CHAPTER 28

1.6K 75 11
                                        

Semua orang terpana melihat kecantikan seseorang yang keluar dari salah satu bilik ruang rias.
Dia adalah Syifa. Kecantikan nya natural. Hanya saja dia belum bisa untuk berdandan.

"Gini kan canteek ga kayak tadi" ucap Alfiana kepada Syifa yang ada di sebelahnya.

Syifa keluar dengan menggunakan dress berwarna peach yang senada dengan warna kulitnya dengan rambut dicurly di bagian bawahnya.

"Nah sekarang Syifa udah cantik. Jadi lo ga usah takut Syifa sama bully-an anak anak sekolah" ucap Elina dan dibalas dengan senyuman manis ala Syifa.

Manda dan yang lain meninggalkan salon dan menuju ke salah satu restaurant yang ada di mall ini untuk menemui para coeok cowok.

Saat sampai pun, para cowok masih tidak menyangka gadis cupu yang dulu sering mereka olok sekarang terlihat sangat jauh berbeda.

Tapi ada satu tatapan beda dari mata Syifa. Entah dia menatap siapa, pun tidak ada yang tau (termasuk author)

*****

Pagi ini Syifa ke sekolah beda dari sebelum nya. Hari ini dia terlihat snagat cantik tanpa kepang dua dan kaca mata bulat nya.

Gaya Syifa hari ini memakai seragam ala anak sekolah nya dengan rok pendek, rambut nya di-urai dan curly di bagian bawah nya, matanya pun memakai sotflen (maafkan author, author tidak tau tulisan nya).

Teman satu kelasnya saat melihat Syifa pun ternganga, tapi tidak dengan Beby yang biasa saja saat melihat Syifa. Dia berfikir bahwa Syifa hanya tebar pesona belaka.

Pelajaran pun berlangsung, tapi entah apa yang difikirkan Beby dia hanya melirik Syifa dengan ekor mata nya dan menunjukkan senyum dengan arti yang sulit.

****

Angga sedang berjalan menuju kelas setelah dari kantin, Manda memesan makanan kepada Angga karena dia sedang tidak enak badan.

Tiba tiba bahu Angga seperti ada yang nenyenggol dan seketika orang itu terjatuh di pelukan Angga.

Angga kaget karena orang itu adalah Beby, dia tau jika ada Beby pasti akan ada masalah yang timbul.

Beby tetap memasang wajah sok manisnya sedangkan Angga memasang wajah kesal dan jengkel melihat wajah Beby.

"Angga" ucap seseorang yang membuat Angga terkejut bukan main. Dia sangat mengenal suara itu.

Manda. Dia adalah Manda. Manda melihat Angga berpelukan dengan Beby dan itu membuat Manda cemburu.

Dengan sekuat tenaga Manda berlari tanpa arah. Sedangkan di sisi lain Angga berusah melepaskan pelukan Beby, namun Beby tak kunjung melepaskannya.

"Beby, lepas gak!!" Bentak Angga dan itu sama sekali tidak membuat Beby kaget.

Dengan sekali hentakan, tangan Beby yang ada di pinggang Angga terlepas dan sesegera mungkin Angga mengejar Manda yang mulai kehilangan jejak nya.

Manda duduk menyendiri di belakang sekolah. Daerah ini sangat sepi dan tidak ad a siswa yang kesini. Setiap Manda menangis ataupun sednag bersedih, dia akan selalu disini.

Bagi Manda hanya alam, udara, dan tuhan saja yang tau bagaimana perasaan hati nya saat ini begitu juga dengan masa lalu.

Angga berdiri di belakang Manda yang sedang duduj dengan pandangan kosong. Angga yakin bahwa Manda sangat terpukul akan kejadian tadi.

Apakah begitu besarkah cinta Manda kepada Angga? Apa seperti itu rasa nya sakit kalo di campak kan? Apakah sesakit itu melihat orang yang dicintai nya itu memilih orang lain?

Angga begitu kecewa dengan dirinya sendiri. Angga merasa bersalah selama ini. Semua yang dia sembunyikan harus segera dibongkar.

Manda yang duduk dan Angga yang berdiri di belakang Manda terus saja bergulat dengan pikiran mereka dan tidak tau kalau jam sekolah sudah berakhir. Semua anak sudah berhamburan keluar sekolah untuk pulang, bermain ke rumah teman atau bahkan ada yang shooping shooping manja dulu.

Kedua orang itu masih tetap disitu. Bahkan teman teman mereka masih setia menunggu mereka berdua.

Bahkan sampai setetes air dari luar angkasa turun membasahi bumi pun emreka tidak beranjak dari tempat itu. Sedangkan yang lain sudah pulang.

Angga mendengar isak tangis Manda dan itu membuat lamunan nya hancur.
Isak tangis itu terdengar lebih keras dari pada yang awal.

Namun semakin alma isak tangis itu tak terdengar dengan semakin deras nya hujan.

"Hujan, kenapa kelemahan ku muncul lagi"

"Tuhan, hanya kau dan hujan yang tau perasaan ku"

"Hujan, hanya kau yang dapat menyembunyikan kesedihanku"

Angga begitu tidak yakin bahwa Manda baik baik saja. Sepertinya Manda mengingat masa lalu yang sudah membuat nya tidak sewajarnya selama 6 bulan.

Angga yakin kepergian kakak nya itu masih membekas di hatinya. Sebisa mungkin Angga harus mengahpus semua kenangan pahit yang dialami Manda.

Angga dengan keadaan basah kuyup duduk di sebelah Manda yang basah kuyup dan dengan pandangan kosong.

Manda masih belum menyadari kehadiran Angga di sampingnya.

"Manda" ucap Angga dengan sedikit lantang karena suara nya yang kalah dengan suara hujan, sambil memegang bahu Manda.

"Angga" ucap Manda yang lirih bahkan tidak mungkin di dengar oleh Angga.
Manda langsung menubruk dada bidang Angga dan menangis sejadi jadi nya di dada Angga.

Bahkan air mata Manda sama sekali tidak berpengaruh bagi seragam sekolah yang dikenakan Angga karena deras nya hujan.

Manda mengeratkan pelukan nya begitu juga Angga yang sesekali menciumi puncak kepala Manda yang penuh dengan air.

"Gue bakal bikin lo bahagia sesuai janji gue sama abang gue"

*****

Hai hai hai.
Ketemu lagi nih.
Kemaren author baca dari atas sampai bawah, kok ceritanya agak buletin dot kom yah.

Kalo awal ceritanya itu Manda bahagia, itu cuma nutupin kesedihan nya aja yah.

Dan buat @nadiiaa04 sabar y, kita senasib kok.

This Is My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang