Mingyu POV
Entah Harus seperti apa aku bersikap. saat pagi ini seseorang yang aku tunggu sejak lima tahun yang lalu, sedang tertawa bahagia bersama sahabatku. Aku hanya memandang mereka berdua dengan tatapan tak percayaku.
Bagaimana mungkin sungjae sahabatku yang jelas berbeda kelas denganku bisa seakrab itu dengan jihyo, sedang aku yang sebangku denganya hanya bisa menikmati senyumnya yang canggung setiap saat.
Aku tak tahan lagi menyaksikan pemandangan dihadapanku, aku memutuskan untuk beranjak dari tempat itu.
"Ming. Mau kemana?" Teriak sungjae melihatku beranjak.
"Kekantin. Cari minum, disini panas" jawabku sekenanya.
"Dasar aneh. Dingin begini dibilang panas" telingaku masih bisa mendengar kata-katanya.
"Dasar bodoh. Yang panas itu bukan cuacanya tapi hatiku. Yook sungjae kau benar-benar.." umpatku lalu menendang kursi didepanku.
"Aishh... sakit sekali" 😨😨 aku mengusap kakiku yang terhantuk kursi itu.
"Hahahahhaa.. kau kenapa ming?" Tanya mina yang sudah tertawa melihat kebodohanku.
"Bukan urusanmu" bentakku berlalu.
"Mian. Aku tak bermaksud?" Katanya berjalan disampingku. "Kau tak papa?" Tanyanya lagi.
"Tidak. Aku baik-baik saja" kataku memaksakan senyum dibibirku. "Maaf aku tak bermaksud membentakmu" kataku lalu mempercepat langkahku.
"Bisa aku ikut kekantin bersamamu" tanyanya lagi.
"Hmm terserah " kataku tanpa melihat kearahnya.
"Kalau begitu pelan-pelanlah, tunggu aku" rengeknya manja. Aku memperlambat langkahku.
"Cepatlah sedikit. Aku sudah sangat haus" kataku sedikit berbohong. Sebenarnya aku tak terlalu nyaman bersama mina. Terlebih sejak rumor ia menyukaiku tersebar.
Saat melangkah memasuki kantin banyak murid lain melihat kearah kami, ada yang berbisik ada juga yang terang-terangan namun pembahasanya masih sama. Sama-sama sedang membicarakan kami berdua. Aku bisa melihat senyum mina, sedang aku tak tahu harus bersikap seperti apa.
"Min, kita berpisah disini saja. Aku risih dilihat yg lain" kataku mencoba berjalan kearah lain namun terhenti saat mina menarik tanganku.
"Memangnya kenapa? Kau tak suka?" Tanyanya memamerkan senyumnya yg katanya bisa membuat anak-anak pria meleleh, tapi buatku senyumanya itu biasa saja.
"maaf mina. Aku tak mau yg lain salah faham" kataku melepas peganganya. Aku bisa melihat senyumnya menghilang.
"Wah-wah dua sejoli ini. Ternyata kau mau pacaran yah kekantin" entah sejak kapan makhluk astral ini sudah berdiri di belakang kami. Yook Sungjae, siapa lagi kalau bukan dia.
Aku ingin menjawab saat pandanganku menangkap sosok gadis dengan Mata bulatnya sedang melihatku dan mina bergantian 😶. Sepertinya ada yang salah dengan kepalaku saat aku memutuskan untuk menarik tangan gadis itu dan berlari menjauh meninggalkan kantin.
Aku bisa merasakan tatapan-tatapan penuh keheranan dari orang-orang yg ada dikantin, bahkan aku bisa mendengar umpatan sahabatku. Untuk saat ini aku bahkan tak perduli tanggapan yang lain tentangku, yang terpenting untukku adalah tanggapan gadis yg sedang kugenggam tanganya ini.
Saat sudah cukup jauh dari kantin tepatnya didepan lab fisika aku menoleh kearah jihyo gadis bermata bulat. "Mian. A..aku tidak bermaksud" kataku masih memegang tanganya.
"Hah... hah... t...a...s" katanya putus-putus.
"Mwo?" Kataku tak mengerti.
"Ta..s. di...ke..las... ce..pat" tanpa menunggu aku berlari kekelasku untuk mengambil tas jihyo.
Aku tak mengerti untuk apa tas itu namun kakiku hanya mengikuti intruksi dari jihyo untuk cepat mendapatkanya. Untunglah posisi kami tak jauh dari kelas, saat aku kembali aku bisa melihat jihyo duduk bersimpuh memegang dadanya.
"Hyo. Kau tidak papa?" Tanyaku sedikit menunduk. Ia tak menjawab tapi mengulurkan tanganya kearahku.
Dengan cepat aku menyerahkan tas ditanganku padanya. Tak lama aku bisa melihat sebuah benda kecil seperti botol air mineral dengan sesuatu berbentuk corong diatasnya, jihyo meletakan corong itu menutupi mulut dan hidungnya.
Tak ada suara, semua hening. Tak ada murid lain dikoridor ini, karena tempat ini memang selalu sepi jika bukan pelajaran fisika. Aku mulai panik saat lama ia tak bersuara, aku duduk berjongkok dihadapanya.
"Yakk kau. Apa kau ingin membunuhku!" Katanya kemudian sesaat setelah melepaskan benda itu. Aku yang kaget jatuh terduduk.
Saat aku bisa menguasai diriku aku bangkit berdiri, Ia menghulurkan tangan kearahku, aku hanya mengerutkan dahi.
"Hey.. bantu aku berdiri" katanya melotot kearahku. Aku panik sendiri lalu membantunya berdiri.
"Kau!" Katanya menunjuk kearah wajahku, Aku bisa melihat mata bulatnya melihat kearahku. "Jangan lakukan itu lagi" ia membersihkan seragamnya. Aku hanya mengaruk tengkukku yg tak gatal.
"Mian. Apa kau tak papa?" Tanyaku yang masih berdiri disampingnya.
"Huh. Kau bercanda? Apa kau tak melihatku tadi hampir.... agh sudahlah, tak ada gunanya berbicara denganmu" katanya berlalu meninggalkanku.
"Yaa...yaa jihyo. Tunggu aku" kataku mensejajarkan langkahku denganya.
Selanjutnya kami berdua hanya diam saat berjalan kekelas, tak kusadari senyumku mengembang. Mungkin pagiku dipenuhi rasa kesal, namun saat ini jantungku ingin meledak sangking bahagianya.
Hai readers...... apa kabar kalian?🤗🤗🤗🤗🤗🤗 bagaimana part ini? Bagus 😍 atau tidak 😝? Vomentnya juseyo......
Ada yang merindukan junggie oppa???
💟SARANGHAE💟
KAMU SEDANG MEMBACA
Without word (Complete)
FanfictionCAST JIHYO TWICE - MINGYU SEVENTEEN Buat kalian yg penasaran langsung aja baca,??? karena tyan bingung buat ngejelasin cerita ini gimana. ada sedihnya, ada tawanya ada juga gak jelasnya.... ??? Ingat ya guys gak ada paksaan buat vote ataupun koment...