Entah kenapa, hari ini aku merasa lelah sekali. Lelah yang teramat sangat, bahkan aku terlalu lelah untuk merasa takut.Senja itu, langit tampak sangat kelabu. Mungkin sebentar lagi hujan akan membasahi bumi ini, jelas terlihat mendung menggantung diatap kota.
Aku masih duduk dihadapan jendela kaca diruangan putih ini. Perlahan tapi pasti rinai hujan yang awalnya hanya gerimis yang malu-malu kini menderas. Angin berembus kencang sesekali terdengar suara yang memekakan telinga seperti langit sedang terbatuk.
Usiaku baru 16 tahun, tapi rasanya sudah seperti satu abad aku hidup didunia ini. bukan baru kali ini aku kelelahan menjalani hidup. Sering, sering sekali rasa itu melandaku terkadang aku ingin menyerah namun seseorang selalu memberiku kekuatan.
"Hey....my princces. What are you doing?" Suara itu membuyarkan lamunanku, Sosok itu ikut duduk disampingku.
"are you ok hyo?" Tanyanya dengan suara lembut namun tegas.
"Yeah i'm okay, aku hanya sedang memandangi bunga-bunga itu" tunjukku kehamparan bunga di tengah taman.
"Kamu ingin kesana besok?" Tanyanya sambil mengelus rambutku.
"Are you kidding? Oppa tau kan malam ini aku harus operasi and maybe gak akan ada besok untukku" hatiku sangat sakit ketika mengatakan itu.
"I'm not kidding, hey...hey kamu ngak boleh bilang gitu. Ini bukan jihyo yang aku kenal" katanya sambil menatapku hangat.
"Aku yakin kamu akan bisa, ayolah this not first time, sebelumnya kamu bisa koq" kedua matanya tampak tersenyum.
"Yeah this not first time, karena itu aku sudah sangat lelah aku bahkan berharap hari ini akan menjadi akhir oppa, i'm just tired" kataku sambil mengadah kelangit yang mulai gelap.
"please stop to say that, kemana jihyo our princess yang selalu optimis, this is not you" kulihat wajah itu berubah sedih.
"sorry, aku hanya lelah dengan semua ini. Kalau kali ini gagal lagi aku gak tau harus seperti apa lagi" kini aku menatap wajah wanita yang aku panggil oppa itu.
"Hyo, kamu percaya deh sama oppa kali ini pasti berhasil, i'm sure 100%" aku melihat raut meyakinkan diwajahnya kini.
"I hope" hanya kata-kata itu yang mampu aku ucapkan, aku melihat senyum kini menghiasi wajahnya. Sudahlah aku tak boleh terus takut akan sesuatu yang belum terjadi, aku akan menyerahkan semua pada takdir.
Tak berapa lama salah satu suster masuk keruanganku dan mengatakan bahwa ruangan operasi sudah siap, ada rasa takut dan khawatir yang menyusup.
"Oppa!" Panggilku padanya yang kini duduk disamping dipanku.
"Hmm.. waeyo" balasnya sambil meremas tanganku.
"Appa engak datang" tanyaku kembali. Cukup lama ia terdiam.
"Sekarang appa masih diperjalanan" entah mengapa aku meragukan kata-katanya.
Aku hanya diam mendengar perkataanya, tanpa kusadari setetes air bening terjatuh membasahi pipiku, Jungie oppa yang menyadari itu mengenggam tanganku dengan erat.
"It's okay, semuanya akan baik-baik aja" aku hanya mengangguk, aku takut membuka mulutku karena aku takut tangisku pecah.
Aku memeluknya sekali lagi Sebelum aku keruangan operasi, ada raut khawatir samar diwajahnya.
"oppa akan disini menunggumu, dan oppa yakin semuanya akan baik-baik saja" katanya yang aku rasa bukan hanya untuk menenangkanku tapi juga menenangkan dirinya sendiri.
Aku terus meremas tanganya ketika dipanku mulai didorong ke ruang operasi. Tak lama gengaman itu mulai terlepas aku tak begitu pasti karena obat bius perlahan mulai beraksi, terakhir yang bisa aku ingat suara suster yang memintanya untuk menungguku di luar.
💖💖💖SARANGHAE💖💖💖
KAMU SEDANG MEMBACA
Without word (Complete)
FanfictionCAST JIHYO TWICE - MINGYU SEVENTEEN Buat kalian yg penasaran langsung aja baca,??? karena tyan bingung buat ngejelasin cerita ini gimana. ada sedihnya, ada tawanya ada juga gak jelasnya.... ??? Ingat ya guys gak ada paksaan buat vote ataupun koment...