yeol-net

366 56 2
                                    

"Ming. Mau kemana?" Teriak namja didepanku pada temanya si namja aneh.

"Kekantin. Cari minum, disini panas" jawab namja aneh berlalu.

"Dasar aneh. Dingin begini dibilang panas" aku hanya tersenyum melihat namja didepanku tertawa.

"Hyo. Ayo kita kekantin, aku lapar" aku hanya mengangguk mengiyakan ajakan teman baruku ini.

Kami asyik tertawa bersama dalam perjalanan ke kantin. Sampainya dikantin aku bisa melihat namja aneh dan mina sedang bicara dan mina memegang tangan si namja aneh. Aku hanya memandangi mereka bergantian. Entah mengapa ada perasaan aneh didadaku.

Perasaan itu campuran rasa sedih dan kecewa. Aku heran sendiri. Kenapa juga aku harus kecewa apalagi sedih, sedangkan namja ini bukanlah siapa-siapa untukku. Tanpa sadar aku melihat mereka terus.

Namja aneh itu melihat kearahku dan tiba-tiba ia memegang tanganku dan menariku meninggalkan kantin aku hanya mengikuti langkahnya saat itu aku bisa merasakan sesuatu yg ingin meledak dijantungku, aku tak merasakan sakit namun sebuah perasaan yg sangat bahagia aku terus berlari mengikuti langkahnya sampai kami berhenti disebuah tempat asing buatku. Aku memegangi dadaku dan mengatur nafas.

"Mian. A..aku tidak bermaksud" katanya masih memegang tanganku.

"Hah... hah... t...a...s" kataku putus-putus.

"Mwo?" Apakah namja ini tak mendengarku.

"Ta..s. di...ke..las... ce..pat" selanjultnya ia sudah berlari dengan cepat, semoga saja ia kekelas dan cepat kembali.

Aku bersimpuh saat ia sudah tak ada, perasaan yg kurasakan bukanlah sakit tapi sebuah perasaan yg berbeda sama seperti saat aku pertama kali bertemu denganya. Ahh namja ini berbahaya untukku, aku tak bisa mengontrol detak jantungku. Aku akan mengajak junggie oppa bertemu dokter song untuk menanyakan hal ini.

"Hyo. Kau tidak papa?" Tanyanya saat baru saja sampai ia sedikit menunduk. Aku mengulurkan tanganku kearahnya.

Dengan cepat ia menyerahkan tas ditanganya padaku. Aku menarik tabung oksigen portable yg selalu aku bawa, aku tak perduli pada keberadaan namja aneh itu saat ini, aku hanya perduli pada jantungku.

Tiba-tiba ia duduk berjongkok dihadapanku, membuatku sedikit kaget karenanya.

"Yakk kau. Apa kau ingin membunuhku!" Kataku padanya sesaat setelah melepaskan maskerku. Aku ingin tertawa saat melihatnya jatuh terduduk.

Beberapa saat kemudian ia bangkit berdiri, aku menghulurkan tangan kearahnya, aku bisa melihatnya mengerutkan dahi kebingungan.

"Hey.. bantu aku berdiri" kataku melotot kearahnya. Iapun membantuku.

"Kau!" Kataku menunjuk kewajahnya. "Jangan lakukan itu lagi" sial, hanya itu yg bisa kuucapkan semua amarah yg ingin aku tumpahkan tertahan di ujung lidahku melihat kedua matanya. Aku buru-buru membersihkan seragamku.

"Mian. Apa kau tak papa?" Tanyanya lagi.

"Huh. Kau bercanda? Apa kau tak melihatku tadi hampir.... agh sudahlah, tak ada gunanya berbicara denganmu" kataku berlalu meninggalkanya.

"Yaa...yaa jihyo. Tunggu aku" katanya lalu berjalan disampingku. Ahh apakah ini aku sama sekali tak mengerti, aku merasa seperti ribuan kupu-kupu berada diperutku, rasanya aneh namun ingin membuatku terus-terusan tersenyum.

☆♡☆

Sepulang sekolah aku meminta oppa mengantarku ke rumah sakit.

"Loh kenapa? Kamu sakit lagi?" Tanya oppaku panik.

"Ani oppa. Gwenchana, aku hanya ingin bertanya sesuatu"

"Ooo, kalau begitu kita kerumah sakit dulu. Tidak papa kan min?" Tanya oppaku pada mina di bangku belangkang.

"Ne. Gwenchana oppa" katanya memamerkan senyum handalanya, saat aku meliriknya dari spion mobil ia menatapku dengan tatapan dan senyuman yg  tak bisa diartikan, entahlah perasaanku tak enak melihat senyumannya itu.

"Hyo. Kau kenapa?" Tanya oppa yg melihatku diam saja.

"Ani oppa. Aku lagi ngantuk, aku mau tidur saja" kataku lalu mencoba memejamkan mataku.

Aku pura-pura tertidur, aku bisa mendengar oppa dan mina sedang bercanda. Ada rasa tak suka sebenarnya mendengar mereka bercanda. Ya tuhan ada apa dengan diriku? Aku membenci seseorang yg tak berbuat salah padaku. Aku hanya merasa mina pura-pura baik padaku.

☆♡☆

"Oppa disini saja, hyo masuk sendiri saja" kataku pada oppa yg masih asik bercanda dengan mina.

"Biar oppa temani saja ya princess" kata junggie oppa memegang tanganku.

"Please oppa aku mau sendiri" kataku memaksa, aku sedang kesal.

Junggie oppa hanya melihatku kebingungan. Maafkan aku oppa melampiaskan kekesalanku padamu, batinku saat memasuki lobi rumah sakit. Beberapa menit kemudian, aku mendengar namaku dipanggil oleh suster.

"Selamat siang princess" sapa dokter song, aku hanya tersenyum.

"Selamat siang dokter" kataku kemudian.

"Tumben tidak memanggilku samchon?" Katanya lagi.

"Hehehe mian samchon" kataku malu-malu.

"Ada apa jihyo-nie? Apa kau merasakan sakit didadamu?" Tanyanya lagi.

"Ani samchon, dadaku baik-baik saja. Tapi, ada perasaan yg lain saat jantungku berdentang kuat sekali" dokter song menatapku bingung.

"Seperti apa hyo?" Tanyanya lagi.

"Begini samchon, saat aku bertemu seorang namja di kelasku. Jantungku berdetak kencang tapi aku tidak merasa sakit" kataku yg disambut tawa oleh dokter song.

"Mwo. Hahahaha jihyo-jihyo sepertinya bukan samchon yg harus kau temui" katanya masih tertawa.

"Maksud samchon? Jadi aku harus bertemu siapa?" Aku mengaruk kepalaku yg tak gatal.

"Lebih baik kau bertanya pada appamu saja. Ia pasti tau sebabnya" katanya merapikan kacamatanya. Aku hanya tersenyum kikuk.

"Kalau begitu aku pulang saja ya samchon, kasian junggie oppa menungguku" kataku lagi.

"Kenapa kau tak mengajaknya. Ya sudah ambil resep ini. Obatmu tinggal sedikit kan?" Aku hanya mengangguk.

Akupun pamit. Perkataan dokter song berputar-putar dikepalaku, apa benar appa bisa membantuku. Aaa molla aku lebih baik bergegas.

Saat sampai dimobil aku bisa melihat oppaku menunggu dengan cemas. Sedang aku tak melihat mina.

"Hyo. Bagaimana? Apa kau baik-baik saja?" Tanyanya beruntun. Aku hanya mengangguk.

"Mana mina?" Tanyaku masih tak menemukanya.

"Ia ada urusan jadi pergi lebih dulu" aku hanya mengangguk tanda mengerti.

"Hyo. Gwenchana? Apa oppa berbuat salah?" Tanya junggie oppa saat kami sudah didalam mobil.

"Ne oppa aku baik-baik saja. Ayo kita pulang aku sangat lelah" kataku lalu kembali terdiam.

Sepanjang perjalanan hanya ada keheningan diantara kami. Aku tak tahu apa yg dipikirkan junggie oppa, tapi aku sedang tak ingin berdebat ataupun bercanda. Terlalu banyak hal dikepalaku sekarang, hal itu membuat kepalaku sakit.





Hai readers..... mian kalau part ini tidak menarik.... jangan lupa vomentnya....

Gomawo, buat yg udah nyempatin buat baca, vote dan koment.... tyan harap gak ngecewain kalian....

❤SARANGHAE❤

Without word (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang