Yeol-Iyeodol

304 51 2
                                    

"Appa. what time is it?" appa masih sibuk dengan berkas-berkasnya.

"Huh?" Katanya melihatku sekilas sebelum kembali pada kertas-kertas didepanya

"Palli. Aku tak mau terlambat" kataku merengek padanya.

"Princess oppamu saja belum pulang" katanya memperbaiki letak kacamatanya.

"Aniyo appa. Oppa dan tzuyu akan menyusul setelah menjemput rose imo" kataku lalu duduk di sampingnya.

"Jinjja?" Katanya masih sibuk dengan pekerjaanya.

"Ne." Kataku mulai kesal.

"Biarkan appa selesaikan ini dulu" ia masih sibuk menulis.

"Aniyo. Jebal appa" kataku lalu merampas pena ditanganya.

"Hmm baiklah" kini ia melihat kearahku.

"Aku tunggu appa diluar. 5 menit okay, not more." Aku menyerahkan pena itu dan berlalu.

"Ne." Jawabnya.

♡♡♡

"Appa"  kami sudah dimobil.

"Hmm"

"Bagaimana saat pertama appa dan eomma bertemu?" Tanyaku penasaran.

"Memangnya kenapa princess?" Ia melirik kearahku.

"Ani. Aku hanya ingin tahu" kataku lagi.

"Appa dan eomma bertemu sejak lahir."

"Huh" aku menatapnya.

"Ya. Kami berdua bersahabat sejak didalam perut." Mataku membulat mendengar kata-katanya.

"Jinjja. Jadi eomma dan appa lahir diwaktu yg sama?" Kataku lagi.

"Kami lahir dihari yg sama hanya jamnya yg berbeda" jelas appa.

"Wah daebak" aku tersenyum membayangkanya.

"Jadi appa menikah dengan sahabat appa?" Tanyaku antusias.

"Ya seperti itulah." Kenang appa  tersenyum menatap jalan.

"Apa karena kalian jatuh cinta?" Tanyaku berharap mendengar sebuah kisah romantis.

"Aniyo. Kami dijodohkan" ternyata jawabanya tak semanis yg aku duga.

"Mwo?? Jinjja. Padahal kalian pasangan yg sangat romantis menurutku" jujur aku sedikit kecewa.

"Ya karena kami memang saling mencintai. Namun kami tak ingin merusak persahabatan jadi kami menyimpan cinta kami dalam hati." Appa menatap lurus kedepan, fokus dengan jalanan saat mobil mulai ramai.

"Wah daebak. Apa kalian berpacaran setelah menikah?" Aku menoleh ke appa.

"Ne. Bisa dibilang begitu." Appa tersenyum.

"Apa yg appa sukai dari eomma?" Aku belum puas dengan cerita appa.

"Hmm eommamu gadis yg menarik, dia tegar dan rapuh dalam waktu yg bersamaan, dia sedikit ceroboh tapi dia wanita yg pintar dan baik hati" Appa berhenti sebentar untuk menghirup udara. Sedang Aku membenarkan dalam hati setiap perkataan appa.

"Kau tau, melihatmu mengingatkan appa pada eommamu. Kalian memiliki pribadi yg sama dan juga mata besarmu itu persis seperti eommamu. walaupun fisikmu lebih mirip appa kecuali tinggimu" aku menyerap tiap kalimat yg dilontarkan appa.

"Aishh appa mau mengejekku pendek ya?" Rengekku tak terima.

"Ani. Appa tidak mengatakan itu" katanya dengan cengiran khasnya.

Without word (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang