Pemuda itu diam menikmati semilir angin yang berhembus sepoi sepoi dan membuat surainya sedikit berantakan. Tempat ini sungguh tenang dan sangat sunyi karena disinilah 'mereka' tertidur dengan damai.
Mata tajam itu melirik pemuda disampingnya yang sedari tadi setia dalam keterdiamannya menatap tulisan yang berukir indah di nisan bermarmer hitam itu. Tidak ada tangisan namun pemuda itu dapat mendengar isakan kecil yang keluar dari bibir mungil pemuda manis tersebut."Lu..."
Tangan kekar itu merangkul dan dengan lembut mengusap punggung pemuda manis itu. Pemuda bernama Luhan itu pun menoleh dan tersenyum tipis meski ada sedikit mendung di mata indah bak rusa itu. Kepalanya pun disandarkan ke bahu sang pemuda tampan mencari kenyamanan yang sudah selama ini menemaninya. Mereka berdua asyik menikmati kedamaian di tempat itu tanpa memperdulikan celana mereka akan kotor karena mereka duduk di pemakaman tepatnya di salah satu makam orang yang sangat berarti bagi Luhan.
"Masih belum merelakannya? Ini bahkan sudah dua tahun Lu."
Luhan tersenyum manis menanggapi perkataan pemuda itu. Kepala yang tadinya bersandar dengan nyaman pun beralih menatap nisan itu. Ada raut kesedihan yang tidak pernah luntur sejak kepergian orang itu. Luhan masih belum bisa merelakan tubuh yang terbaring tenang di dalam nisan itu. Sebuket mawar merah yang cantik berada di atas nisan sebagai ungkapan bahwa dia tidak akan pernah terlupakan dari hati Luhan sampai kapanpun. Senja mulai hadir membawa warna jingga yang menghiasi langit dengan begitu indahnya.
"Tampaknya kita harus pulang Lu!" Luhan mendongak saat pemuda itu mengulurkan tangannya. Lama dia menatap tangan yang sudah memberi gesture agar Luhan segera bangun hingga ciuman lembut dari bibir membuyarkan lamunannya.
"Mmmppphh.." Tangan Luhan memukul dada sang pemuda tampan dan matanya membulat marah saat ciuman itu terlepas. Sungguh kurang ajar pemuda ini. Sang pelaku hanya terkekeh melihat Luhan. Bukannya takut, dia malah gemas melihat mata rusa itu mengeluarkan deathglarenya. Sangat lucu dan tidak ada seramnya sama sekali.
Pemuda itu bersiap untuk melumat kembali bibir manis yang telah menjadi candunya itu."Stop it! Dasar tidak tau malu."
Pemuda itu memutar bola matanya malas. Oh ayolah, ini pemakaman, untuk apa dia merasa malu. Bibir itu sudah akan mencium cherry lips yang menggoda iman sebelum jeritan rusa merusak telinganya.
"KRIIISSSS."
Pria tampan bernama Kris itu terkekeh saat bibir mungil itu mengerucut dengan mata melotot. Duh kalo seperti ini dia tidak mungkin bisa menahan imannya untuk tidak menyentuh rusa kesayangannya.
"Lu aku akan benar benar memakanmu kalau kau terus seperti itu." Kris menarik Luhan untuk berdiri dan membalikan tubuh pemuda itu untuk dipeluknya dari belakang. Bibir Kris mencium daun telinga Luhan dan berbisik dengan seduktif.
"Lagipula aku ini suamimu deer."
Luhan berjengit saat ciuman itu berpindah ke leher jenjangnya. Matanya terpejam untuk menikmati sensasi yang diberikan oleh Kris kalau saja dia tidak teringat mereka berada dimana mungkin kegiatan itu akan berlanjut lebih panas lagi. Pemuda manis itu membalikkan badannya dan berhadapan dengan Kris kemudian menarik tengkuk pria tinggi itu untuk memberikan ciuman singkat untuk sang suami mesum itu.
"Aku tau itu suamiku. Tapi tidak dihadapan ibuku."
"Awww Lu. Sakit."
Luhan mencibir Kris yang berteriak kesakitan karena cubitan kecilnya. Dia belum tau saja bagaimana tiap malam Luhan merasakan sakit di area bawahnya karena sodokan suami mesumnya itu walaupun pada akhirnya dia ketagihan juga.
"Umma lihatlah si rusa kejam ini! Kenapa dia tidak ada lembut lembutnya sepertimu umma?"
Tangan yang tadi ingin melayangkan pukulan sayang terhenti karena perkataan sang suami. Raut mukanya berubah sendu saat menatap tulisan di nisan itu. Beristirahat dengan tenang ibunda tercinta YANG MI. Kenangan empat tahun yang lalu pun mau tidak mau berputar kembali. Mengingatkannya pada seseorang yang masih menempati sedikit celah dihatinya.
Setelah malam dimana dia diselamatkan dengan Sehun yang terluka parah dia tidak pernah lagi bertemu dengan pemuda itu. Sehun dibawa ke luar negeri yang Luhan tidak tau dimana. Keluarga Sehun mengatakan pada Luhan dan yang lain untuk tidak menemui pemuda bermarga Oh itu lagi. Kalian adalah pengaruh buruk baginya. Terutama kau Luhan. Akses untuk berhubungan dengan Sehun melalui media sosial ataupun hp juga ditutup oleh keluarganya. Bahkan sampai saat kelulusan mereka, Sehun juga tidak ada. Luhan sangat sedih dan berharap bisa bertemu dengan pemuda itu karena sejujurnya dia sangat merindukan Sehun.
