Téssera (4)

51.7K 2.2K 55
                                    

Maafkan salah kasih judul bab.
Judul yg sebelum diganti untuk bab yang selanjutnya. Soal isi cerita masih sama.

Author balik lagi update, semoga kalian suka ya. Selamat membaca, selamat menikmati dengan teh dan indomie goreng. /eh apa sih thor/ -plakk- Udah ayo langsung cuzz baca.

Setelah percintaan panas kami semalam, ah ralat, pergumulan yang benar. Tidak ada cinta di setiap sentuhannya, hanya hasrat walau ia memperlakukanku dengan baik. Aku terbangun karna merasakan darah mengalir di selangkanganku. Apa aku haid?

Aku bingung, apa yang terjadi denganku? Takut mengotori kasur alex lebih banyak, akupun berlari menuju kamar mandi dan berendam di bath up. Air yang semula bening seketika menjadi bewarna merah khas darah, dan tiba-tiba semuanya menggelap.

***

Cahaya putih yang menyilaukan membawaku pada keadaan di mana seorang pria dan wanita paruh baya tengah menatapku. Mereka berjalan mendekatiku tapi wajah mereka tak terlihat karna terhalang cahaya yang menyilaukan.

Tapi dapat kurasakan mereka berhenti di kedua sisi tubuhku dan mulai berbisik.
"Bangunlah, kau akan baik-baik saja. Kami akan menjagamu, hidup atau mati."

Dan semuanya menghilang.

***
Alex POV

Suhu kamar entah kenapa sangat dingin, apa sedang musim dingin? Aku menggeliat merenggangkan tiap senti tubuhku yang pegal karna kegiatanku semalam. Ku edarkan pandanganku mencari anna, tapi yang kudapati hanyalah darah segar yang di kasurku.

Akupun segera berdiri dan mendapati lebih banyak darah tercecer di lantai kamarku dan darah itu menuju kamar mandi. Disana anna sedang tertidur di dalam bath up yang di penuhi air bewarna merah khas darah.

Kutepuk-tepuk pipinya agar ia terbangun, dan hasilnya nihil, karena ia pingsan sekarang. Mungkin ia kehilangan banyak darah, kenapa dia bisa berdarah sebanyak ini.

Oh, apa karena aku? Ah sudahlah, aku harus membawanya ke klinik di mansionku ini.

Sesampai di sana aku disambut Dr. White, dan langsung membaringkan anna di kasur yang ada. Disana Dr.White langsung memeriksa keadaan anna.
"Bantu aku" ucapnya.

Ia menginstruksiku untuk mengambil perlak dan pembalut yang banyak. Lalu ia mengalasi bagian bawah tubuh anna dengan perlak dan memekaikan pembalut di selangkangannya.

"Apa yang kau lakukan lex?" selidiknya.
"Bercinta?" jawabku ragu.
"Jangan terlalu kasar bodoh, dan jangan maraton!" ejeknya.

"Kau berani mengataiku?!" tanyaku ketus.
"Kau memang bodoh, dia masih pemula lex. Vaginanya harus membiasakan keberadaan benda asing dalam dirinya. Dia masih sangat sempit, jika kau memakainya setiap saat maka beginilah jadinya. Pendarahan dalam karna frekuensi yang cepat. Andai kau bisa bersabar, kau tidak akan kehilangan jatahmu 3 hari mendatang." tuturnya dengan penekanan di kalimat akhir.

"Selama itu?"tanyaku.
"Itu tidak lama lex, kau saja yang tidak sabaran. Dia tawananmu, kau tidak akan kehilangan dirinya." ucapnya.
"Ya, dia tidak akan lari kemanapun. Dia tawananku, dia milikku" desisku.

"Tapi kau harus mewaspadai ingatannya dan mungkin kemahirannya bersenjata. Buah jatuh tak jauh dari pohonnya bukan?" ucapnya.
"Kau terlalu banyak bicara Dr.White, kau mau mati sekarang?" ancamku.

"In Your dream Lex, kau membutuhkanku. Tidak ada yang bisa mengobati lukamu sebaik aku." godanya.
"Cih" kupalingkan wajahku pada anna yang sedang tertidur pulas, seperti bayi.

"Kau menyukainya?"tanya Dr.White.
"Aku tidak memiliki rasa itu sejak lama , kau tahu kapan tepatnya. Jadi jangan banyak bicara apalagi saat ada di dekat gadis itu."ucapku.

"Ahh, baiklah. Oh iya, dia wanitamu lex bukan gadis lagi. Bodoh" bisiknya.
"Mati saja k-" ucapakanku terpotong karna sekarang anna tiba-tiba bangun dari tidurnya.

Ia terlihat kaget dan memegangi kepalanya yang sepertinya sangat sakit. Ku hampiri dirinya dan tiba-tiba saja ia memelukku . Kurasakan pundakku mulai hangat dan basah karna tangisnya "Sakit" desisnya.

Ku lepaskan pelukannya untuk membiarkan Dr.White memeriksanya.
Setelah memeriksanya beberapa saat, Dr.White memberikan beberapa paket obat pada anna.
"Obat anti hamil, obat penghilang rasa sakit, obat untuk menghentikan pendarahanmu dan antibiotik. Satu paket isinya obat-obat ini. Kau harus meminum 1 paket sehari, sarah yang akan menyiapkannya. Dan kau di larang berhubungan badan denga alex untuk 3 hari kedepan. Mengerti?" ucap Dr.White.

"Iya Mr-" jawabannya terpotong "Mr.White" ucap Dr.White menambahkan.
"Terima kasih Mr.White" lanjutnya takut
"Jangan takut padaku nona, dan, sama-sama" ucap Dr.White.

Aku berdehem untuk membuyarkan drama di depanku, menjijikkan.
"Lama sekali" gerutuku.
"Jangan terlalu cemburu lex, dia wanitamu aku masih sayang istriku." satu cubitan mendarat di perutku dan terlempar senyum bodoh Dr.White padaku.

Setelah sepeninggal pria bodoh itu, aku langsung duduk di samping anna.
"Kau tak apa? Maafkan aku" ucapku.
"Aku tak apa Tuan , ini kewajibanku jadi aku akan melakukannya. Tapi aku meminta maaf padamu, karena ini aku jadi tidak bisa melayanimu 3 hari ini. Maafkan aku" ia mulai terisak, bahunya bergetar karna takut.

"Sstt, jangan menangis. Jangan meminta maaf karna tak bisa melayaniku, kau tidak bisa melayaniku juga karna aku yang tak sabaran tadi. Harusnya aku tahu kau butuh membiasakan diri." mata gadis itu memerah karna tangis, tapi mata itu masih tetap memancarkan kehangatan di saat yang bersamaan.

Aku tidak bisa memalingkan mataku dari matanya, seakan terhipnotis dan aku terjebak di dalamnya. Aku tidak bisa menahan diriku, kini aku mencium bibirnya dan menghapus jejak air mata di pipinya.

Hanya menempelkannya tapi rasanya sangat hangat dan manis.

Krriieett...

"Oh astaga, sangat vulgar. Sarah jangan masuk, nanti matamu tercemar." ucap Pria bodoh itu -Dr.White- sangat keras.
"Dasar bodoh! Mati sana" ku lempar bantal yang berada tak jauh dari tempatku ke arah dr.white.

"Hahahaha, dasar tidak sabaran!" ucapnya.
"Kasihan sarah sampai tidak berani masuk karna tindakanmu. Anna harus makan sesuatu, anna tidak hanya makan ciumanmu" ledeknya.
"Erghh, beruntungnya dirimu aku tidak membawa pistol!" seruku.

"Kau saja yang bodoh, disini ada banyak benda tajam tapi kau malah melempar bantal" sekali lagi ia mengejekku.
Sudut mataku menangkap sosok anna yang sedang tersenyum lebar. Kenapa dia tersenyum? Apa karna Dr.White?

"Cari mati kau! Ingat istrimu!" kutekan kata terakhirku, untuk membuat anna tahu bahwa Dr.white sudah beristri. Dan reaksinya masih sama, berarti bukan karna Dr white dia tertawa. Apa karenaku?

"Sudahlah ayo biarkan anna makan makanannya, kita keluar saja." ucapnya sambil menyeretku keluar kamar.

Setelah dia keluar dari klinik, dia menatapku serius.
"Kau cemburu dia tertawa karenaku? Jadi kau bilang aku sudah beristri?" godanya.
"Tidak" jawabku ketus.
"Aku mengenalmu dari jaman masih pakai popok, mana bisa aku tak tau!" ucapnya.

Ah iya dia benar, apa iya aku cemburu? Tidak elit sekali aku cemburu pada pria yang jelas-jelas beristri.

Bodoh.
.
.
.
.
.
.
TBC

Dr.White (Rodrigo Guirao Diaz)

Janga lupa tinggalkan jejak yaaa, kasih bintang gituu 😘😘😘😘

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Janga lupa tinggalkan jejak yaaa, kasih bintang gituu 😘😘😘😘.

100 view for next?

Agorástike [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang