Brakk!!!!!
"Lo!!"
Bugh....
"Aarghh Bryan. Lo apa apaan sih"
Bryan. Cowok itu terlihat sangat marah karena melihat Becca yang duduk berdua dengan cowok. Bahkan cowok itu tak segan segan mengusap lembut kepala Becca. Yang mana itu semakin membuat darah Bryan mendidih.
"Kamu yang apa apaan. Kamu tuh pacar aku. Kenapa kamu deket deket sama cowok lain. Pakai ngelus elus segala" munculah sifat posesif Bryan yang selama ini ia pendam.
"Iya gue masih pacar lo. Tapi sekarang gue mau kita putus" tegas Becca sambil mengangkat Kipe dan membawanya pergi daripada mereka berdua kena marah satpam karena membuat keributan.
Sedangkan Bryan hanya bisa menjambak rambutnya frustasi. Dia sudah membuat masalah. Dan akar dari masalah ini adalah Syifa. Kenapa juga cewek itu menggandeng tangannya itu dan spontan dia tidak sadar.
*****
"Angga beneran deh, bilangin sama Bryan, jangan buat hati Becca sakit hati. Semalem dia nangis nangis di telfon"
"Manda gini yah. Aku udah minta penjelasan sama Bryan dan dia bilang dia cuma nemenin Syifa ke mall buat ucapan maaf nya karena dia ga sengaja hampir tabrak Syifa"
"Tapi kenapa Bryan sampai gandengan tangan sama Syifa?"
"Udalah Man. Kamu sama sekali ga mau percaya sama aku dan Bryan. Kamu tau kan Becca itu masalah apapun pasti diperpanjang"
"Kok kamu jadi ngotot. Pantas aja lah Becca marah sama masalah ini. Becca itu perempuan pasti skait hati kalo digituin sama Bryan. Aku aja kalo liat kamu sama cewek lain pasti bersikap kayak Becca"
"Pantes lah aku ngotot. Kalo ada apa apa harus dengerim dulu. Jangan ambil keputusan"
"Terserah kamu. Capek aku ngomong sama kamu"
Manda segera meninggalkan Angga di taman itu seorang diri. Hingga tanpa mereka sadari ada seseorang yang sudah dari awal mendengarkan percakapan mereka berdua dan menunjukkan senyum bahagianya.
*****
Sudah hampir satu bulan Manda dan Angga sama sekali tak bertukar sapa. Siapa yang berantem siapa yang dieman. Elina dan Arnold pun sama sama geleng geleng kepala. Hanya mereka berdua yang sedang akur.
Ini dibuat kesempatan oleh Arnold untuk mengerjai Angga dan Manda serta Becca dan Bryan. Arnold dan Elina sering menunjukkan kemesraan nya kepada merekaa berempat dan hanya dibalas oleh lirikan kepada pasangannya.
Kini Angga, Arnold, dan Bryan sedang berada di rumah Angga untuk meluruskan masalah ini. Sebenarnya Angga sudah tidak tahan untuk mendiami Manda terus menerus. begitu pula sebaliknya. Tapi apa boleh buat ego ego sudah mengalahkan akal sehat masing masing.
"Gimana sih Bryan. Lo jadi cowok harus gentle donk. Masalah gini aja lo loyo" ucap Arnold yang sedari tadi ngoceh mulu.
"Hey otak cumi. Tanpa lo suruh pun setiap hari gue mikir o*n"
"Biasa kali bro"
"Oh iya, Bry. Gimana kalo lo ajak aja ketemuan Becca tuh. Terus lo lurusin aja masalahnya. Ajak sekalian tuh si Syifa" ucap Angga yang sedikit menemukan jalan keluar.
"Gue males ketemu Syifa. Tu anak ga tau minta maaf kali yah, udah tau dia udah hancurin hubungan orang sekarang malah ga pernah muncul selain di kelas doank" kesal Bryan.
Memang setelah kejadian waktu lalu, Syifa sama sekali tidak memunculkan batang hidungnya. Dia hanya bertatap muka dengan teman teman nya hanya saat guru akan mengajar di kelas mereka.
B
ahkan sekarang Syifa sama sekali tidak dapat dihubungi oleh Manda, Becca, elina maupun yang lain. Bahkan sekarang Becca, Elina dan Manda pun sudah sedikit curiga dengan Syifa."Coba aja kali. Sekalian ajak kita kita biar dapat gratisan" timpal Arnold.
"Gratisan terus lo, emak emak rempong"
*****
"Bagus. Gue suka kerja lo. Sekali kali bikin Angga yang marah sama Manda dan jauhin Manda. Bukan cuma Manda yabg ngejauhin Angga"
"Lo mah. Gue ini lagi berusaha, enak di lo kalo misalbya Angga jadi putus sama Manda, dan lo cuma terima hasilnya"
"Kan gue yang kasih ide"
"Oh iy hahaha"
"Syifa. Syifa lo jadi cewek polos banget. Mau aja lo gue kibulin"
*****
"Becca plis. Kamu mau kan jalan sama aku sekali aja. Minggu ini aja"
"Gue ga mau. Lo mau nya apa sih, jauh jauh sana dari hidup gue. Lo itu bukan siapa siapa gue lagi Bryan"
"Aku masih pacar kamu Becca! Aku belum terima keputusan kamu buat putusin aku secara sepihak" ucap Bryan tegas dan melemah saat akhir ucapannya.
"Oke, sekarang gue minta putus dari lo. Dan lo harus terima itu"
"Kalo aku ga mau?"
"Pokoknya lo harus mau. Ga ada kata ga mau dari mulut lo"
"Ck... Becca. Jangan gini terus! Stop! Aku muak yah kamu selalu minta putus sama aku! Aku mau kasih penjelasan ke kamu dan kamu harus turuti itu!" Tegas Bryan sekali lagi dan jelas sekali dalam ucapan nya sisi posesif nya sangat jelas.
"Sorry gue ga bisa. Gue ada urusan" ucap Becca dingin dan langsung meninggalkan Bryan dengan mata berkaca kaca karena dia sama sekali tidak bisa dibentak.
"Aargghh...."
*****
"Halo Becca"
"Oh, hai Kipe. Ada apaan nih telfon gue?"
"Ga papa gue kangen aja sama lo, ga boleh gitu kalo gue kangenin lo?"
"Ga papa lah"
"Oh yah Bec. Lo minggu ini sibuk gak?"
"Kalo sibuk sih enggak yah. Palingan juga kerjain pr beberapa halaman doank"
"Ooh... kalo semisalnya minggu kita jalan bisa gak?"
"Jalan yah? Emm... boleh tapi kemana?"
"Gue juga belum tau, besok deh gue kabarin lagi. Bye"
*****
Balik lagi. Hari ini next lagi kan. Kalo besok mau next gak? Ga next ah, ga ada yg responT_T
Sekarang fokus sama masalh Becca and Bryan dulu yah.
