The Flashback

782 72 1
                                    

Pagi ini tidak secerah biasanya. Langit terlihat agak gelap karena tertutup mendung. Luhan menikmati sarapan bersama dengan ibunya. Dia terlihat sangat menikmatinya. Walaupun hanya sepotong roti dengan selai coklat dan segelas kecil susu hangat.

"Enak sekali roti ini bu. Ibu membeli dimana?"

"Ibu tidak membelinya. Tuan Jung baru pulang dari Paris, dan memberikan roti itu untuk ibu. Oleh oleh katanya."

"Baik sekali Tuan Jung itu ya Bu."

Ibu Luhan memperhatikan Luhan yang makan dengan lahapnya. Pandangannya berubah sendu melihat betapa kurusnya putra kecilnya itu.

"Mmm, Lu~."

"Ya bu?"

Ibu Luhan tersenyum tipis dan mengenggam jemari putranya dengan lembut.

"Ibu pikir sebaiknya kamu berhenti bekerja ya nak! Kamu fokus saja pada pelajaranmu. Ibu tidak ingin kamu kelelahan."

Luhan memandang ibunya dengan wajah yang sulit diartikan.

"Kenapa ibu bicara seperti itu. Lulu ga mau berhenti bekerja bu. Lulu ga apa apa kok. Lulu ga kelelahan."

"Nak, kamu sudah kelas 12. Tentu kamu sibuk dengan pelajaran tambahan. Biar ibu saja yang bekerja ne."

Ibu Luhan mengerjapkan matanya. Memasang aegyo untuk merayu putranya. Luhan yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya.

"Tidak bu.Seharusnya Luhan yang bekerja dan ibu yang beristirahat. Ibu sudah sering sakit sakitan."

Ibu Luhan menunduk. Merasa bersalah kepada anak satu satunya.

"Maafkan ibu ya nak. Andai saja ibu bertahan. Kamu pasti ga seperti ini."

Luhan meletakan rotinya dan menghela nafasnya. Dis agak kesal jika ibunya mulai membicarakan hal itu lagi.

"Ibu, tolong jangan mengungkit tentang itu lagi. Lulu ga apa apa hidup seperti ini bersama ibu. "

"Lulu bahagia bu. Lulu baik baik saja asal ibu selalu disamping Lulu."

Luhan tersenyum hangat dan membalas genggaman tangan ibunya. Dia mengangkat tangan ibunya dan mengecupnya. Tangan yang merawat dan membesarkannya dengan penuh kasih sayang. Yangmi, ibunda Luhan terharu akan kata kata putranya. Diapun perlahan meneteskan air mata dan tersenyum haru.

"Ibu akan selalu bersamamu dan selalu disampingmu anakku. Ibu berdoa yang terbaik untukmu."

Yangmi membelai dengan sayang rambut Luhan. Dia berjanji tidak akan pernah menyesal dengan keputusannya dulu. Dia menyeka airmatanya dan menangkup wajah Luhan.

"Jja kamu berangkat dulu ne. Jangan lupa payungmu. Sepertinya akan turun hujan."

"Ya bu."

Luhan mencium pipi ibunya. Dia kemudian beranjak setelah menenggak habis susunya.

"Lulu berangkat sekolah ya bu. Ibu juga nanti hati hati kalau bekerja."

Yangmi hanya mengangguk untuk membalas perkataan anaknya. Dia mengikuti Luhan sampai kepintu untuk mewanti wanti anaknya agar memakai payung. Luhan itu anaknya agak pelupa.

Setelah Luhan pergi. Yangmi membersihkan meja makan dengan perasaan sedih. Dia teringat akan masa lalunya. Terlahir dari keluarga yang sangat berada membuat Yangmi menjadi pribadi yang ceria dan bebas. Walaupun begitu dia tidak sombong ataupun manja. Sebaliknya dia menjadi gadis yang mandiri, pekerja keras dan baik hati. Diusia yang menginjak 16 tahun saat kelas 10,dia jatuh cinta pada kakak kelasnya. Gayung bersambut. Pemuda yang disukai Yangmi ternyata mencintainya juga. Mereka menjalin hubungan sampai akhirnya masalah itupun terjadi.

Saat itu Yangmi masih kelas 12 akhir dan lelaki itu sudah kuliah. Dia harus menerima kenyataan kalau dia hamil di luar nikah.Mereka memang sering melakukannya. Biasanya mereka selalu memakai pengaman, tapi malam itu mereka sudah dipengaruhi oleh nafsu sehingga mereka lupa.

Yangmi yang panik, menangis histeris dipelukan kekasihnya. Mereka membuat janji untuk berjumpa di taman dekat sekolah tempat mereka menghabiskan waktu saat masih satu sekolah. Dia belum siap. Bukan. Bukan karena dia belum siap untuk punya anak. Tetapi dia belum siap menghadapi keluarganya. Dia tau, dai sudah mengecewakan dan mencoreng nama baik keluarganya. Apalagi mereka menjalin hubungan secara diam diam. Tidak mudah menjadi anak seorang pengusaha kaya raya. Dimana menjadi putri dari keluarga kaya raya harus selalu menjaga image dan nama baik keluarga.

