Net

775 98 2
                                    

Jihyo Pov

Hari jum'at pagi aku dan jungyeon oppa berangkat ketempat aku akan bersekolah, selama diperjalanan aku hanya diam saja. Aku masih kesel sama jungie oppa, kemarin dia pulangnya udah sore banget nyampe rumah langsung molor padahal aku sengaja nungguin dia buat cari makan diluar.

"Princess, what's up? Kok diam aja, are you okay?" Tanyanya akhirnya.
Aku hanya meliriknya sekilas tanpa menjawab.

"Hey...hey... what happen? Jihyo-nie, princess kesayangan oppa coba cerita ada apa? Kok wajah kamu ditekuk gitu sih, nanti lecek loh" katanya menggodaku.

"Nothing, pikir aja sendiri" aku makin kesel mendengar ucapanya, aku memalingkan wajahku melihat jalan.

Tiba-tiba ia menghentikan mobil dipinggir jalan. "Please, apa oppa ada berbuat salah" katanya mulai menarik bahuku menghadapnya.

"Wow, Jadi oppa ngak sadar sama kesalahan oppa, you're really something oppa" aku menahan air bening yang kini sudah dipelupuk mataku.

"Wow..wow... sorry if i have a mistake, tapi oppa bener-bener ngak ngerti jihyo-nie" katanya mulai terlihat panik, sejujurnya aku ingin tertawa melihat reaksinya.

"Jadi oppa lupa, semalam bukanya oppa biarin aku kelaparan. You know, i can't eat without you" kataku sedikit tenang.

"Oh my lord, sorry. Oppa benar-benar lupa, soalnya saat oppa pulang kamu udah tidur, ya oppa ikutan tidur deh and you know what? Oppa juga kelaparan not just you princess" katanya lalu mengacak rambutku.

"Jinjja?" Kataku tak percaya.

"Yeah, bukan hanya kamu yang enggak bisa makan tanpa oppa. Me too, remember" kedua matanya tampak tersenyum membuat wajah cantiknya semakin tampan (ngomong apasih aku).

Aku mulai membicarakan hal lain, dan dia hanya tersenyum dan tetap fokus melihat jalan didepanya. Amarahku perlahan hilang digantikan gelak tawaku dan junggie oppa.

"Sekolahnya jauh banget sih oppa" rengekku karena sudah hampir 20 menit tapi belum nyampe juga.

"Sebenarnya sekolahnya udah lewat" katanya megagetkanku.

"What? So where we going" tanyaku mengerutkan dahiku.

"Breakfast. Kamu bilang semalam kelaparan, tadi pagi kamu juga gak sarapankan" katanya membuat senyumanku mengembang.

"Oppa!! You are the best" kataku lalu mencium pipinya.

"Yaakkk" teriaknya dengan wajahnya yang bersemu merah. aku hanya tertawa melihatnya.

Akhirnya kami sarapan disebuah caffe kecil bernuansa serba hijau "Greens cafè" begitulah plang yang aku lihat diluar cafe tersebut. Sekitar 30 menit kemudian kami selesai sarapan dan kembali menuju kesekolahku.
.
.
.

Sesampainya di area sekolah itu, aku hanya terpana. kini berdiri megah dihadapanku gedung bernuansa keabu-abuan. Di pintu masuk terdapat pagar tinggi dengan gapura besi yang mengkilat dengan lambang sekolah dan tulisan "seoul senior high school". Sekolah terlihat sepi mungkin siswa-siswi sekolah ini sedang belajar.

"Hey, princess" tegur jungie oppa mengibaskan tanganya didepan wajahku.

"Ne. Oppa" kataku sedikit kaget.

"Why? Koq kamu diam, are you okay?" Tanyanya lagi sambil meremas tanganku.

"Yeah i'm okay" aku memalingkan wajahku kearahnya dengan senyum lebarku.

"Kalau begitu ayo kita turun" katanya turun lebih dulu dan membukakan pintu untukku.

"Thanks oppa" aku mengandeng tanganya mengikuti langkahnya.

"You know, dulu oppa sekolah disini" jelasnya dengan cengiran memamerkan deretan gigi putihnya.

"jinjja?, berarti aku akan sekolah disekolah oppa donk" aku senang mengetahui hal itu.

"Yup, oppa bahagia kamu senang. Sekolah ini termasuk yang terbaik di korea" katanya dengan bangga.

"Aku percaya itu, terlebih orang secerdas oppa lulusan sekolah ini" aku bisa melihat senyumanya semakin lebar.

"Jihyo-nie" tiba-tiba dia berhenti lalu memegang bahuku.

"Hmm?" Aku hanya bingung dan ikut berhenti.

"Diruangan guru nanti jangan panggil oppa, panggillah on..nie" katanya agak kesusahan.

"Waeyo?" Kataku tak mengerti

"Yakk oppa ini kan yeoja, kalau kamu tetap memanggil oppa nanti guru-guru disini akan mempertanyakan identitas oppa" katanya dengan bibir sengaja dimanyunkan.

"Hmmm... aku tak mau" kekehku lalu berlalu.

"Yakkk park jihyo" aku tetap berjalan didepanya "or may i call you thomas" aku tercengang mendengar nama itu.

"Arraseo" aku kesal jika ia mulai memanggilku seperti itu. Aku bisa melihatnya tersenyum merasa menang.

Butuh waktu 2 jam untuk menyelesaikan semua urusan administrasi, terlebih ini pertama kalinya aku akan kembali kesekolah reguler setelah kecelakaan yg menimpaku dan eomma. Wajar saja banyak hal yang harus diurus. Saat tiba waktunya kami akan pulang berbeda saat kami datang, sekarang sekolah itu sedikit ramai mungkin ini waktu istrahat.

"Wow siapa dia, apa dia anak baru"

"Lihatlah, didepanya itu namja apa yeoja"

"Daebak, beruntung sekali yeoja itu. Namjachinggunya tampan"

Itulah sebagian bisikan-bisikan siswa-siswi yang kami lewati, cukup besar untuk terdengar ditelinga kami. Aku bisa melihat wajah jungie oppa memerah menahan malu, sedang aku kesulitan menahan tawa.

"Eeh" tak sadar aku sudah jatuh terduduk seorang namja menabraku.

"Kwaenchanayo, ma..afkan aku" tanyanya lalu menarikku berdiri. Aku hanya terdiam saat mataku beradu dengan manik hitamnya.

"Hyo, are you okay" aku merasakan tanganku kini dipeggang junggie oppa, ia melihat seluruh tubuhku. "Apa yang sakit" katanya terlihat panik.

"I'm okay" balasku singkat masih menatap laki-laki didepanku.

"Mian, aku tak hati-hati" katanya lalu menunduk 90 derajat didepanku.

"Yakk seharusnya kamu hati-hati, bagaimana kalau.." junggie oppa sudah mulai mau meledak.

"Kwaenchanayo. Aku baik-baik saja" kataku datar lalu menarik junggie oppa untuk cepat pulang. Aku bisa merasakan keherananya karena aku memotong kata-katanya.

"Yakk...yakkk.. park jihyo, apa-apaan itu? Lepaskan, oppa belum memarahi namja itu" katanya mencoba menarik tanganya dari gengamanku.

"Stop it. I'm okay, lagipun aku yang salah. Ayo kita pulang saja oppa" sejujurnya aku mencoba menyembunyikan detak jantungku yang kian kencang. Aku takut jika ini bisa menyebabkan penyakitku kumat. Entahlah melihat namja tadi membuatku seakan mengalami dejavu, dan parahnya jantungku berdetak kencang saat melihat wajahnya dan aku takut itu berbahaya buatku.




 Entahlah melihat namja tadi membuatku seakan mengalami dejavu, dan parahnya jantungku berdetak kencang saat melihat wajahnya dan aku takut itu berbahaya buatku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💖SARANGHAE💖

Without word (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang