Chapter 20

11.2K 1K 39
                                    

Beberapa minggu ini Sasuke terlihat sangat sibuk. Bahkan masuk sekolahpun dapat dihitung dengan jari. Saat Naruto bertanya,Sasuke hanya bilang dia sedang menyelesaikan masalah diagencynya. Walaupun jarang bertemu, Sasuke selalu mengusahakan untuk menghubungi Naruto, paling sedikit sehari dua kali. Sasuke tidak ingin karena kesibukanya, membuat hubungan antara dirinya dan Naruto menjadi merenggang, jadi Sebisa mungkin Sasuke akan selalu menghubungi Naruto disela sela jadwal padatnya, walau hanya sekedar menanyakan kabarnya saja. Dan Naruto tentu saja menghargai usaha Sasuke, lagi pula dengan jarangnya mereka bertemu membuat mereka saling merindukan. Setidaknya dengan ini dapat mengobati sedikit kerinduan mereka.

Dan tentu saja, dengan seringnya Sasuke absen dari Sekolah membuat Sai menjadi semamin gencar mendekati Naruto. Apa lagi sekarang dia sudah memiliki sekutu, mempermudahnya untuk mendekati Naruto. Walau saat itu dia sudah tau kekuatan Naruto, itu tidak membuatnya mundur dari tujuanya untuk mendapatkan Naruto, malahan Sai jadi merasa tertantang untuk mendapatkanya. Yang membuat Sai aneh adalah walaupun sekutunya sudah mengalihkan perhatian teman teman Naruto, dia masih susah untuk mendekati Naruto. Entah kenapa disaat saat ada celah untuk mendekati Naruto, dia selalu menghilang entah kenapa dan baru kembali hanya pada saat jam pelajaran akan berlangsung saja.
.
.
.
Hari ini sepertinya Kami-sama sedang berada dipihaknya, guru biologi mereka memberi tugas. Mereka diharuskan untuk bekerja secara kelompok, tiap kelompok berisi dua orang saja. Dan yang paling membuat Sai senang adalah ternyata dia satu kelompok dengan Naruto, tentu saja Sai tidak akan menyia nyiakan kesempatan ini.
.
.
.
Saat bel pulang sekolah telah berbunyi Sai langsung mendekati Naruto, membuat semua teman temanya bersiap siaga untuk melindungi Naruto.
"Naruto "
"Hmm "
"Kapan kita dapat mengerjakan tugas kelompok biologi? "
"Sekarangpun tidak masalah, lebih cepat lebih baik " ucap Naruto.
"Kalau begitu kita akan mengerjakanya dimana? " tanya Sai antusias.
Sebelum Naruto menjawab, Neji sudah lebih dulu berbicara.
"Di rumah kau saja Naruto " ucap Neji cepat
"Huh? Kenapa? "
"Kau itu perempuan. Mengerjakan tugas pasti memakan waktu yang lama, mungkin sampai malam. Jadi lebih baik kalian mengerjakanya di rumahmu saja " ucap Neji meyakinkan.
"Dan setidaknya dirumahmu dia tidak akan berbuat yang macam macam " tambah Neji dibatinya.
"Kalau begitu baiklah, kita mengerjakanya dirumahku saja "
"Baik " ucap Sai dengan senyum palsunya.
"Tidak apa apa, setidaknya aku masih bisa mendekatinya " batin Sai.

Sebenarnya semua teman Naruto ingin menemani Naruto, agar Sai tidak memiliki kesempatan sekecil apapun untuk berada terlalu dekat dengan Naruto. Tapi entah kenapa hari ini mereka semua memiliki agendanya masing masing. Kalau bukan hal penting, pastinya mereka lebih baik membatalkanya dari pada membiarkan Sai memiliki kesempatan untuk mendekati Naruto. Biar bagai manapun mereka termasuk teman yang setia kawan, Sasuke sudah menitipkan Naruto kepada mereka selama Sasuke tidak ada dan mereka melakukanya dengan senang hati karena Sasuke dan Naruto adalah teman baik mereka. Mereka tidak menginginkan hal apapun yang bisa merebut kebahagiaan temanya.
.
.
.
Kini mereka telah sampai didepan rumah Naruto. Bagi Sai rumah yang dilihatnya ini kecil tapi enak di pandang. Rumahnya kecil dengan halamanya cukup besar, dimana tumbuh berbagai macam tanaman bunga dan sayur sayuran.
"Ayo masuk " ajak Naruto
Lalu Saipun berjalan mengikuti Naruto masuk kedalam rumahnya.
"Aku pulang! " seru Naruto
"Selamat datang! Ah kau sudah pulang Naruto. Siapa dia? " tanya Kushina
"Dia teman sekelasku Kaa-san. Dia datang untuk mengerjakan tugas kelompok kami " jelas Naruto.
"Salam kenal nyonya " salam Sai sopan, untuk cari perhatian.
"Ah kalau begitu Kaa-san akan bawakan cemilan " ucap Kushina ramah.
"Hm " ucap Naruto
"Kau tunggu disini " ucap Naruto
"Kau mau kemana? "
"Ganti baju " ucap Naruto, lalu langsung pergi tanpa menunggu jawaban Sai.

Akhirnya Sai yang ditinggal sendirian memilih melihat lihat ruang tamu. Walaupun kecil, tapi Sai tidak merasa pengap. Penataan ruang tamu yang sederhana dan sesuai tempat dan tidak terlalu berlebihan membuat ruangan terasa nyaman.

