Benar kata orang. Seseorang tidak akan bisa mengabaikan perkataan orang lain jika itu menyangkut orang tersayang nya.
Seperti saat ini, Manda benar benar menjauhi Angga. Manda tetap pacar Angga tapi tidak sering berkomunikasi dan hanya sekedar bertanya kabar dan pelajaran, hanya itu.
"El, Manda kenapa yah kok sekarang jauhin Angga?" Tanya Syifa kepada Elina saat melihat Manda yang hanya menatap Angga dengan pandangan kosong begitupun sebaliknya.
"Mana gue tau Syif. Gue tanya aja jawab bya cuma ga papa"
Akhirnya Syifa menganggukkan kepala dan berjalan keluar kelas menuju kantin untuk mengisi perutnya.
Meja Manda dan Angga pun macam makam jeruk purut. Angga hanya berani menatap Manda dari ekor matanya. Angga bingung kenapa Manda mendiaminya. Apa salah nya?
Sedangkan Manda hanya bisa menunduk dan memainkan ujung baju seragamnya. Dia masih sedikit ragu untuk masalah ini. Apakah benar perusahaan papanya yang mungkin bisa dibilang maju setelah perusahaan papa Angga berada di bawah tangan perusahaan papa nya Beby?
Ga mungkin deh. Tanpa sadar Manda menggelengkan kepalanya dan itu tidak lepas dari pandangan semua teman nya.
Kenapa??. Hanya itu yang ada di benak mreka."Man... Manda?? Mandaa!!"
"Ah.... iya kenapa??"
Lamunan Manda seketika buyar saat Arnold dan yang lainnya memegang pundak Manda.
"Lo kenapa sih? Bilang donk sama kita kalo lo ada masalah. Jangan diemin kita kayak gini"
"Iya lo juga kenapa jauhin si Angga?"
"Emm... sorry, sebenarnya gue itu... emm....mau.... mau..... ah ya mau kembaliin nih buku ke perpus. Gue tinggal dulu y"
Manda mencari alasan apapun itu agar ia terhindar dari lontaran pertanyaan yang diberikan oleh teman teman nya.Saat akan membuka pintu kelas yang tadi di tutup oleh Bryan karena takut ada yg mengganggu, ternyata tangan Manda ada yang menghalangi.
"Kamu mau kemana?"
"Mmm.... Ngga, gini ya aku mau kembaliin nih buku ke perpus" ucap Manda sambil memamerkan buku yang akan dia kembalikan ke perpus.
Seketika semua teman Manda tertawa karena ucapan Manda. Bahkan ternyata dari tadi mereka sudah menahan tawanya.
Angga saja tidak bisa menahan kekehannya karena Manda.
Sedangkan Manda memandang semua dengan kening mengkerut tanda bingung."Lo yakin mau kembaliin tu buku ke perpus??"
"Hahhaa lo mau kena semprot tu guru killer ha?!!"
Bahkan Manda belum tau apa yang mereka bicarakan, hingga Angga melihatkan buku itu kehadapan Manda dan membuat ia membulatkan matanya. Dan mengumpat untuk diri nya sendiri saking panik nya dia tidak tau kalo buku itu buku Fisika.
"Masih mau kembaliin buku ini? Kamu ga bisa ngehindar Manda. Sekarang ikut aku"
Belum sempat Manda protes, Angga sudah menggandeng Manda menuju suatu tempat. Para siswa hanya memandang keduanya, karena memang mereka jarang melihat Angga dan Manda jalan bareng apa lagi gandengan.
Angga membawa Manda menuju rooftop sekolah yang memang sepi. Angga menghentikan langkahnya begitu pula dengan Manda. Angga maju membelakangi Manda beberapa langkah.
"Kalo kamu kayak gini terus, rasanya aku ga berguna bagi kamu. Aku ini pacar kamu, bahkan mama papa kamu udah kasih lampu hijau buat aku, tapi kenapa kamu malah menghindar"
"Bukan gitu mak....."
"Iya itu maksud kamu. Aku emang g berguna bagi kamu. Aku merasa bersalah beberapa hari ini. Dan sekarang g ada yang perlu kamu tutupin karena aku sudah tau semua"
Seketika Manda membulatkan matanya. Darimana dia tau? Astaga gue lupa kalo dia punya....
"Kamu pasti berfikir kenapa?"
Angga memutar tubuhnya menghadap Manda yang bertubuh kaku itu. Cowok itu mendekati Manda dan memegang bahu Manda."Aku sudah kirim beberapa orang untuk mengintai kamu. Maaf kalo diam diam aku intai kamu. Mereka kasih kabar kalo kamu sering melamun sendiri dan kadang kadang bicara sendiri dan mereka bilang kamu sering sebut Beby kalo kamu ngelamun. Dan itu enggak menutup kemungkinan kalo semua ini ada hubungannya sama Beby. Dan benar bukan, kalo Beby udah ancam kamu kalo kamu ga mau jauhin aku, perusahaan papa kamu yang ada di bawah perusahaan papanya akan hancur? Bahkan dia yang udah nyulik kamu waktu itu kan?"
Angga mendongakkan kepala Manda yang menunduk, dia menangkup wajah Manda dengan kedua tangannya dan mengahpus sisa air mata yang masih menggenang di sekitaran pipi chubby itu.
"Kamu salah sayang. Perusahaan papamu dan papaku itu kerja sama dan ga akan bisa dihancurin sama siapapun"
Manda langsung saja menatap Angga seperti bertanya itu benar?
Angga yang tau maksudnya langsung menganggukkan kepalanya.Manda yang sennag langsung menubruk dada Manda. Dan meminta maaf. Angga mengusap sayang kepala Manda dan menciumi pucuk kepala Manda.
Ternyata di balik itu semua ada yang melihat mereka. Entah itu tatapan terharu karena seperti itu kah rasa pacaran. Atau tatapan sedih sekaligus kesal karena dia menyukai salah satu dari mereka dan berambisi untuk merebutnya.
*****
Hai......
Sorry y lama. Udah lebih dari 3 minggu tapi belum di next.
Aku baru inget tadi dan langsung aku ketik kilat buat kalian.Jadi, siapa orang yang dimaksud?
Tunggu yah.Warning typo!!