The Determination

807 76 8
                                    

Chanyeol mengusap kasar wajahnya. Rambut yang biasanya selalu tertata rapi itu pun sekarang terlihat acak acakan. Dari cermin besar, dia dapat melihat keadaan kamarnya yang berantakan. Berulang kali dia menghela nafasnya. Tadinya dia ingin mandi untuk mendinginkan kepalanya. Tapi setelah mandipun dia tidak bisa meredam kemarahannya. Jadi kamar yang biasanya sangat nyaman berubah seperti layaknya kapal pecah.

Chanyeol tidak habis pikir. Selama ini dia selalu percaya pada Baekhyun. Setiap hari selama hampir satu setengah tahun dia tidak pernah curiga pada Sehun ataupun Baekhyun. Ayolah, siapa yang akan percaya kalau seorang Baekhyun yang seperti malaikat itu akan tega mengkhianatinya. Apalagi dengan tatapan mata anak puppynya, tak akan ada orang yang percaya kalau dia sudah bermain di belakang kekasihnya. Chanyeol pun tidak pernah absen untuk menelepon atau mengirim pesan pada Baekhyun.
Memang selama tiga bulan ini, komunikasi yang terjadi diantara mereka terkesan hambar. Baekhyun seperti ogah ogahan untuk menjawab panggilan ataupun video call darinya. Terkadang pesan pun selalu terabaikan. Chanyeol mencoba untuk memakluminya. Mungkin Baekhyun sedang sibuk dengan sekolahnya. Apalagi dia sudah tingkat akhir sekarang.

Maka saat kepulangannya dia tidak menghubungi kekasihnya itu. Di otaknya sibuk membayangkan bagaimana reaksi kekasih mungilnya nanti saat melihatnya. Tapi kenyataan itu tidak semuanya seindah ekspetasi kita. Ingin memberi kejutan namun dia lah yang terkejut saat melihat Baekhyun mencium Sehun. Tapi bukannya menolak, Sehun malah membalas ciuman itu. Dan parahnya mereka berciuman didepan Luhan yang merupakan kekasih Sehun.

Satu pukulan buat Sehun dan kata putus untuk Baekhyun tidak cukup untuk melampiaskan kemarahannya. Dia sangat kecewa dan sangat marah. Tapi dia tidak bisa menghilangkan sosok mungil itu dari pikirannya. Dia juga menyesali keputusannya untuk putus dari Baekhyun. Jujur dari lubuk hatinya dia masih teramat mencintai Baekhyun. Dia juga berpikir untuk memberikan kesempatan kedua bagi Baekhyun. Tapi sebelum itu dia ingin berbicara pada seseorang. Orang yang hatinya juga tersakiti. Chanyeol segera mengambil ponselnya dan mendial nomor Luhan. Setelah panggilan yang kedua, Luhan baru menjawab ponselnya.

"......"

"Temui aku di kafe Amor sore ini."

"......"

"Ya aku Chanyeol. Ada yang ingin kubicarakan."

"......"

"Baiklah kutunggu."

Setelah menutup panggilannya, Chanyeol pun bergegas untuk menemui Luhan. Dia ingin tau apa yang terjadi selama ia berada di Jepang dan mungkin Luhan bisa menjelaskan semuanya nanti.

Sementara itu di atap sekolah, dua orang namja berbeda tinggi badan sedang duduk berhadapan. Namja yang lebih mungil dari tadi menangis sesugukan. Sedangkan yang bertubuh tinggi melebihi rata rata hanya terdiam tidak ada niat untuk menenangkan namja mungil yang dulu dicintainya.

"Hiks...hiks.."

"Sudahlah Baek. Jangan menangis. Semua sudah terjadi."

"A..aku..hiks..tidak mau pu..tus... da..ri..hiks..hiks...nya...Hun."

"Dan apa sekarang Baek. Aku juga tidak mau kehilangan Luhan." Lirih Sehun. Diapun membuang pandangannya ke arah lapangan sekolah.

"Dulu memang aku mendekatinya dan menjadikannya pacarku hanya untuk membuatmu cemburu. Tapi kini.." Sehun menjeda kalimatnya. Dia membayangkan sesosok namja cantik dengan tatapan terlukanya tadi.

"Kini aku termakan oleh karmaku sendiri Baek. Aku sekarang benar benar telah jatuh kepadanya."

"Aku menyesal telah menyia nyiakannya dan aku ingin memulai dari awal dengannya Baek."

"Hun." Sehun menoleh kepada Baekhyun. Tampak dimatanya sosok Baekhyun yang kini berantakan. Puppy eyesnya ternoda oleh eyeliner yang sudah luntur.

"Hun, mungkin belum terlambat bagi kita untuk memperbaiki semuanya."

"Aku akan memohon pada Chanyeol untuk memaafkanku dan memberi kesempatan kedua padaku. Dan mungkin kau pun bisa merebut hati Luhan lagi."

"Entahlah Baek. Aku merasa tidak pantas untuk malaikat seperti dia."

"Tapi tidak ada salahnyakan Hun. Luhan sangat mencintaimu."

Sehun tersenyum mengejek dirinya sendiri. Sebenarnya dia pun berharap kalau Luhan masih memberinya kesempatan.

"Aku pun berharap demikian Baek." Baekhyun dan Sehun tertawa bersama. Ada asa di mata mereka berdua. Asa yang mereka harapkan kenyataannya.

"Hun, maaf atas semua ini. Kini aku sadar kalau perasaanku padamu hanya sesaat saja. Cintaku pada Chanyeol ternyata lebih besar."

"Aku juga Baek. Maaf atas keegoisanku selama ini. Andai aku menerima kenyataan kau dan si telinga gajah itu lebih awal, mungkin tidak seperti ini jadinya."

"Kita sama sama egois Hun. Aku dan kau juga sama sama bodoh. Untuk itu mari kita berjuang bersama untuk merebut dan mempertahankan cinta kita. Otte?"

Sehun mengangguk dan tersenyum kemudian. Dia dan Baekhyun saling berjabatan untuk menyemangati mereka sendiri.

"FIGHTING/FIGTHING" Ucap mereka bersamaan. Semoga ini jadi awal yang baru bagi Sehun maupun Baekhyun.

Lain SeBaek lain juga Kris dan Luhan. Mereka berdua sekarang berada di perpustakaan sekolah. Luhan berada disana karena Jung seosangnim tidak masuk. Kyungsoo tadinya berniat untuk menemaninya tapi Kai, kekasih si burung hantu itu menjemputnya untuk ke kantin.

"Sorry Lu. Si pendek ini harus makan. Tadi pagi dia tidak sarapan." Luhan hanya mengangguk dan memaksa Kyungsoo untuk mengikuti Kai. Dia terkadang iri melihat pasangan KaiSoo. Kai yang perhatian walau sedikit urakan. Begitu juga dengan Kyungsoo yang penyabar dan berhati lembut. Seandainya kamu seperti itu Sehun. Luhan tertawa sendiri mengingat apa yang ada di pikirannya tidak akan mungkin terjadi.

Sedangkan Kris, dia diperpustakaan karena tidak sengaja melihat Luhan melewati kelasnya. Dia pun membolos pelajaran dan mengikuti Luhan.

"Lu. Kumohon pikirkan kembali tawaranku. Kamu sudah melihat sendiri tadi kalau Sehun dan Baekhyun berciuman."

Luhan masih terdiam. Memang setelah melihat bagaimana Sehun mencium Baekhyun di parkiran tadi, Luhan minta diantar ke kelasnya. Tidak ada percakapan antara Kris maupun Luhan. Tapi Kris melihat kalau Luhan berusaha untuk menahan tangisannya.

"Kris, aku gak mau menjadikanmu pelarian. Aku nyaman dengan hubungan kita yang seperti ini."

"Kita cukup jadi sahabat saja ya Kris."

"Sampai kapan kamu mengerti Lu. Sehun~dia tidak pernah mencintaimu."

"Setidaknya aku ga seperti dia Kris. Cukup aku yang merasa bagaimana sakitnya dimanfaatkan. Aku tidak mau kamu merasakan hal yang sama jika aku menerima cintamu."

"Luhan. Kau terlalu baik untuk dia. Seandainya hatimu memilihku. Tapi ternyata hatimu tetap memilihnya walau sudah disakiti berulang kali."

"Maaf Kris. Aku yakin ada seseorang yang akan mencintaimu dengan tulus di luar sana."

Kris hanya terdiam. Dilihatnya Luhan yang kali ini tersenyum tulus. Akhirnya dia pun tertawa. Di pandanginya tubuh mungil itu sampai menghilang dari pintu perpustakaan.

"Tidak mengapa Lu. Biarlah aku mencintaimu dalam hati. Menjagamu dalam diam."

"Tapi bila Sehun kembali menyakitimu. Aku akan bertindak Lu. Walau aku harus memaksamu. Karena hatiku menginginkanmu."


TBC

Yuhu i'm back . Chap ini aku kerjain dalam waktu hampir dua minggu. Biasa WB. Ugh lok uda kena penyakit yang satu ni, susah ngobatinya. Oh ya masih adakah HHHS disini. Atau lagi baper gara gara isu LuTong yang mau merid karena halim duluan. Atau HHHSnya sebagian da pindah ke lain hati. Duh sampai segitunya ya. Lok aku sih terserah ma bunda Lulu aja. Mo kawin kek atau enggak kek, its fine fine aja. Yang penting bunda Lulu senang dan bahagia. Peace. ✌✌✌

Siantar 5 November 2017

The Angels HeartWhere stories live. Discover now