Tidak lama kemudian, Naruto sudah kembali dengan baju santainya. Baju kaos longgar berlengan pendek dipadukan dengan celana joger loreng. Dengan tampilan tomboynya, Naruto tampak lebih mempersona. Ini membuat Sai jadi semakin menginginkan Naruto. Naruto tidak seperti gadis yang selama ini dia tau, biasanya gadis yang akan selalu mementingkan penampilanya bila didepan lawan jenis. Tapi lihatlah sekarang Naruto keluar hanya dengan tampilan sederhananya, tanpa make up sedikitpun.

Sai terus memperhatikan Naruto yang datang kearahnya sambil melamun. Tidak sadar sedari tadi Naruto terus memanggil manggil namanya, pikiran Sai entah terbang kemana, yang terbayang bayang olehnya adalah wajah Naruto yang tersenyum manis kearahnya sambil memanggil manggil nama Sai dengan manja. Hayalan itu terus berlanjut sampai terasa pukulan yang menyakitkan dikepalanya, yang akhirnya menyadarkan hayalan indahnya.
"Auck " pekik Sai kesakitan.
"Kenapa kau memukulku! " seru Sai sabil mengelus kepala yang mendapat pukulan sayang dari Naruto.
"Kau tersenyum sendiri dari tadi dan tidak menjawab saat aku panggil. Aku pikir kau kerasukan, jadi aku pukul kepalamu agar hantunya keluar" jawab Naruto datar dan tanpa bersalah sedikitpun. Dan jawaban Naruto ini membuat Sai sweetdrop.
"Sudahlah! Ayo kita cepat selesaikan tugasnya, aku ingin tidur "
"A.ah baiklah "
Lalu mereka mulai mengerjakan tugasnya. Saat mereka sedang mengerjakan tugas, Sai selalu mencari kesempatan seperti memegang tangan Naruto saat mengetik dan Naruto selalu langsung menepisnya, merangkul bahu Naruto dan banyak lagi modusnya.

Hal itu tentu saja membuat Naruto risih, tapi Naruto masih bisa menahanya sampai tiba tiba Naruto merasakan perasaan tidak enak disampingnya. Dan benar saja, pada saat Naruto berbalik, ternyata Sai sedang memejamkan matanya sambil memonyongkan bibirnya kearah Naruto. Naruto yang sudah tidak tahan langi akhirnya memukul wajah Sai hingga terpental jauh, membuat Sai mengaduh kesakitan sambil memegang pipinya yang kesakitan.

Sai yang masih terfokus pada sakit dipipinya, tidak menyadari aura yang berbahaya yang mendekatinya. Naruto berjalan dengan perlahan kearah Sai dengan tatapan dinginya. Saat Naruto sudah berada didepan Sai, barulah Sai menyadarinya. Saat mengarahkan pandanganya keatas, Sai dapat melihat tatapan dingin dan auram membunuh yang dikeluarkan dari Naruto.
"Sepertinya kau sudah bosan hidup " desis Naruto
"Ap.apa maksudmu? " tanya Sai dengan terbata bata karena takut.
"Jangan pikir aku tidak mengetahui maksudmu, aku membiarkanmu selama ini karena kupikir kau tau batasanmu. Dan kelakuanmu kali ini tidak bisa kubiarkan lagi. Aku paling tidak suka tipe lelaki sepertimu " ucap Naruto langsung menendang perutnya menimbulkan teriakan kesakitan dari Sai.

Naruto memegang kerah belakang baju Sai lalu menyerednya keluar dan langsung menhempaskan tubuhnya keluar gerbang rumahnya.
"Jangan pernah muncul didepan mataku lagi kalau tidak ingin pergi keakhirat secepatnya " ucap Naruto dingin lalu berbalik kearah rumahnya.
Saat Naruto akan melangkah, Sai mengatakan sesuatu yang membuatnya berbalik lagi searah Sai.
"Me.memang siapa dirimu. Kau tidak tau siapa aku! Dengan kekuasaan ayahku kau bisa kujebloskan kedalam penjara karena memukulku. Dasar j***g!" Pekik Sai mengumpat.
Naruto memberikan senyum sinisnya kearah Sai.
"Kau tidak tau siapa aku? Huh! Aku yakin tak lama lagi kau akan tau " ucap Naruto lalu kembali berbalik, pergi meninggalka Sai yang masih terbaring di aspal dengan keadaan babak belur.

Saat sampai didalam rumah, Naruto sudah bisa melihat Kushina yang bersedekap dada sambil menyenderkan badanya di dahan pintu.
"Huh akhirnya kamu mengusirnya. Kaa-san benar benar tidak menyukainya " ucap Kushina. Kushina memang sedari tadi memperhatikan mereka dari jauh, dan melihat Sai yang selalu mencari kesempatan untuk melakukan kontak fisik dengan Naruto. Tentu saja itu membuat Kushina marah apa lagi melihat betapa risihnya Naruto mendapat perlakuan seperti itu. Tapi Kushina membiarkanya, membiarkan Naruto memutuskan sendiri apa yang akan dia lakukan.
"Hmm, aku tidak ingin melihatnya lagi " ucap Naruto
"Kamu tidak usah kawatir, besok kamu tidak akan melihatnya lagi " ucap Kushina lalu mengelus kepala Naruto sayang.
"Hmm, kalau begitu aku serahkan pada Kaa-san " ucap Naruto lalu pergi kekamarnya.

TBC

Sasuke? Siapa?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang