"Beneran nih kamu ga papa aku tinggal. Aku tadi dipanggil papi nih di kantornya"
"Udah ga papa, udalah sana nanti kamu dimarahin lagi sama papa kamu"
"Tuh kan bener kamu marah"
"Enggak sayang"
"Ciee tadi bilang apa?"
"Ga papa. Udalah sana"
"Yaudah aku pergi dulu ya, nanti kalo ada apa apa atau kamu udah sampai di runah dengan selamat langsung telfon aku"
"Iya, posesif amat jadi cowok"
"Bukan posesif sayang, tapi aku khawatir kalo kamu kenapa kenapa"
"Okey nanti klo aku kenapa kenapa di jalan atau pun aku udah sampai di rumah bakalan hubungin kamu"
"Itu baru pinter, yaudah aku berngkat dulu yah" ucap Angga sambil mengulurkan tangan nya yang disambut oleh Manda.
Rutinitas yanh selalu dilakukan Mamda dan Angga setiap bertemu maupun akan pulang atau semacamnya, yaitu Manda menyalami Angga dengan sopan layaknya suami ke istri.
Manda menatap Angga hingga ia menghilang dari jalanan kota.
Siang ini Manda memutuskan untuk berjalan kaki karena dia lupa bawa handphone.Manda jalan sendirian di jalan menuju rumahnya, tiba tiba saja perasaan Manda jadi tidak enak. Seperti ada orang yang mengikutinya.
Saat menoleh ke belakang hanya ada sebuah mobil terpakir manis di sisi jalan, serta ada beberapa orang yang sedang berlalu lalang.
Memang jalan yang dilewati Manda saat ini sangat lah sepi. (Author aja takut)
Keempat orang laki laki dengan pakaian rumahan itu terkejut saat orang yang diamati tidak ada di tempat.
Mereka khawatir, bukan karena dia hilang, tapi takut kalau dimarahin bos nya. (Kejem amat).Mereka melihat sebuah mobil melaju kencang saat itu, dan itu membuat kecurigaan mereka tambah kuat, kalo orang yang diamati itu di culik.
"Lo gimana sih, disuruh ngawasin malah keluyuran"
"Gimana sih lo, dia tadi liat kita"
"Terus sekarang gimana, boss pasti marah"
"Balik sekarang" seru orang yang lebih besar dan sangar diantara mereka berempat, dan dituruti oleh ketiga orang itu.
*****
"Apa yang kalian lakukan, bagaimana bisa dia hilang dari pengawasan kalian. Saya sudah menugaskan kàlian untuk mengawasi dia bukan? Kalian sangat ceroboh.
Saya tidak mau tau cari dia sekarang!!" Perintah bos nya itu dengan nada lantang dan langsung saja di lakukan oleh keempat orang itu.Lelaki itu nampak kesal, dia memijat pelan keningnya. Dia sudah menelpon handphone cewek nya itu, tapi yang mengangkat bukanlah cewek nya tetapi asisten rumah tangganya.
"Kamu dimana sayang, kenapa bohongin aku, handphone juga ga dibawa, gitu bilangnya kalo ada apa apa di jalan hubungin aku. Ini gimana jadinya?"
*****
Manda ternangun dengan kepala yang sangat pusing. Manda melihat sekelilingnya, bukan, ini bukanlah kamar nya, lalu dimana dia?
Manda memberontak setelah tau dia diikat di sebuah kursi, mulutnya pun ditutup dengan kain. Astaga dia kenapa?
Dia sangat takut, bagaimana kalo dia diculik atau apapun itu.
Suara tepukan tangan membuat lamunan Manda buyar, dia melihat sekelilingnya. Mau berteriak pun tidak bisa, dia hanya bisa menggelengkan kepalanya saat melihat siluet seseorang berjalan mendekati nya, dan sepertinya orang itu memegang....?? Pisau.
Dia sangat ketakutan, bagaimana cara menghindarinya. Dia hanya bisa menggeser kursinya ke belakang hingga dia akan jatuh kalau saja seseorang tidak berhasil menangkap kursinya.
"Uh uh, jangan di geser kursinya cantik. Nanti kalau kamu jatuh gimana? Ha!!!" Suara perempuan itu membuat Manda terkejut bukan main, pasalnya pertama dia berkata manis dan tiba tiba membentaknya.
"Tapi seperti ada yang ganjal.... sepertinya aku mengenal suara perempuan itu" batin Manda.
Perempuan itu mendekati Manda dan menempelkan benda besi dingin itu ke pipi Manda. Jalan terus dengan ujung pisau itu melewati pipi lalu ke kening dan kembali lagi ke pipi.
Kalau Manda sedikit saja bergerak pasti pisau itu sudah melukai wajahnya.
"Jangan takut, gue ga bakal ngelukain lo, kalo lo mau nurutin gue"Beby. Dia adalah Beby. Dia lah yang menyuruh seseorang untuk menyulik Manda.
"Oh Manda, ga usah takut. Ngapain lo sampai ngeluarin keringat dingin kaya gini"
"Lo mau gue ngelepasin lo?" Tanya Beby dan diangguki oleh Manda.
"Mudah sekali. Lo harus relain Angga buat gue" ucapan Beby itu membuat Manda menggelengkan kepalanya.
Beby mendorong kursi Manda dan sekali lagi ditolong oleh anak buah Beby.
Beby membuat gerakan mata kepada anak buahnya dan dilakukan oleh mereka.
Beby pergi dari ruangan itu dan tinggal menunggu hasilnya saja.Salah satu dari mereka membuka kain pada mulut Manda, dan itu membuat Manda langsung saja bersuara. Tapi apa daya mulutnya ditutup oleh orang itu.
"Astaga mereka sedang apa? Kenapa membuka ikat pinggang mereka? Astaga jangan jangan mereka..."
Manda menggeleng kuat, seseorang merobek sudut seragam Manda.Namun, saat akan merobek lagi pintu ruangan itu terbuka dan..
"Angkat tangan kalian!!!"
Segerombolan polisi masuk dan mulai memborgol tangan mereka sedangkan salah satu dari mereka sudah berhasil melarikan diri.
"Manda!!" Angga langsung saja berlari menghampiri Manda yang sedang duduk di kursi. Angga membuka jaketnya dan memakaikan nya ke Manda untuk menutupi seragam sekolah nya yang robek, dan sesegera mungkin membawanya pergi.
*****
Hai.....
Maafkan author ya udah beberapa minggu ga next. Author kan dah bilang banyak tugas jadi maklumin y.Sekarang udah di next dan semangatin author y dengan ninggalin jejak kalian.
!!Warning typo!!
![](https://img.wattpad.com/cover/98868124-288-k251214.jpg)