The Truth

799 75 3
                                    

Seoul, 22.00kst

Malam ini kafe tempat Luhan bekerja sangat ramai. Dia sudah hampir selesai dengan tugasnya.
Diapun mengeluarkan ponsel dari sakunya dan mengirim sms kepada Sehun untuk menjemputnya. Dan dia berharap kali ini kekasihnya itu punya waktu untuk menjemputnya. Sudah sering Sehun menolak menjemputnya dengan alasan yang tidak masuk akal.

Seoul, 23.05

Sudah hampir setengah jam lebih Luhan menunggu Sehun. Tapi yang ditunggu tunggu tidak juga menunjukkan batang hidungnya. Ponselnya pun sudah bolak balik diceknya. Dan tidak ada balasan dari Sehun. Entah sudah berapa kali dia menelepon Sehun tapi tak pernah diangkat oleh pujaan hatinya itu.

Liquid bening hampir saja jatuh dari pelupuk matanya,tapi dia menahannya. Dia tidak ingin menangis hanya karena Sehun kemungkinan besar tidak akan menjemputnya lagi. Dia harus sabar dan memaklumi kalau mungkin saja ada sesuatu yang membuat Sehun tidak bisa menjemputnya kali ini.

Kamu harus sabar Luhan.
Tapi sampai kapan?

Akhirnya dia memutuskan untuk berjalan kaki untuk melupakan kesedihannya.

Ckittt...

"Masuk Lu"

Luhan terkejut dan dia menoleh kesamping. Mobil sport mewah berwarna merah metalik sudah berhenti disampingnya. Bukan itu saja, Luhan juga terkejut melihat pengemudi mobil itu.

"Kriss?".

Sementara ditempat lain.

Drrtt...Drrtt..

Incoming call: Luhan

Sehun hanya menatap datar ponselnya yang bergetar. 21 panggilan tak terjawab. Hanya itu yang terpampang di layar ponselnya. Tanpa ada niat untuk menelepon kembali, dia terus saja melajukan sepeda motornya dijalanan kota Seoul. Ada bagian kecil dari hatinya untuk menghubungi kekasihnya itu. Tapi lagi lagi dia menepis keingginan itu. Padahal sms Luhan sudah hampir satu jam lalu dia terima dan dia mengabaikannya. Tidak penting. Kata itulah yang terlintas dikepalanya. Pasti dia menangis lagi. Sejenak dia memikirkan Luhan yang hampir 3 tahun ini menjadi kekasihnya.

Kekasih?

Entahlah. Sehun menjadikan Luhan sebagai kekasihnya hanya untuk mendekati Baekhyun sahabat Luhan. Dia merasa Baek adalah kekasih impiannya. Lincah, ceria, selalu tampil modis dan err...agak menggoda.
Berbanding terbalik dengan Luhan yang penampilannya apa adanya dan sederhana. Sedikit kalem dengan senyum ramah yang menghiasi bibirnya. Apa yang kupikirkan?. Terkadang dia kagum pada Luhan, karena walaupun Luhan terlihat sederhana dan polos tapi dia tetap mempesona.

"Aku tidak boleh jatuh cinta pada Luhan. Karena langkahku untuk mendapatkan Baekhyun tinggal selangkah lagi...".

Seringai tipis muncul dari bibirnya. Diapun mempercepat laju kendaraannya. Secepat mungkin agar sampai kerumahnya.

Setelah Sehun sampai dirumah, diapun masuk kekamarnya dan merebahkan tubuhnya di kasur king sizenya. Dia mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang yang telah menemaninya jalan jalan menyusuri kota Seoul tadi.

"Halo... Baek?"

Siantar,24 Juni 2017

The Angels HeartWhere stories live. Discover now