Ada apa dengan jihyo, aku tak mengerti sama sekali. Apakah ini karena ada mina. Tapi sekarang mina tak ada jihyo masih diam saja.
"Princess. Please what happen to you?" Tanyaku padanya.
"Oppa. Jebal, jangan sekarang." Katanya lalu diam lagi.
"Okay. Tapi janji cerita pada oppa, arraseo?" Kataku masih fokus dengan jalanan.
"Ne oppa" katanya dengan senyum yg terlihat dipaksakan.
Sesampainya dirumah jihyo masuk terburu-buru, tzuyu yg menunggu kami di ambang pintu hanya terdiam saat melihat jihyo yg seperti tak ingin diganggu.
"Oppa ada apa dengan jihyo onnie?" Tanya tzuyu padaku. Aku hanya mengangkat bahu dan merangkul tzuyu untuk masuk.
"Oppa" kata tzuyu yg masi dirangkulanku
"Ne chewy?" Timpalku pada panggilan tzuyu.
"Aku bosan. Ajak aku jalan ya?" Katanya memelas dengan boneka dipelukanya.
"Memangnya chewy mau kemana?" Tanyaku mengacak puncak kepalanya.
"Bagaimana kalau kita ke wahana permainan saja" kata tzuyu kemudian.
"Ide bagus. Nanti kita tanyakan pada appa ya sayang. Lagipun jihyo onnie sedang kecapean" kataku yg disambut anggukan tak bersemangat tzuyu.
Aku memutuskan untuk mengajak bicara jihyo setelah berganti baju. Sebelumnya aku menemani tzuyu makan, sedang aku menunggu jihyo untuk makan siang karena aku tahu benar jihyo takkan menyentuh makananya tanpaku.
"Tok...tok..."
"Princess, bisa oppa masuk?" Teriakku ketika tak mendengar tanggapan.
"Masuklah oppa" aku membuka pintu dan melihatnya terbaring masih dengan seragamnya.
"Hyo. Gwenchana? Apakah keadaanmu baik-baik saja?" Tanyaku mendekat kearahnya.
"Ne oppa. Aku cuma sedikit pusing" katanya lagi.
"Apa kau memakan obatmu?" Tanyaku sedikit panik.
"Sudah oppa. Bahkan tadi aku baru mengambil stok obatku lagi" kini ia setengah memejamkan mata.
"Mau oppa pijat kepalamu?" Ia mengangguk.
Akupun mulai meletakan kepalanya dipangkuanku, Dulu eomma sering melakukanya jika ada diantara kami sedang sakit kepala. Kini aku selalu melakukan hal yang sama.
"Princess, kau sedang ada masalah?" Tanyaku pelan padanya.
"Cerita pada oppa ya?" Bujuku."Hmm aku akan cerita pada oppa tapi sebenarnya aku juga tak mengerti tentang masalah ini" katanya masih dengan mata terpejam.
"Ceritalah sayang, oppa akan mencoba membantumu" kataku mencoba meyakinkanya.
"Hmm baiklah" katanya lalu bangkit duduk dihadapanku. "Sebenarnya oppa aku bertemu dokter song karena aku merasakan debaran di dadaku, tapi itu tidak sakit oppa" katanya dengan cepat.
"Lalu?"
"Ada perasaan aneh. Tapi kata dokter song, hanya appa yg bisa membantuku menyembuhkan debaran aneh itu" katanya menunduk.
"Kalau begitu kita tunggu saja appa" kataku memegang kedua pipinya.
"Ani oppa. Aku tak mau appa cemas padaku" katanya dengan wajah sedih.
"Hmmm kalau begitu ceritakan pada oppa apa penyebab debaran aneh itu?" Tanyaku masih memegang kedua pipinya.
"Oppa ingat namja yg menabrakku?" Aku mencoba mengingat namja yg dimaksud jihyo tak seberapa jelas namun aku hanya mengangguk.
"Aku sekelas denganya. Debaran aneh itu terjadi ketika aku menatap matanya oppa" katanya tertunduk, aku melepaskan pegangan tanganku.
