya mereka bisa melihat Naruto yang berjalan santai kearah mereka. Tapi tunggu, kenapa Naruto hanya membawa satu tas punggung. Itupun tidak tidak terlalu besar. Naruto niat tidak sih, ikut camping? Itu yang mereka pikirkan.

Saat Naruto sampai didepan kedua temanya, mereka memandangnya dengan pandangan aneh.
"Apa? " tanya Naruto risih
"Mana barang barangmu? "
"Ini " jawab Naruto sambil menunjuk tas punggungnya.
"Hanya itu? "
"Hmm " jawab Naruto sambil mengangguk
"Kau yakin? "
"Tentu "
"Tapi.... "
"Anak anak! Masuk cepat kalian masuk kedalam bus, sebentar lagi kita akan berangkat " perintah guru pembimbing menyela pembicaraan mereka.

Akhirnya mereka memasuki bus dan berangkat ke tempat camping.

Butuh waktu yang cukup lama untuk sampai ketempat tujuan, kira kira membutuhkan waktu sekitar dua jam yang harus mereka tempuh untuk sampai di tempat tujuan. Jadi mereka mengisi waktu luangnya dengan bernyanyi bersama, atau saling bersenda gurau dengan teman temanya.

Di sisi lain, selama perjalanan Naruto hanya tidur, tidak memperdulikan keributan yang dilakukan oleh Kiba yang bernyanyi tidak jelas. Tanpa Naruto sadari, dia di perhatikan oleh dua pasang mata. Yang satu memandangnya dengan lembut, sedangkan yang satu lagi dengan pandangan tajam.
"Lihat saja, Naruto. Kali ini kau tidak akan bisa lolos. Akan kupastikan itu "

TBC

Sasuke? Siapa?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang