The Traitor

814 71 7
                                    

Semilir angin sejuk mengibarkan helaian demi helaian rambut hitam legamnya. Matanya terpejam menikmati hembusan sang bayu. Tapi ada aliran kecil dari netranya yang tertutup itu. Paras manis cenderung cantik tapi terselimuti oleh kesedihan. Dengan mata terpejam yang meneteskan air suci dari mata indahnya membuat bulu mata yang lentik itu seperti ranting yang ditetesi oleh embun. Senyum luka terkembang tipis dari bibir cherrynya. Hidung bangirnya memerah dan kulit putihnya sedikit memucat karena hampir satu jam dia bertahan di posisi seperti ini. Terduduk dengan kedua tangan memeluk lututnya, sementara wajahnya diletakkan diatas lututnya. Sekali kali dia menengadahkan wajahnya. Mencoba tersenyum tapi justru air mata yang turun tanpa diminta.Dia Luhan. Lelaki mungil nan manis dan cantik.

Perlahan dia membuka matanya. Tapi sial, air matanya tidak mau berhenti. Dia masih ingat perkataan BaekSoo tadi di kantin. Hatinya berdenyut sakit. Dia terluka. Dia ingin mengingkari apa yang di dengarnya tadi. 'Tidak mungkin. Sehun. Baekhyun.'  Dia kembali membenamkan kepalanya di lututnya. Air matanya lagi lagi menetes.

Brakk.

"Lu..."

Seseorang mendobrak pintu atap lalu menghampirinya. Ya. Setelah mendengar secara tidak sengaja tentang fakta Sehun dan Baekhyun, Luhan berjalan sedikit berlari menuju atap sekolah karena air matanya hampir jatuh. Dia hanya tidak ingin terlihat cengeng. Maka disinilah dia sekarang. Berada dipelukan seseorang.Dia berharap kalau Sehunlah yang datang dan memeluknya. Tapi nyatanya suara orang itu menghancurkan harapan indahnya.

"Lu. Jangan menangis! Kamu akan baik baik saja. Ada aku."

Luhan menikmati usapan Kris dipunggungnya. Rasanya nyaman dan menenangkan. Luhan melingkarkan tangannya di punggung Kris. Dia semakin menangis sesegukan dan Kris merasa sakit didadanya melihat Luhan seperti ini. Bukan kebetulan dia menyusul Luhan ke atap sekolah ini. Dia melihat Luhan agak berlari keluar dari kantin. Dia sebenarnya berniat untuk membeli minuman di kantin. Tetapi melihat Luhan seperti itu membuat ia mengurungkan niatnya. Dia pun berlari untuk mengejar Luhan sebelum Tao menghadangnya dan menarik lengannya. Kris akhirnya bisa lepas dari Tao setelah menghempaskan tangannya dari pemuda bermata panda itu. Dia jengah dengan pemuda yang terang terangan mencintainya itu. Diapun setengah berlari untuk mencari Luhan tanpa menoleh kebelakang lagi. Membuat seorang Tao menjadi marah dan geram. Tao tau siapa yang dikejar dan sangat dikhawatirkan oleh Kris saat ini. 'Luhan!! Aku akan menghancurkanmu. Lihat saja nanti.'

Setelah mencari kemana mana akhirnya Kris menemukan
Luhan diatap sekolah dengan keadaan seperti itu. Menangis sambil membenamkan kepalanya diantara lutut.

"Sst,Lu. Tenangkan dirimu."

Kris dengan setia mengusap punggung Luhan. Terkadang dia mencium pucuk kepala pujaan hatinya itu. Menghirup harum rambut hitam Luhan yang lembut. Lelaki bersurai pirang itu pun selalu mengucapkan kata kata penenang untuk Luhan.

Luhan akhirnya berhenti setelah dia puas menangis. Diarahkannya matanya menuju keatas untuk menemukan sepasang mata beriris hitam tajam itu yang juga memandangnya. Diapun melepaskan pelukan Kris. Diusapnya bekas lelehan air matanya. Dia tersenyum pahit mengetahui bahwa bukan Sehun kekasihnya yang datang dan menenangkannya. Tetapi Kris salah satu sahabat Sehun yang selalu saja ada disaat saat dia membutuhkan seseorang.

Kris perlahan mengangkat tubuh Luhan dan menopangnya saat Luhan berdiri dengan limbung. Siapa yang tidak kram kakinya setelah dua setengah jam dalam keadaan seperti itu.

"Ayo Lu. Kita ke UKS saja."

Luhan menggelengkan kepalanya. Dia kemudian menarik dirinya dari Kris. Dia mencoba tersenyum tapi usahanya itu terlihat percuma di mata Kris.

"Tidak Kris. Sebaiknya aku kembali ke kelas saja."

"Lu. Kumohon satu kali ini saja. Jangan mencoba untuk kuat kalau kamu ga bisa sembunyiin wajah sedihmu itu dariku Lu."

"Aku harus kesana. Mereka pasti khawatir padaku Kris. Lagi pula aku tidak kenapa kenapa kok."

Kris nampak kesal pada Luhan. Kenapa masih ada manusia keras kepala seperti Luhan. Dia kemudian menangkup wajah Luhan dan menyeka sisa sisa air mata Luhan dengan perlahan.

"Tidak apa apa tapi masih nangis. Kamu pikir aku percaya. Sudah. Kita pulang saja. Biar aku yang mengantarmu. Tapi aku minta ijin dulu pada Lee saem."

"Tapi Kris-"

"Ga ada penolakan. Ok!"

Luhan akhirnya menangguk dan mengikuti saja apa kemauan Kris. Toh memang dia sedang lelah saat ini. Dia hanya ingin berbaring dan melupakan kejadian di kantin tadi. Sehun akan kucoba bertahan sampai dimana aku sanggup nanti. Luhan merapalkan kembali kata kata itu. Tapi akankah dia  tetap sanggup untuk bertahan setelah nanti dia melihat sendiri fakta yang dikatakan oleh Kyungsoo tadi.

Sementara itu, dikediaman keluarga Byun. Putra kedua keluarga itu sedang berbaring telentang di ranjang king sizenya. Matanya memandang langit langit kamarnya. Sementara pikirannya kembali pada kalimat terakhir Kyungsoo.

Apakah dia akan kehilangan seseorang yang paling berharga di kehidupannya. Siapa? Chanyeol? Sehun? Atau Luhan.

Park Chanyeol. Kekasihnya yang sekarang berada di Jepang karena menjadi salah satu siswa pertukaran pelajar selama satu tahun. Pria tampan nan humoris yang selalu menjadi moodmaker orang orang disekelilingnya. Pria yang masih sangat ia cintai bahkan sampai saat ini. Pria yang menitipkan dirinya untuk dijaga oleh sepupunya yang kebetulan satu kelas dengan dirinya. Pria yang diam diam ia khianati.

Bukan niatnya untuk menduakan cintanya. Tapi lelaki yang telah bersamanya sejak junior high school itu menitipkannya pada Sehun, sepupu dari kekasihnya, Chanyeol. Sehun adalah pribadi yang cuek dan dingin. Wajah tegas tanpa ekspresi dan mempunyai tatapan seperti elang. Mereka selalu sekelas dari sekolah dasar sampai sekarang. Sehun juga orang pertama yang menyatakan cinta padanya saat JHS dulu. Tapi hati Baekhyun lebih memilih Chanyeol. Leleki yang terkadang konyol tapi sangat jenius.

Bukan salahnya juga kalau dia sekarang bergantung pada Sehun. Ini semua bukan kemauannya bila dia dan Sehun menjalin hubungan walau dia tau Sehun adalah kekasih sahabatnya sendiri. Semenjak Chanyeol ke Jepang dia merasa kesepian dan Sehun selalu datang menawarkan suasana yang membuatnya senang. Hei, dia adalah putra bungsu keluarga Byun yang selalu mendapatkan kasih sayang yang melimpah dari kelurganya. Jadi jangan salahkan dia bila ini semua terjadi.

Awalnya dia hanya menganggap Sehun sebagai pelarian. Tapi dia sepertinya terjebak pada perasaannya sendiri. Dia tidak memikirkan perasaan Luhan yang notabene adalah sahabatnya. Dia terus saja berselingkuh dengan Sehun sampai sampai dia menyingkirkan logikanya. Egonya lebih tinggi dan dia menganggap selama hampir dua tahun ini tidak akan ada yang mengetahuinya. Sekarang akankah semua berjalan dengan baik saat semuanya terbongkar. Akankah dia mampu mempertahankan Chanyeol. Atau dia akan berpaling pada Sehun. Dia tidak akan sanggup berpisah dari Chanyeol tapi dia juga tidak mau kehilangan Sehun.Lalu bagaimana dengan Luhan? Apakah dia akan sanggup menjadi penyebab banyaknya luka pada pemuda berhati malaikat seperti Luhan. Dan apakah dia akan tega menghianati persahabatan mereka selama ini.'Ughhh. Maafkan aku Luhan. Sepertinya aku juga menyukai Sehunmu.'

T

B

C

Siantar  15 September 2017

The Angels HeartWhere stories live. Discover now