Aku mengerti maksud dari permasalahan jihyo. Tapi, ada perasaan tak rela menjawab pertanyaanya.
"Oppa kenapa diam?" Tanyanya melihat kearahku.
"Ehh.. ani oppa hanya mencoba memikirkan apa alasanya. Tapi sepertinya hal itu wajar, mungkin itu karena pertemuanmu denganya sedikit mengejutkan" kataku meyakinkanya.
"Jinjja? Jadi aku tak sakit parah oppa?" Ia mulai tersenyum. Aku hanya mengangguk.
"Syukurlah. Aku benar-benar takut oppa" katanya masih dengan senyum mengembang.
"Ya sudah mari kita makan, oppa sudah sangat lapar" kataku sambil memegang perutku.
"Kajja oppa" jihyo menarik tanganku. Aku tersenyum melihatnya yg kembali ceria.
Jauh dilubuk hatiku aku cemas, sepertinya jihyo sedang jatuh cinta. Entah mengapa aku sama sekali tak rela membayangkan jihyo bersama orang lain, ada rasa takut kehilangan. Aku memutuskan untuk membicarakan pada appa.
☆♡☆
"Appa. Bisa aku masuk" kataku malam itu saat pada appa yg sedang diruang kerjanya.
"Masuklah nak. Ada apa junggie?" Tanyanya melihat kearahku.
"Apakah aku menganggu appa?" Tanyaku lalu duduk di kursi depan appa.
"Tidak sayang. Ada apa?" Katanya melihat kearahku.
"Appa. Sepertinya jihyo sedang menyukai seseorang" kataku pada appa.
"Mwo?" Ia sudah membuka kacamatanya.
"Iya appa. Ia menemui dokter song dan menanyakan kenapa ada debaran aneh didadanya saat melihat salah seorang namja disekolahnya. Tapi dokter song mengatakan bahwa hanya appa yg bisa membantunya menjawab pertanyaanya itu" jelasku panjang lebar.
"Hmmm kenapa ia tak menemui appa kalau begitu?" Tanya appaku.
"Ia tak ingin appa cemas. Hal itu membuat kepalanya sakit appa. aku mengatakan padanya, kalau itu karena pertemuanya dengan pria itu sedikit mengejutkan" appa mengerutkan kening mendengar jawabanku.
"Appa ingat saat jihyo pingsan har itu, namja yg menabraknya itulah yg aku maksud" kataku pada appa.
"Jadi, bagaimana menurutmu junggie? Apakah seharusnya kita mengatakan padanya?" Tanya appa kembali padaku.
"Aku tak tahu appa. Aku takut bagaimana kalau namja itu tak memiliki perasaan yg sama padanya. Bagaimana jika pria itu hanya menyakitinya" kataku sedikit cemas.
"Jung, appa mengerti kecemasanmu. Tapi, kita tak bisa memaksakan kehendak kita pada perasaan adikmu. Suatu saat ia akan mengerti sendiri. junggie, appa senang kau sangat menyayangi adikmu namun kita juga harus bisa membiarkanya untuk menjalani hidup normal" kata appa.
"Baiklah appa. Junggie mengerti" kataku tersenyum pada appa.
"Yasudah tidurlah jung, bukanya besok kau kuliah?" Kata appa lagi.
"Ne appa" kataku berlalu.
Saat memasuki kamar aku melihat tzuyu sudah tertidur, selama tzuyu disini ia memilih tidur bersamaku. Jihyo sudah memintanya tidur dikamarnya, namun tzuyu takut menganggu jihyo. Aku memperbaiki selimut tzuyu lalu berbaring disampingnya.
Hai readers.... jangan lupa vomentnya ya.... gomawo.....
💓SARANGHAE💓
KAMU SEDANG MEMBACA
Without word (Complete)
FanfictionCAST JIHYO TWICE - MINGYU SEVENTEEN Buat kalian yg penasaran langsung aja baca,??? karena tyan bingung buat ngejelasin cerita ini gimana. ada sedihnya, ada tawanya ada juga gak jelasnya.... ??? Ingat ya guys gak ada paksaan buat vote ataupun koment...