Is This The End??

378 46 7
                                    

Jihyo merasakan sakit didadanya, ia tak bisa menahan rasa sakit itu. Tapi saat ini kedua tangan dan kakinya terikat dikursi.

"To..long" teriaknya, untung saja mulutnya kini sudah tak terikat.

"Hey ada apa kau berteriak eoh, apa kau pikir akan ada yg mendengarmu" bentak salah seorang penjahat yg menjaga gudang tempat jihyo ditahan.

"Ah...jussi tolong aku, dadaku sakit sekali" lirih jihyo.

"Ya bagaimana ini, sepertinya penyakitnya kambuh" salah satu dari penjahat itupun panik.

"Entahlah, kau hubungi boss. Aku akan memeriksanya sebentar" sedangkan penjahat yg satunya bergegas mendekati jihyo, ia memeriksa keadaan gadis itu yg saat ini menegang menahan rasa sakit yg menjalar didadanya.

Untung saja ia cepat menyadari bahwa selang dari masker oksigen gadis itu punca masalahnya, iapun memperbaiki selang yg mengalirkan oksigen ketubuh gadis itu. Jihyo terlihat masih kesulitan bernafas, namun rasa sakit didadanya berangsur pulih.

"Go..mawo" katanya lalu kembali mencoba mengatur nafasnya. Penjahat itu merasa iba, melihat gadis kecil itu yg seharusnya tak berada ditempat ini.

"Hey.. bagaimana?" Tanya temanya berteriak dari ambang pintu.

"Dia sudah baik-baik saja, apa kata boss?" Katanya berjalan keluar meninggalkan jihyo yg sudah terlihat baik-baik saja.

"Ia akan kemari" kata salah satu dari mereka.

"Sebaiknya boss cepat datang, aku takut penyakitnya kambuh lagi" katanya berjalan menghampiri temanya.

"Berhentilah menghawatirkanya, kita dibayar untuk menjaganya. Kau seharusnya tak kasihan pada tawananmu" kata temanya sebelum menjatuhkan tubuhnya dikursi kecil yg ada ditempat itu.

"Kau tak mengerti, aku hanya mengingat putriku dirumah" kata pria itu merenung.

"Hahaha berhenti membuatku tertawa, ingat ! Jangan campur adukan pekerjaan dan masalah pribadi, mengerti" katanya beranjak meninggalkan temanya.

"Brukkkk" suara benda terjatuh mengagetkan penjahat itu, ia melihat temanya sudah jatuh tergeletak, tak jauh darinya.

"Siapa disana, keluarlah" teriaknya sambil memegang pistol ditanganya.

Sementara itu, chanyeol yg sebenarnya tadi melumpuhkan salah satu penjahat itu memerhatikan dari keremangan. Ia melihat penjahat itu mengeluarkan pistolnya, ia tetap dipersembunyian. sampai penjahat itu menghampiri temanya, saat penjahat itu dalam keadaan lengah. Chanyeol menyerangnya dan sekali lagi chanyeol berhasil melumpuhkan penjahatnya, saat yakin bahwa hanya ada 2 penjahat chanyeol pun bergegas masuk kedalam gudang.

"Jihyo..." teriak chanyeol saat melihat putrinya yg terikat disebuah kursi, ia bahagia melihat putrinya masih hidup.

"Appa" jihyo mengerjap tak mempercayai penglihatanya.

"Sayang kau tidak apa-apakan, apa kau terluka" tanyanya memeriksa tubuh anaknya yg masih terikat tali tambang, ia mengusap lembut pipi anaknya saat butiran bening terjatuh.

"Appa..." hanya itu yg dapat diucapkan jihyo, ia bahagia melihat sosok didepanya.

"Syukurlah sayang, kau baik-baik saja. Ayo kita pergi." Kata chanyeol membuka ikatan dikaki anaknya.

"Duarrr" suara tembakan mengagetkan jihyo dan chanyeol.

"Appa!!! Tidak!!" Teriak jihyo saat melihat ayahnya jatuh terbaring didepanya, ia bisa melihat wanita tua itu menyeringai dibelakang appanya.

"Kau telah menembak appaku!! Kau jahat" teriak jihyo, ia masih saja duduk dikursi itu walaupun saat ini tubuhnya sama sekali tak terikat. Ia berharap saat ini bisa mengerakan tubuhnya.

Without word (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang