Énteka (11)

31.5K 1.4K 6
                                    

Aku tau chapter sebelumnya biasa aja. Tp aku udah bilangkan kalau mau kasih kado buat chapter selanjutnya. Jadi, bab ini ada kadonya. Kado baper.

Gatau kalian bapert ato enggak, kalo aku sih baper. *authoritubaperan*

Chapter kali ini aku dedikasikan buat ariani_agustin karna udah nungguin ceritaku. Karena kamu minta update cepet, aku sekarang update buat kamu.

Ok, selamat membaca ya.
.
.
.
Author POV

"Tuan, drew sudah melacak keberadaan kita. Cctv minimarket menangkap keberadaan tuan. Kita harus pergi dari sini."
"Baiklah"
"Menurut informasi, el sudah berada di tangan kevin dan dr.white. Mereka dalam perjalanan ke Paris tuan."

"Baiklah, ada baiknya aku mengunjungi keponakanku yang cantik itu"
"Baiklah, Tuan"
.
.
.
Kevin Pov

Hari ini aku berencana membawanya berjalan-jalan mengelilingi paris. Paris , tempat yang romantis untuk mendekati gadis cantik. Suasana romantis mungkin akan sedikit menggugah hatinya untuk melirikku.

Aku mengenakan outfit santai hari ini.

Setelah bersiap-siap aku keluar kamar dan langsung mengetuk pintu kamar el.  "Masuk" setelah mendengar balasan itu, aku langsung masuk ke kamarnya.

Dan disana ada bidadari yang cantik, tak bersayap namun sangat elegan.

"Bra, tolong di tutupi. Ganti bajumu, sudah kukatakan aku punya adik yang tidak bisa di jaga"
"Oh ayolah, singkirkan pikiran mesum mu itu vin. Aku menyukai baju ini"
"Tidak, pokonya harus ganti baju. Atau aku akan memakaikan lingeri!"

Aku langsung keluar kamar , memberinya waktu untuk berganti pakaian.  Dan beberapa saat kemudian ia sudah keluar dengan baju lain.

"Nah, ayo kita berangkat sekarang!"
"Kita kencan?"
"Begitulah"

Lalu aku menggandeng tangannya dan menariknya menuju lantai dasar.

Saat aku keluar, ferrari laferrari merah menyambutku.

"Kemana kita hari ini?"
"Seine Cruise bagaimana?"
"Nice"

Setelah itu kami memasuki mobil dan segera meninggalkan bassment.

***

Sesampainya disana, aku menggandengnya dan membawa ke kapal yang telah aku sewa secara pribadi.

Dan saat kami telah duduk, kapal pun meluncur pergi.

"Tidak seru" cicit el.
"Bukannya wanita suka yang romantis?"
"Iya memang, tapi pergi berdua tidak akan seru. Lebih romantis jika menggunakan kapal massal. Lebih banyak orang lebih baik. Dan kau menghamburkan uangmu, dasar orang kaya"

Aku mencubit pipinya gemas, dasar wanita. Rumit.

"Padahal kau dulu yang merencanakan ini, kau yang menulisnya."
"Benarkah?"

Aku mengeluarkan secarik kertas dalam saku celanaku dan memberikannya pada el.
"Aku menemukannya di dalam binder."

Brianna Pov

Oh benarkah aku yang merencanakanya, dengan tergesa.

Aku harus pergi ke paris dengan orang yang mencintaiku, tidak peduli aku mencintainya atau tidak.

Pertama, aku harus ke Seine Cruise.

Kedua, aku harus membeli sesuatu di flea market

Ketiga, aku harus keliling menara eiffel. Sore adalah waktu terbaik!

Terakhir, aku ingin dinner romantis.

"Aku hanya ingin mewujudkan impianmu"
"Tapi kau tidak mencintaiku vin"
"Kau saja yang terlalu buta el, kau tidak mau menyadarinya"

Kata-kata kevin barusan, entah kenapa seperti menusuk tepat ke jantungku. Benarkah aku sejahat itu?
"Aku tau, tidak akan romantis jika aku mengucapkannya sekarang. Tapi aku hanya akan mengucapkan apa yang ada di pikiranku. Kau tau, mungkin salahku karna selalu menutupi perasaanku padamu karna aku merasa tak pantas bersanding denganmu. Latar belakang keluargaku, sangat bertolak belakang dengan keluargamu. Tapi entah kau suka atau tidak , mulai sekarang aku akan menunjukkan perasaanku. Jadi jika suatu saat aku ataupun dirimu pergi, aku tidak akan menyesal karna memendam ini sendiri."

Mataku mulai memanas, aku sangat terharu dengan kata-kata yang meluncur dari bibir kevin. Terima kasih Tuhan, aku memilikinya di sampingku.  Dan tak terasa air mataku jatuh.

Bukan karna aku cengeng, tapi karna aku tidak tahu bagaimana perasaanku padanya. Aku memang sangat bodoh, bagaimana jika aku menyakiti pria baik ini?

"Kevin. . . hiks. Maafkan aku, kau sangat baik dan aku tidak ingin menyakitimu dengan berbohong. Aku belum mengetahui perasaanku padamu, maukah kau bersabar??"

Ia menghapus air mataku dan tersenyum manis, oh tuhan senyumnya itu justru membuat air mataku bertambah deras.

"Tak apa princess, aku akan menunggumu. Tapi jika terlalu lama, aku akan menciummu. Membangunkan hatimu dari sihir jahat."
"Perumpamaan yang aneh kau tau"

"Princess, kau menghancurkan momen romantisnya" lalu kami tertawa bersama seperti orang bodoh.

"Ayo kita makan dulu, makanannya sudah siap di dapur." ajak kevin.

***

Dan sekarang kami berada di Porte de Clignancourt Flea Market ,

"Kau ingin beli sesuatu?"
"Tidak, aku tidak mengerti barang vintage. Aku hanya suka melihatnya"
"Ahh, baiklah"

Kevin masih tetap mengenggam tanganku, ini benar terasa seperti kencan. Dan aku merasa aman berada di dekatnya. Apa aku mulai mencintainya? Atau memang aku mencintainya?

Ia membawaku berkeliling melihat kios yang ada, dan tiba-tiba dia berhenti.
"Tunggu disini. Jangan kemana-mana" lalu kevin pergi begitu saja.

Dan beberapa saat kemudian, kevin kembali dengan bingkisan dan buket bunga.
"Untukmu" dan setelah itu aku membuka bingkisan itu. Kotak musik sederhana, tapi bunyinya indah.

"Terima kasih kevin." tanpa sadar aku sudah memeluknya dan mengecup bibirnya sekilas.
"Ah, sama-sama princess"jawabnya ragu.

"Maafkan aku, aku hanya terlalu senang. Mungkin ada baiknya aku menciummu di tempat lain" lalu aku mencium kedua pipinya. Semburat merah memenuhi pipiku, dan rasanya seluruh wajahku memanas. Aku langsung meninggalkannya begitu saja.

Tapi kevin dengan cepat menyamai langkahku, "ekhem, cie blushing"
"Ih enggak" elakku.
"Aduh, kalau bohong pipinya tambah merah"

Aarrgghh, pipiku sudah sangat merah karenanya dan panas. Akhirnya aku berhenti dan ia juga berhenti. Dengan kecepatan cahaya, aku langsung mencubiti perutnya dengan ganas.

"Aduh sakit, aduh" kekehnya
"Rasakan pembalasanku, siapa suruh ngatain?!"
"Aduh, kan bohong dosa. Jadi harus jujur dong."
"Ihh, enggak. Aku gak blushing!" gerutuku.

Saat aku hendak berlari, tangan kokoh langsung menarik lenganku dan menggendongku seperti karung beras.
"Kencan kita belum selesai tuan putri, kesempatan buat blushingnya masih banyak."
"Keevvviinnnn turuuunninnn!!!"teriakku kesal.

Tapi kevin tetap tidak mempedulikanku, walaupun pukulan demi pukulan ku jatuh di punggungnya.

Perasaan ini, nyaman.

"Tunggu aku kevin"-batinku.
.
.
.
.
TBC

Jangan lupa vomentnya yaaaa......

Selamat membaca.

Agorástike [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang