"Itu tidak mungkin dokter, saya mohon selamatkanlah dia" aku terus memohon pada dokter dihadapanku.
"Nak, percayalah saya ingin melakukan itu. Tapi saya mohon maaf, ini diluar kuasa saya. Sekarang temuilah dia untuk terakhir kalinya" pupus sudah harapanku, dengan langkah berat aku memasuki ruangan itu.
"Kenapa kau melakukan ini?" Tanyaku pada sosok gadis didepanku, yang saat ini sudah terbaring lemah.
"Oppa. jangan menangis, ini caraku membalas kebaikanmu" katanya mengenggam tanganku.
"Tapi, kenapa kau harus mengorbankan nyawamu?" Tanyaku lagi tak mengerti, atas perbuatanya beberapa jam lalu digudang tengah hutan. Jika saja dia tak berdiri didepanku, mungkin saat ini aku yg berada diposisinya.
"Oppa, aku sudah membantu eommaku menjalankan rencana buruknya. Bahkan aku hampir membunuh jihyo, aku rasa tak sepantasnya oppa menangis untukku." Katanya dengan suara yg lemah.
"Tapi mina, bagaimana aku harus membalas kebaikanmu. Kau telah menyelamatkan nyawaku?" Tanyaku mengenggam tanganya.
"Ada satu hal yang bisa oppa lakukan untukku, dan aku mohon oppa berjanji melakukan ini." Katanya kesulitan.
"Baiklah oppa janji." Kataku lalu mendekatkan telingaku dibibirnya.
FLASHBACK
"PARK CHANYEOL !!!!"
"DUAR....DUARRR.."
Suara tembakan memenuhi gudang, ke4 orang yang berjalan didepan menoleh secepatnya. Saat mendengar suara tembakan dan suara tubuh terjatuh, mereka melihat tubuh seorang gadis yang sudah berlumuran darah, diatas pangkuan gadis lainya.
"Mi...na bangunlah" lirih jungyeon yg sedang memangku gadis bersurai hitam itu.
"M..ma...af..kan... ak..u" hanya itu yang dapat diucapkan mina sebelum jatuh pingsan.
"Brengsek!! Dasar anak tak berguna" sana yang masih memegang pistol, kembali mengarahkan pistolnya. Kali ini kearah jihyo.
"Jika aku tak bisa membunuhmu, maka akan aku ambil kebahagiaanmu" katanya lalu menarik pelatuk.
"DUARR.... DUARR..." sekali lagi suara tembakan terdengar.
Mingyu dan chanyeol serta sungjae yg melihat hal itu, berlari memeluk jihyo. Saat ini jihyo dikelilingi ayah, kekasih dan sahabatnya, Tapi anehnya tak ada yg terjadi.
"Brakkk" suara jatuh, membuat mereka menoleh keasal suara itu. Terlihat jelas sana terbaring dilantai dengan darah yang bergenang dari kepalanya.
"Tuan park apa anda baik-baik saja" entah darimana datangnya, sudah ada inspektur ditempat itu. Bahkan ialah yang menembak sana.
"Ka...mi baik-baik saja, inspektur kang tolong panggilkan ambulan untuk gadis itu" chanyeol yg masih tak mengerti akan kejadian yang baru saja terjadi sepersekian detik yang lalu.
Chanyeol menyerahkan jihyo pada mingyu, ia melangkah mendekati jungyeon.
"Junggie, ayolah nak. Kita harus membawanya kerumah sakit" katanya memegang pundak putri tertuanya itu.
"Tapi appa kenapa dia menyelamatkanku, aku masih tak mengerti" jungyeon masih memegangi tubuh mina dengan kebingungan.
ia masih tak mengerti harus bersikap seperti apa, ia masih mengingat jelas gadis didepanya hampir saja membuatnya kehilangan jihyo, tapi kejadian beberapa menit yang lalu membuatnya tak habis pikir. Gadis itu mengorbankan dirinya untuk menyelamatkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Without word (Complete)
FanfictionCAST JIHYO TWICE - MINGYU SEVENTEEN Buat kalian yg penasaran langsung aja baca,??? karena tyan bingung buat ngejelasin cerita ini gimana. ada sedihnya, ada tawanya ada juga gak jelasnya.... ??? Ingat ya guys gak ada paksaan buat vote ataupun koment...