CHAPTER 16

2.2K 124 2
                                    

Disini Angga tetap setia menunggu Manda yang masih terbaring lemah di dalam tenda. Dia berniat untuk tidak meninggalkan Manda sedetik pun.

Dia hanya bisa memberikan kehangatan pada Manda dengan mengusapkan telapak tangan nya di telapak tangn Manda, menggenggam tangan nya dan menciumi punggung tangan nya.

Dia merasa amat sangat bersalah atas keadaan Manda saat ini. Para petugas kesehatan mengatakan bahwa Manda sangat kedinginan. Angga mengakui bahwa semalam Manda sangat kedinginan karena sejak semalam Manda berjaga jaga agar Angga tidak memeluk nya lagi.

Pergerakan tangan Manda membuyarkan lamunan Angga, Angga begitu senang dengan perkembangan Manda yang sedikit demi sedikit membuka kedua kelopak matanya.

"Angga" ucap Manda begitu lirih, Angga hanya membalasnya dengan senyum sumringah dan anggukan kepala.

Tanpa aba aba Angga langsung saja memeluk Manda yang masih berbaring itu. Angga sangat merasa nyaman dengan Manda begitu pula dengan Manda yang merasa nyaman dengan Angga.

Mereka cukup lama berpelukan dan saling memejamkan mata hingga tidak tahu bahwa ada sepasang mata yang memperhatikan mereka sejak tadi. Orang itu tersulut emosi dan berjanji akan menghancurkan hubungan Manda dan Angga kelak.

"Babas lo mau kemana??" Tanya Arnold yang baru saja ingin menjenguk Manda di tenda PMR, namun dia melihat Babbas yang pergi begitu saja. Orang itu adalah Babas.

Babas tidak memperdulikan pertanyaan Arnold, dan Arnold di buat melongo oleh Babas.
"Ni anak budeg kalik ya?" Gumam Arnold dan melangkah memasuki tenda dimana Manda dirawat disana.

"Makanya tu anak gue panggil kaga nyaut... hmm...ekhemm...Ekhem!!.... aduuh namanya kalau orang kasmaran gini kali ya, pelukan ga selesai selesai, tapi gue sama ayank gue ga segitunya... hemm sekali lagi nih di coba...ekhemm....test test...EKHEM!!! Yes tuh kan berhasil...."
Oceh Arnold panjang lebar seperti ibu kost minta bayaran.

Deheman Arnold berhasil manghancurkan pelukan mereka, Manda dengan wajah malu  dan semburat merah di pipinya. Serta Angga yang dibuat cengo dan nyengir serta garuk garuk hidung 'eh engga deng maksudnya garuk garuk kepala nya yang tidak gatal.

"Aduuh nyaman banget ya, sampai ada temen nya dari tadi ngintipin disini kaga tau? Atau emang tau tapi di biarkan, ckk ckk" Arnold mulai ngoceh lagi dan itu membuat Manda dan Angga memutar bola mata nya malas.

*****

Kini semua nya telah ada di dalam bus menuju perjalanan pulang dari camping. Manda kini duduk sebangku dengan Angga, karena ini Angga lah yang memaksa nya.

"Lo duduk sama gue yah Man.. please!!"

"Ga akan enak aja lo, gue pingin duduk sama sahabat gue kali"

"Yaelah Man ayo donk sekali aja"

"Engga mau!"

"Ooh... engga mau nih, lo ga mau gitu ucapin terima kasih ke gue karena gue udah selamatin lo!"

"Lo pamrih nama nya"

"Bukan pamrih Manda ku sayang!"

"Ihh manggil sayang ga level lo sama gue... ok TERIMA KASIH!...... puas"

"Tapi sayang nya gue ga mau terima ucapan lo itu, jadi lo harus duduk sama gue, titik, ga pakai koma, apa lagi tanda tanya"

Setelah perdebatan mereka yang tak masuk akal, akhirnya Manda lah yang mengalah dan duduk bersama Angga.

"Man lo mau ga??" Tanya Angga membuyarkan lamunan Manda tentang Angga, sambil menyodorkan snack yang dibawa nnya.

Manda hanya menggelengkan kepala nya tanpa berniat berbicara karena dia masih mengingat perkataan Angga saat bersama nya di tenda PMR tadi.

This Is My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang