Hanya tuhan yg tahu bagaimana perasaanku saat ini, pagi ini aku sedikit bernafas lega saat junggie oppa pamit untuk keluar sebentar. Entahlah aku masih merasa keberatan untuk bertatap muka denganya, aku tak membencinya. Hanya aku takut tak bisa membendung kesedihanku didepanya, aku membangunkan tubuhku dan memandang ke arah jendela besar yg ada diruangan ini. Entah mengapa ini semua seperti deja vu, 3 tahun yg lalu hal ini persis sama terjadi padaku bedanya sekarang aku dikorea dan tanpa harapan.
Jika mengingat perjuanganku selama di london, ini semua terasa tak adil. Jika akhirnya aku harus mati dengan rasa sakit yg sama, untuk apa dulu aku berjuang. Bahkan sekarang lebih terasa sakit, saat ini aku tak hanya memikirkan bagaimana meninggalkan appa dan oppaku. Sekarang aku punya mingyu dan juga sahabatku sungjae, aku menghela nafas berat.
"Cklekkk" suara pintu terbuka sedikit berderit mengagetkanku, aku memandangi pintu. Mingyu, yg baru seminggu ini resmi menjadi kekasihku, berdiri disana dengan senyumanya yg mampu membuatku melupakan sejenak kesedihanku. Aku membalas senyumanya, ia berjalan kearahku dengan bahagia.
"Apa aku terlambat?" Tanyanya yg aku jawab dengan gelengan.
"Aku kira kau akan datang nanti siang" kataku.
"Hari ini kan tak sekolah, untuk apa menunggu siang jika aku bisa datang sekarang" katanya mendekat dan mengecup sekilas dahiku. "Ini untukmu" katanya meletakan setangkai bunga mawar merah dipangkuanku.
"Wah cantik sekali, bagaimana kau tahu aku suka mawar?" Tanyaku lalu menciumi bunga kesukaanku itu.
"Tentu saja aku tahu, bukankah aku pacarmu" katanya lalu duduk dikasur disampingku.
"Gomawo, kau yg terbaik" kataku lalu mengecup pipinya.
"Setangkai bunga bisa membuatku mendapat kecupan dipipi, jika aku membawakan seikat bunga apa kau akan menciumku disini" ia menunjuk bibirnya lalu tersenyum jail padaku, Aku hanya menatapnya malas.
"Mingyu-ya ayo kita ketaman" ajakku setelah lama bercanda denganya.
"Apakah bisa?" Tanyanya melihatku khawatir.
"Jangan menatapku seperti itu, aku baik-baik saja. Ayolah kemarin sungjae mengajakku keliling rumah sakit, tapi kami tak sempat ketaman" kataku memohon.
"Baiklah, aku akan meminta kursi roda dan tabung oksigen dulu pada perawat." Ia berlalu meninggalkanku sendiri.
"Kau sudah bangun?" Tanya junggie oppa saat masuk keruangan itu.
"Ne" aku merasa canggung bicara denganya, bukan hanya aku sepertinya ia merasakan hal yg sama.
"Apa mingyu sudah datang?" Tanyanya saat melihat bunga diatas nakas disamping tempat tidurku.
"Ne, ia sekarang sedang keluar. Kami akan jalan-jalan sebentar, kataku dengan senyuman yg sedikit dipaksakan.
"Oh baiklah, kalau begitu oppa pulang dulu ya. Nanti sore oppa akan kembali bersama teman-teman oppa" katanya dengan senyum yg terlihat canggung, selama berbicara denganku junggie oppa selalu menunduk, ia seperti menghindari bertatap langsung denganku.
"Ne oppa, hati-hatilah" kataku saat melihatnya berlalu, ini benar-benar terasa aneh. Ia bahkan seperti menjaga jarak denganku, aku mengerti ia mencoba menyembunyikan kesedihanya.
"Kau siap?" Kata mingyu membuatku sadar dari lamunanku.
"Kaja" kataku lalu tersenyum padanya.
"Mingyu-ya, aku ingin bertanya" kataku padanya, saat ini kami sudah ditaman rumah sakit.
"Apa itu?" Katanya sedikit menunduk melihatku.
"Apa rencanamu selama 10 tahun kedepan?" Tanyaku padanya.
"Rencanaku 10 tahun kedepan?" Ulangnya.
"Hmmm, maksudku apa yg kau ingin lakukan? Sebentar lagi kau akan naik kelas tiga dan setelah itu kau akan masuk universitas bukan?" Tanyaku antusias.
"Bagaimana denganmu?" Tanyanya kembali tak menjawab pertanyaanku.
"Aish kenapa balik bertanya sih, jawab pertanyaanku dulu" kataku mengerucutkan bibirku.
"Ya sudah, jangan kesal seperti itu. Kita cari tempat duduk dulu, baru aku jawab pertanyaanmu" katanya mendorong kursi rodaku ketengah taman yg terdapat kursi panjang. Ia duduk dan memposisikanku berhadapan denganya.
"Baiklah, yg akan kulakukan tentunya selesai sekolah ini aku akan ke universitas kedokteran, aku akan belajar dengan giat biar bisa menjadi dokter. Setelah aku lulus dengan gelar dokterku, aku akan menikahimu. Setelah itu kita akan hidup bahagia selamanya, dengan banyak anak tentunya" jawabnya dengan senyumanya.
Jujur saja jawabanya membuatku terharu, andai saja aku tak mengetahui kebenaran akan kematianku aku akan tersenyum bahagia bersamanya. Namun saat ini perasaanku bercampur aduk menjadi satu, disatu sisi aku bahagia mendengar keinginanya, disisi yg lain aku sedih karena sadar aku bahkan tak punya waktu yg lebih banyak hanya untuk melihatnya menjadi seorang mahasiswa, apalagi untuk menjadi istrinya. Tanpa kusadari air mataku terjatuh membasahi pipiku.
"Hei... hei..., kenapa kau menangis. Apakah kau sebahagia itu?" Katanya mengusap air mataku. Aku tak menjawab, aku terus terisak dan memeluknya.
Didalam dekapanya, aku menumpahkan airmata yg kutahan sejak tadi pagi. Aku bisa merasakanya mengusap punggungku untuk menenangkanku, andai saja ada keajaiban, aku ingin hidup lebih lama.
"Chagi, kenapa kau menangis seperti itu?" Katanya memegang kadua bahuku.
"A...ani..yo, aku hanya terharu" kataku berbohong.
"Heol... kau berlebihan, bajuku sekarang basah penuh ingusmu" katanya mengodaku.
"Iiih kau jahat sekali sih" kataku mengerucutkan bibirku, dengan wajahku yg masih saja basah oleh air mata.
"Maafkan aku sayang, aku hanya bercanda" katanya lalu menghapus jejak air mataku. "Sekarang giliranmu" lanjutnya lagi.
"Aku?" Tanyaku kembali yg di jawab dengan anggukan. "Jika aku diberi pilihan, aku hanya ingin terus bersamamu dan apa serta oppaku" kataku singkat.
"Jawaban seperti apa itu" katanya menatapku.
"Kau tak ingin bersamaku?" Tanyaku.
"Tentu saja aku ingin, tapi apa kau tak punya cita-cita?" Tanyanya kembali.
"Aku punya, cita-citaku aku ingin punya waktu yg lebih lama biar bisa menjadi istri seorang dokter" kataku lalu tersenyum.
"Chagiya, apa kau mencoba mengodaku?" Ia menyeringai.
"Aniyo, aku mengatakan keinginanku" kataku lalu tersenyum, Ia mengenggam tanganku lalu mengecupnya. Setelahnya kami melanjutkan mengelilingi taman ini sebelum kembali keruanganku.
💖💖💖 SARANGHAE 💖💖💖
KAMU SEDANG MEMBACA
Without word (Complete)
FanfictionCAST JIHYO TWICE - MINGYU SEVENTEEN Buat kalian yg penasaran langsung aja baca,??? karena tyan bingung buat ngejelasin cerita ini gimana. ada sedihnya, ada tawanya ada juga gak jelasnya.... ??? Ingat ya guys gak ada paksaan buat vote ataupun koment...