Kekasih Yangmi shock, tapi dia berusaha tenang. Jujur dia juga belum siap. Dia juga harus menghadapi keluarganya yang tentu saja akan kecewa dan murka. Ya. Yangmi dan kekasihnya sama sama dari keluarga pengusaha yang kaya raya. Tapi sayang kedua orangtua mereka adalah rival dan selalu bersaing.

Semua sudah terjadi dan mereka harus menanggung resikonya. Yangmi diusir keluarganya karena tidak mau putus dari kekasih dan menggugurkan kandungannya.

Tapi dia masih beruntung karena keluarga kekasihnya masih mau menerimanya. Yangmi dan kekasihnya menikah dibawah tangan.Walau mertuanya memandang benci dan selalu semena mena kepadanya, dia tetap bertahan. Demi cinta dan demi buah hatinya dia rela dihina oleh mertua dan kakak kekasihnya.

Yangmi melalui hari hari dirumah mertuanya dengan keadaan tertekan. Tidak ada tempat untuk dia berbagi. Bahkan pelayan dirumah itupun membencinya karena hasutan keluarga kekasihnya. Hanya supir dan seorang pelayan tua yang menyayanginya. Kekasihnya? Entah sudah memang takdir atau memang nasibnya yang buruk. Lelaki yang dicintainya perlahan lahan berubah. Saat pertama mereka menikah, dia masih merasakan kasih sayang suaminya. Tapi semakin lama cinta suaminya memudar. Bahkan saat Yangmi keguguran, hanya pelayan tua itu yang menemaninya dirumah sakit. Ya. Yangmi keguguran saat kandungannya berusia 6 bulan. Dia kehilangan putrinya. Bayi cantik itu tidak bisa bertahan karena ibunya sangat tertekan dan mengalami pendarahan hebat.

Setahun setelah itu, Yangmi hamil kembali. Dia memang masih dirumah keluarga suaminya. Menjalani hari hari penuh dengan kemarahan suaminya dan hinaan mertua serta kakak iparnya. Dia masih mencintai suaminya dan akan tetap mencintai suaminya.

Hari berganti bulan. Setiap hari dia menjalani kehidupannya dengan keadaan yang dikatakan jauh dari kata baik. Walau dia hidup dan tinggal dengan suami dan mertuanya, dia harus bekerja sendiri untuk keperluannya. Selama setahun dia bekerja sebagai pelayan di salah satu kafe. Yangmi tidak pernah mengeluh dan selalu bersabar demi cinta kepada suaminya.

Bulan juga sudah berganti. Kini kandungan Yangmi sudah hampir 6 bulan. Dia rutin memeriksakan kandungannya sendiri dengan biaya sendiri. Di kehamilannya yang kedua ini, dia tidak mau ambil peduli pada sikap suami dan mertuanya. Dia tidak ingin tertekan dan kehilangan bayinya lagi. Dia juga bersyukur kafe tempatnya bekerja masih mengijikannya untuk bekerja sampai usia kandungannya 9 bulan. Beruntung bayi diperutnya tidak bertingkah, seolah olah dia mengerti keadaan ibunya.

Akhirnya hari yang dinantikan pun tiba. Di bulan April lahirlah malaikat kecilnya. Bayi yang manis dengan sepasang manik rusa yang berkilauan. Yangmi menangis bahagia. Dia bersyukur bisa melahirkan bayinya dengan selamat walau hanya didampingi oleh pelayan tuanya. Dia tidak perduli, baginya anaknya adalah sumber kebahagiaannya.

Luhan. Nama yang dia berikan pada anaknya. Tanpa embel embel nama keluarga. Cukup Luhan.

Tahun pun berganti. Selama 8 tahun usia Luhan. Selama itu juga dia disia siakan. Tapi selama itu pula Yangmi berjuang untuk hak anaknya. Segala cara dia lakukan untuk Luhan yang tidak diakui oleh ayahnya sendiri. Sakit memang, saat anakmu dituduh sebagai hasil selingkuhan. Padahal Luhan adalah anak kandung mereka. Yangmi hanya bisa menangis saat malam hari. Dia mencurahkan airmatanya sambil menatap putranya yang tertidur. Dia tidak pernah menunjukkan airmata atau kesedihannya dihadapan suami dan keluarganya. Tidak sampai lelaki yang dicintainya itu membawa perempuan lain dan mengenalkan kepada mertuanya sebagai menantu baru dikeluarga suaminya.

Yangmi pergi bersama Luhan putranya. Tidak ada airmata. Dia bertekad untuk membesarkan putranya. Dia pergi meninggalkan tanah kelahirannya, Beijing. Dia berharap dikemudian hari putranya tidak merasakan sakit seperti dirinya.

Lamunan Yangmi terhenti karena dering telepon. Dia terkesiap dan melihat jam sudah menunjukkan pukul 7.15 kst. Dia menghapus liquid bening yang mengalir tanpa ijin darinya. 'Luhan. Kamu harus hidup dengan bahagia nak.'




Siantar, 30 Agustus 2017


The Angels HeartWhere stories live. Discover now