The Fact

754 71 5
                                    

"Makasih tumpangannya Kris."

"It's ok Lu."

"Mau mampir sebentar?"

"Ga usah udah larut malam. Kamu istirahat lah dan cepat tidur. Aku ga mau kamu besok terlambat masuk sekolah."

"Yup kapten."

Luhan baru akan masuk kerumahnya kalau saja Kris tidak memanggilnya.

"Lu~"

"Ya. Ada apa Kris?"

"Kamu ga usah sungkan untuk meneleponku bila Sehun ga bisa jemput."

"Oh. Ahahaha, itu~. Sehun mungkin sibuk. Jadi dia ga bisa jemput. Ga pa pa kok Kris. Hanya malam ini dia sibuk. Besok dia pasti bisa jemput aku."

"Kamu yakin?"
"Kamu bisa jamin dia ga sibuk lagi dan bisa jemput kamu?"

"Kamu ngomong apasih Kris."

"Lu, jangan membohongi dirimu sendiri. Aku, kamu dan teman teman yang lain juga tau. Sehun sibuk dengan siapa.Dan jangan pernah pura pura kalo kamu ga tau."

"Kris, sudahlah. Aku ga mau ngomongin tentang ini lagi. Aku capek."

"Kalo kamu capek kamu bisa berhenti dengan perasaanmu padanya Lu. Kamu bisa mencoba membuka hatimu untuk yang lain Lu."

"Aku ga bisa Kris."

Kris perlahan mendekati Luhan dan meraih tangannya. Dia hanya ingin mengungkapkan perasaannya yang sudah lama ia pendam. Dengan lembut dia menggenggam tangan Luhan.

"Lu. Aku sudah lama menyukaimu. Dari saat kita pertama kali bertemu dulu. Aku juga yakin kalo kamu cukup peka akan perasaanku kan?"

Luhan menarik tangannya dari genggaman Kris. Dia tau bahkan sangat tau perasaan Kris padanya. Tapi hatinya sudah memilih Sehun walaupun dia tau Sehun hanya menjadikannya pelarian. Dia juga tidak ingin merusak persahabatan antara Sehun dan Kris yang sudah terjalin lama.

"Kris, maaf. Aku ga bisa balas perasaanmu. Hatiku sudah memilih Sehun dan aku sangat mencintainya."

"Kenapa kamu masih membutakan matamu Lu. Sehun tidak mencintaimu dan kaupun sadar akan itu."

"Berhenti mengatakan itu Kris. Ini urusanku dan jangan pernah mencampurinya."

"Aku hanya tidak mau kamu terluka Lu. Sehun masih mengejar Baekhyun. Dan sekarang mereka bermain dibelakangmu. Mereka~."

"Cukup Kris. Kamu tidak tau apa apa tentang mereka. Sehun kekasihku dan Baek adalah sahabatku. Kamu ga berhak menuduh mereka."

"Lu~"

"Pulanglah Kris. Sudah semakin larut. Terimakasih sekali lagi atas tumpangannya."

Kris memandang punggung Luhan dengan sendu. Dia ingin sekali memeluk sosok rapuh itu. Melindunginya dan mencintainya dengan tulus. "Aku akan melindungimu Lu. Aku tidak akan membiarkanmu terluka."

Mobil Kris perlahan meninggalkan halaman rumah Luhan tanpa dia tau kalau sang empunya rumah melepas kepergian Kris dari balik tirai jendela rumahnya. "Maafkan aku Kris. Suatu hari nanti kamu akan bertemu dengan orang yang pantas untukmu."

Luhan bergegas ke kamar mandi yang bersebelahan dengan dapur. Dia ingin mandi dan menjernihkan pikirannya.
Setelah mandi dan menganti bajunya dengan piyama tidur diapun merebahkan tubuhnya. Setelah hampir setengah jam dia tidak dapat memejamkan matanya. Kata kata Kris selalu terngiang di pikirannya. Dia hanya ingin tidur dan bangun keesokan harinya untuk memulai rutinitas hariannya. Tubuhnya lelah tapi pikirannya terus memikirkan perkataan Kris yang sepenuhnya benar. "Sehun aku mencintaimu dan akan terus berharap kalo engkau akan mencintaiku juga suatu hari nanti."
Lelah dengan pikirannya akhirnya Luhan tertidur juga.


Di mansion keluarga Oh...

Sehun baru saja selesai bicara dengan Baekhyun via hp. Dia mengambil segelas air putih diatas nakas dan meminumnya sebelum dia beranjak tidur. Hatinya merasakan perasaan bersalah kepada pemuda yang berstatus kekasihnya. Tapi ego selalu saja lebih unggul dari hari nurani. Dia mengusak wajahnya dengan kasar. Luhan. Nama itu selalu mengisi pikirannya. Tetapi dia menepisnya dan menguatkan egonya. Hell, aku tidak akan pernah jatuh hati padamu Xi Luhan, karena Baekhyun akan segera menjadi milikku.


Mian, lama update karena virus WB. Tapi aku janji walaupun sepi peminat, cerita ini akan menyandang status end. Trims.

Siantar 22 Agustus 2017

The Angels HeartWhere stories live. Discover now