The End

716 68 9
                                    

Kamar itu sudah seperti kapal yang pecah berkeping keping. Kaca yang tadi berdiri kokoh di dinding kamar itu sekarang hancur bak butiran pasir yang berserakkan,tak terbentuk. Ruangan itu seperti arena perang dengan darah berceceran di mana mana dan menyisakan korban korban dengan luka yang tidak bisa dikatakan ringan. Pemuda tampan itu menyeka darah menetes dari pelipis yang hampir menutupi mata dan mengganggu pandangannya. Dia meludah karena rasa zat besi juga merusak indra pengecapannya. Dicengkramnya leher pria yang wajahnya sudah tidak terbentuk lagi.  Sesekali mata elangnya melirik namja manis bermata rusa yang menggigil ketakutan melihat perkelahian mereka.

Bugggh..

Amarah pemuda itu semakin memuncak saat ingatannya kembali beberapa saat lalu ketika dia melihat keadaan pemuda mungil itu. Ditindih dan nyaris diperkosa oleh pria asing yang menculiknya.Tubuh hampir telanjang dengan tangan terikat dan wajah yang sembab karena tangisan yang setia menetes dari mata indahnya. Jangan lupakan bekas bitemark maupun kissmark disekujur tubuh pemuda manis itu. Ada sakit menyerang ulu hatinya saat tanpa sadar dia melihat luka bekas gigitan di area bibir si manis dan membayangkan keadaannya yang mengenaskan itu.

Arrgghh..bugghh..

Lagi dan lagi sang pemuda tampan memukuli si pria iblis itu dengan membabi buta. Sehun seperti orang yang kerasukan dan tanpa  ampun menghajar TOP walaupun wajah dan tubuh Sehun sendiri juga terluka di mana mana. Entah kekuatan dari mana yang Sehun dapatkan, tapi saat mendengar isakan pilu yang keluar dari bibir mungil Luhan membuat sesuatu di hati Sehun terusik. Dia tidak akan pernah memaafkan siapapun yang berani melukai rusa manisnya.

Bughhh...Prang...

"Berhenti, kumohon."

Luhan, untuk kesekian kalinya menutup telinga dan merintih agar perkelahian itu dihentikan. Namun bukannya berhenti, baik Sehun maupun TOP tidak memperdulikan permintaan Luhan. Suara perkelahian dan juga pecahan kaca bersautan silih berganti. Teriakan kemarahan dan kesakitan entah milik siapa bergaung di telinga Luhan membuat namja manis itu semakin mengeratkan tangan untuk menutupi telinganya. Luhan takut akan perkelahian dan dia juga takut dengan darah yang keluar percuma karena perkelahian itu. Tubuhnya gemetar dan tangisan itu pun tidak berhenti untuk tidak menetes. Pelukan yang diberikan seseorang yang sedari tadi setia menemaninya setidaknya meringankan ketakutannya.

Zitao atau Tao berinisiatif memeluk Luhan saat dia melihat tubuh mungil itu bergetar ketakutan. Entah kemana rasa benci yang selama ini dipendamnya untuk pemuda mungil itu. Memang semua ini adalah rencananya untuk mengenyahkan Luhan dari Kris, tapi mendengar rintihan pilu dengan keadaan yang sangat memprihatinkan membangkitkan rasa bersalah yang mungkin terselip di salah satu ruang hatinya. Dia memang meminta TOP untuk menculik dan membuat Luhan hilang selamanya hingga dia bisa mengambil posisi Luhan di hati Kris. Namun saat melihat tubuh mungil itu polos dengan tanda tanda yang menjijikan membuatnya spontan mengambil selimut dan menutupi ketelanjangan si namja manis itu. Ada setitik air mata saat dia mencoba melepas ikatan tangan Luhan dan melihat namja rusa itu memalingkan wajahnya karena malu. Tao merasa kalau saat ini dia menjadi bukan Tao yang sebenarnya yang tidak pernah merasa bersalah ataupun menitikan air mata untuk orang orang yang menjadi saingannya. Ingatannya kembali beberapa  sesaat sebelum peristiwa ini terjadi.

Beberapa saat lalu.

Tao berjalan dengan pongah menyadari ada sosok yang sedari tadi mengikutinya sedang bersembunyi di balik dinding menuju kediaman Seunghyun alias TOP. Smirk licik tercipta di bibirnya memikirkan bagaimana caranya memanfaatkan sosok itu dalam rencananya. Dan ya, mungkin sosok yang diyakininya adalah Sehun bisa memuluskan rencananya membuat Kris jatuh kepadanya.

"Keluarlah Sehun. Aku tau itu kau." Senyum penuh kesombongan ditunjukkannya kepada sosok yang keluar dari balik dinding itu.

Langkah Sehun perlahan mendekati Tao dan menatap namja panda itu dengan tatapan membunuh. Tao yang diberi tatapan seperti itu hanya cuek dan tersenyum meremehkan. Wajah tanpa ekspresi Sehun yang terkesan dingin tidak membuat takut seorang Huang Zitao yang arogan. Smirk menggoda tercipta dibibir Tao yang ditanggapi dengan ekspresi datar oleh Sehun. Tangan lentiknya menyusuri dada bidang nan atletis milik Sehun.

"Dengar tuan tampan! Hanya aku yang bisa menyelamatkan jalang itu~~" Kalimat Tao terhenti karena tangannya dicekal dan dihempas oleh Sehun. Mata bak elang itu seakan akan bisa membunuh Tao saat itu juga.

"Jaga bicaramu. Luhan bukan jalang."

"Ya ya ya. Terserah." Tao memutar bola matanya dengan malas. Sepertinya pemuda dingin dihadapannya ini bukan tipe orang yang suka diajak bercanda.

"Apartemen ini adalah hadiah dariku untuk kerja bagus Seunghyun. Aku tau bagaimana cara masuk kedalam. Jadi...bersikaplah baik padaku."

Mata panda itu berkedip dengan nakal. Bukannya tergoda, Sehun malah ingin rasanya mencongkel mata itu dan memberikannya pada Roxy anjing harder tetangganya. Namun hanya Tao yang bisa membawanya masuk dan menyelamatkan Luhan.

"Apa yang kau mau?" Senyum terpaksa diberikan Sehun membuat Tao memekik senang.

"Yeii..begitu kan tampan. Ekhemm.."  Raut centil yang tadi terpasang di wajah Tao berubah menjadi serius. Ini saatnya untuk serius.

"Aku akan membantumu. Tapi kau harus membuat Luhan jauh dari Kris karena dia adalah milikku."

Tidak ada jawaban yang keluar dari mulut Sehun namun anggukan kepalanya membuat dia mengikuti langkah Tao masuk ke apartemen Seunghyun. Dan apa yang dilihat olehnya membuat darahnya mendidih. Luhannya terikat dengan keadaan naked ditindih oleh pria bejat yang hampir merenggut kesuciannya.

Bugghh..

Tanpa membuang waktu Sehun menarik pria itu dan memberinya bogeman di wajahnya. Seunghyun yang merasa kesenangannya diganggu membalas bogeman Sehun dengan memberikan tinju di perut pemuda itu. Sementara Tao bergegas menutupi tubuh Luhan dengan selimut yang tadinya tergeletak di lantai. Tangannya pun tergerak untuk membuka ikatan ikatan yang membelenggu tangan kurus Luhan. Hati kecilnya tergerak untuk memberikan pelukan hangat untuk meredakan tubuh mungil yang sedar tadi gemetar ketakutan. Entahlah dia tidak tau kenapa dia malah bersimpati pada namja yang ingin disingkirkannya ini. Mungkin jauh di lubuk hatinya masih ada sifat baik yang selama ini terpendam.

Prang.. Arrggh..

Mata panda itu membelalak seketika saat Seunghyun menggores kulit perut Sehun dengan pecahan kaca yang baru saja diambilnya. Rembesan darah keluar menodai kaos Sehun yang memang sudah kotor sebelumnya. Tenaga pemuda tampan itu pun sepertinya mulai terkuras habis karena sedari tadi dia memukul lawannya membabi buta. Tanpa mereka sadari Seunghyun siap menghunus pecahan kaca itu keperut Sehun.

"Cih, bocah tengik. Beraninya kau mengusikku. Matilah kau!"

Jlebb..Dorr

"SEHUN!!!"

Pemuda itu perlahan jatuh dengan bersimbah darah. Matanya perlahan terpejam namun sang pemilik enggan untuk menutupnya. Dia tersenyum tipis saat melihat namja rusa itu berlari mendekatinya tanpa perduli selimut yang menutupinya hampir terlepas. Ekor matanya melirik sang lawan yang juga tersungkur dengan luka tembak di bahu. Rupanya Kai datang dengan sepupunya,Taemin.

"Sse..hun..hiks..." 

Luhan memeluk dan membaringkan tubuh Sehun di pangkuannya. Tangan pucat itu perlahan menghapus air mata yang jatuh di pipi Luhan dan tersenyum lembut pada namja manis itu.

"Hhei..jang..an menang..is."  Pemuda itu meringis saat rasa nyeri kembali dirasakannya. Namun dia menutupinya karena dia tidak mau si rusa manis itu semakin berurai air mata.

"Aku tidak apa apa, Lu." Mata itu semakin berat dan sudah tak sabar ingin menutup. Ditatapnya Luhan dengan sangat lekat dan membelai pipi yang terasa lembut ditangannya. Mulutnya terbuka namun menutup kemudian mencoba untuk mengatakan sesuatu yang mengganjal hatinya. Dia harus mengutarakan isi hatinya sebelum semuanya terlambat.

"Luhan. Aa..ku men..cintai..mu."

Dan gelap itu datang bersamaan dengan matanya yang tertutup dan deru nafasnya yang melemah. Samar dia mendengar isakan Luhan dan teriakan Kai yang memanggil namanya. Sungguh hatinya benar benar lega saat kata itu akhirnya ia ungkapkan. Jiwanya seakan bebas karena beban yang dirasakannya selama ini sudah hilang. Luhan..saranghae..

Akhirnya setelah melewati satu tahun ff ini naik peringkat menjadi END alias TAMAT. Maaf atas kelambatan aku dalam mengupdate ff aku. Selain WB aku juga sibuk mengurus anakku yang baru selesai operasi tahap pertamanya. Anakku penderita penyakit Hirschsprung Disease dan akan melakukan operasi tahap keduanya dalam enam atau dua belas bulan kemudian. Mohon doanya ya dan terima kasih sekali lagi.

Siantar   19 Oktober 2018

The Angels HeartWhere stories live. Discover now