Namun disaat dia bersedih karena Sehun, berita itupun muncul. Yang Mi, ibunya yang saat itu pingsan ditempat kerjanya divonis terkena kanker hati stadium tiga. Luhan begitu terpukul akan berita itu. Dia juga merasa bersalah karena terlalu memikirkan Sehun hingga melupakan keadaan ibunya. Dia pun bertekad untuk menyembuhkan wanita tercintanya itu. Dia memutuskan untuk tidak mengambil beasiswa kuliahnya dan bekerja penuh di kafe yang tentu saja mendapatkan penolakan dari sang ibu. Beruntung dia punya teman teman yang bersikeras menolongnya. BaekSoo, KaiChan dan Kris tentunya. Bahkan keluarga Kris bersikeras untuk membiayai pengobatan sang ibu. Luhan bersyukur dalam keadaannya yang terpuruk masih ada kebaikan yang menghampirinya.
Sibuk kuliah dan mengurus kesembuhan Yang Mi membuat Luhan perlahan melupakan sosok Sehun. Apalagi Kris selalu ada untuknya, menghiburnya disaat sedih dan mendukungnya kala dia terpuruk. Perhatian Kris dan keluarganya membuat pria manis itu mulai membuka hatinya untuk orang lain selain Sehun dan tanpa disadari oleh Luhan kalau ibunya merasa lega jika suatu saat nanti dia akan pergi meninggalkan putra semata wayangnya itu Maka saat Kris dan keluarganya melamar Luhan, dia langsung menerimanya karena dia percaya Luhan sudah menemukan orang yang tepat. Luhan tidak menolak walau dia masih ragu akan perasaannya pada Kris. Pria tampan bernama Wu Yifan itu pun sadar kalau dia belum sepenuhnya bisa menggantikan sosok Sehun di hati Luhan namun demi cinta dan janjinya pada Yang Mi dia akan terus berusaha untuk membuat Luhan mencintainya sepenuhnya.
Waktupun berjalan cepat namun keadaan Yang Mi semakin memburuk dan setelah hampir dua tahun perjuangannya dia pun kalah dan pergi untuk selamanya. Luhan tentu saja sangat terpukul namun dia belajar untuk merelakan sang ibu. Kris dan Luhan baru menikah dua bulan saat sang ibu meninggalkan mereka. Dan kini mereka berada di area makam sang ibu dan mengenang wanita berhati mulia itu.
Jas yang tersampir dibahunya menarik lamunan pemuda manis itu. Senyum tulus yang sudah menemaninya selama ini menyadarkannya kalau dia sekarang memiliki seseorang yang selalu ada untuknya.
"Hari semakin gelap sayang. Sebaiknya kita pulang!"
Anggukan lucu dari kepala pria mungilnya membuat hati Kris menghangat. Sungguh dia merasa menjadi pria yang paling beruntung karena memiliki Luhan sebagai pendamping hidupnya. Dia tidak menyesal mempersunting Luhan dikala rusa manis itu belum bisa mencintainya secara utuh karena saat ini dia bisa melihat kalau hanya dia di binar mata indah Luhannya. Kris pun sadar jika prianya masih menyimpan sosok Sehun di dasar hatinya dan dia tidak keberatan akan hal itu. Sehun adalah masa lalu Luhan dan biarlah Luhan menyimpannya sebagai kenangan karena Kris yakin kalau masa depan Luhan adalah bersamanya.
"Besok kita harus datang ke pesta pertunangan ChanBaek dan aku tidak mau rusa galakku ini sa--aduh..sakit Lu."
Pasangan yang serasi bukan? Mereka Kris dan Luhan sudah melalui empat tahun yang luar biasa untuk diri mereka masing masing. Luhan yang tegar dan mandiri berakhir dengan Kris yang tanpa lelah memperjuangkan cintanya. Pasangan ChanBaek yang juga bersama setelah perjuangan si imut Baek yang pantang menyerah. KaiSoo yang bahagia dengan keluarga kecil mereka. Tao yang menjalani rehabilitasi mentalnya bertemu dengan dokter berwajah malaikat Kim Suho dan Seunghyun yang menjalani hukuman setimpal untuknya. Tapi tau kah kalian kalau jauh di negara eropa ada seorang pemuda tampan bermarga Oh yang berwajah dingin sedingin salju yang menyelimuti sekitarnya. Pengusaha muda bertangan besi dan tidak punya hati sedang memandang foto seseorang yang dulu mengisi hatinya. Matanya penuh dengan kerinduan tapi bibirnya tersenyum dengan luka. Masa lalunya dan akan menjadi masa depannya, Luhan.
Deer..tunggu aku!
This is real end ya. Ambigu? Sengaja karena aku kepikiran buat sequelnya. Tapi kalau kalian emang berminat sih. Dan selanjutnya HOPE yang bakal aku fokusin ya. Btw, thanks ya doa kalian buat anakku. Saat ini Ozan udah baikkan dan menunggu untuk operasi tahap keduamya. Ok guys HOPE akam dilanjut.
Siantar. 6 November 2018
![](https://img.wattpad.com/cover/85329386-288-k107688.jpg)
YOU ARE READING
The Angels Heart
FanfictionLuhan tahu dia tidak pernah dianggap oleh Sehun, tapi dia bertahan sampai batas. Akankah dia masih mengharapkan Sehun ketika ada cinta yang tulus untuknya.