The Regret

867 79 11
                                    

Sehun melirik ponselnya yang berdering. Sehun berdecih.Diabaikannya benda persegi itu. Nama seseorang tertera di layar ponselnya. Baek is calling. Sehun tidak berniat untuk mengangkatnya. Walaupun ponselnya sudah berdering untuk kesebelas kalinya dia tidak perduli. Entahlah dia hanya malas.

Bayang bayang wajah Luhan saat itu masih terekam di memori otaknya. Bagaimana raut kesedihan dan kekecewaan mungkin mengalahkan rasa sakit di tubuhnya. Sehun juga masih ingat tatapan kedua mata itu. Mata yang indah dan jernih itu memancarkan kehancuran hati sang malaikat suci.

Sehun bukannya tidak ingin memeluk namja yang menjadi kekasihnya itu. Hanya saja ada sesuatu yang menahannya. Andai saja dia tidak mendengar Baekhyun yang merengek kesakitan mungkin dia akan berlari untuk memeluk Luhan kekasihnya. Ditambah pelukan Baekhyun yang sangat erat dan saat Baekhyun mendongak terlihat butiran  air mata jatuh berurai. Sehun pun tidak tahan untuk tidak menghapus air mata itu agar tidak tertinggal di kedua pipi namja yang dulu ia cintai. Dulu? Bagaimana dengan sekarang? Apakah kau masih mencintai pemuda Byun itu atau hatimu sudah terpikat oleh si rusa cantik tuan Oh?

"Hah.."

Sehun menghela nafasnya. Apakah aku terkena karma? Memang dulu dia menyatakan cinta pada Luhan karena dia terpaksa. Dia diambang putus asa akan cintanya pada Baekhyun. Apalagi Baekhyun sudah menjalin kasih dengan Park Chanyeol sepupunya sendiri. Padahal dia sudah mencintai Baekhyun sejak JHS dulu. Dan Baekhyun pun seolah olah tidak peka pada perasaannya. Padahal mereka cukup dekat dan Sehun pun terlebih dahulu menyatakan cintanya sebelum sepupu tiang listriknya itu. Namun Baekhyun menolaknya dengan alasan kalau mereka cukup berteman saja.

Saat itu dia menghampiri Luhan yang sedang menyendiri di perpustakaan. Dia tanpa basa basi dan ekspresi muka yang datar menyatakan cinta pada sahabat Baekhyun ini. Tidak ada yang tau karena saat itu perpustakaan sedang sepi. Luhan yang bingung dan terkejut hanya bisa mengangguk saja. Setelah itu dia pun keluar dari perpustakaan begitu saja tanpa menggandeng tangan Luhan seperti pasangan kekasih yang baru jadian. Tanpa dia ketahui yang baru saja menjadi kekasihnya itu tersenyum dengan rona merah di pipinya.

Kenapa Luhan? Karena dia tau kalau anak itu menyimpan perasaan kepadanya. Dan saat itu dia berpikir untuk membuat Baekhyun cemburu karena dia jadian dengan salah satu sahabatnya. Sedikit berhasil memang. Sebab dia melihat gelagat kurang suka Baekhyun saat melihat kedekatan dia dan Luhan.

Waktu berpacaran pun Sehun terkesan cuek dan dingin pada Luhan. Tidak pernah memegang tangan, memeluk ataupun mencium namja itu. Tidak pernah bersikap romantis ataupun perhatian pada kekasihnya yaitu Luhan. Bahkan dia terkesan ogah ogahan saat Luhan memintanya untuk menjemput Luhan setelah selesai bekerja. Well bukankah dia menganggap Luhan hanya sebagai pelarian saja kan.

Sikap dinginnya itu pun bertambah saat Chanyeol, sepupunya itu mengikuti program pertukaran pelajar dan harus ke Jepang. Sepupu yodanya itu meminta dia untuk menjaga Baekhyun, cinta pertamanya. Sesuatu dalam hatinya membuncah dan dia pun bertekad untuk mendekati Baekhyun kembali. Gayung bersambut, karena Baekhyun sepertinya mulai menerimanya. Sejak ditinggal Chanyeol, Baekhyun yang manja itu pun selalu bergantung pada Sehun. Mereka menjalin kasih secara diam diam. Takut Luhan tersakiti. Itu kata Baekhyun dulu. Sehun pun tidak perduli saat itu. Dia lebih menikmati waktunya dengan Baekhyun tanpa memikirkan kalau hatinya semakin lama akan merasa sakit karena menghianati kekasih yang mencintainya dengan tulus.
Sehun masih enggan mengakui perasaannya. Karena obsesinya pada Baekhyun telah menumbuhkan ego yang mungkin akan disesalinya suatu hari nanti. Perhatian dan kasih sayang Luhan sedikit demi sedikit meruntuhkan tembok dihatinya. Tapi keegoisannya enggan untuk pergi dan terus menggerogotinya. Dia menutup mata akan cinta tulus yang ada didepannya dan lebih memilih cinta pertama yang tidak tau kepastiannya.

Namun mengingat peristiwa di lapangan itu membuat hatinya memanas. Bagaimana dia menahan marah saat Kris memeluk Luhan. Jujur ada bagian dihatinya yang tidak terima jika ada orang lain yang menyentuh Luhannya. Oh apakah dia menyebut Luhannya. Sehun tertawa miris. Bahkan dia hampir saja membuat keributan di rumah Luhan kalau dia tidak ingat statusnya yang masih kekasih atau sudah jadi mantan.

Sehun sempat ingin menjenguk Luhan dirumahnya. Ya. Karena insiden itu Luhan harus istirahat dirumah. Kakinya terkilir dan luka luka ditubuhnya lumayan banyak walau tidak serius.

Siang itu selesai jam sekolah, Sehun melajukan mobilnya kerumah Luhan. Dia terlebih dahulu mampir ke toko buah. Dia juga tidak tau kenapa dia mau repot repot membesuk Luhan. Toh dengan kejadian ini dia akan sedikit terbantu untuk menghindari Luhan. Tapi hatinya mengatakan kalau dia harus datang kerumah kekasihnya itu. Di lubuk hatinya dia merasakan rindu karena sudah dua hari tidak melihat wajah manis itu. Aish apa yang kupikirkan.  Sehun menggelengkan kepalanya untuk mengusir keraguannya. Dia pun melajukan kendaraannya menuju rumah Luhan.

Perasaannya campur aduk. Melihat Kris keluar dari rumah Luhan dan mengusak rambut legam itu dengan sayang. Luhan pun tampaknya menikmati sentuhan tangan Kris dirambutnya. Dengan bantuan ibunya yang mendorong kursi rodanya, Luhan melepas kepergian Kris dengan senyuman yang manis sekali. Sehun tertegun. Dadanya berdetak dengan keras melihat senyum Luhan. Belum pernah dia melihat mata rusa itu menyipit dengan cantiknya karena tersenyum. Ya tuhan apa yang
sudah kulewatkan.

Sehun mengepalkan tangannya. Stir mobilnya menjadi korban pukulannya. Dengan hati kesal dia melajukan mobilnya. Jalanan menjadi tempat kemarahannya. Dengan kecepatan penuh dia melajukan mobilnya. Tidak diperdulikan makian dan bahaya yang hampir merenggut nyawanya. Bayangan Luhan yang tersenyum manis karena sentuhan Kris membakar amarahnya. Sesampainya di apartemen Sehun memilih untuk mendinginkan kemarahannya dengan tidur.

Kini sudah hampir lima hari Luhan tidak menghubunginya. Sehun terus menatap layar datar ponselnya. Dia berharap Luhan memberinya kabar. Tapi sepertinya Luhan mulai mengacuhkannya tanpa dia ketahui kalau orang yang diharapkan olehnya juga menunggu Sehun untuk menghubunginya.

Ponselnya kembali berdering dan Sehun melihat sekilas nama yang tertera di layar. Masih panggilan dari Baekhyun. Sehun melempar benda persegi tidak bersalah itu ke dinding sehingga hancur. Dia mengacak rambutnya kasar dan berteriak. Luhan apakah aku terlambat?  Sehun menyesal telah membutakan matanya akan cinta seorang yang berhati malaikat karena cinta pertama yang menggoda.

"Luhan...". Dan sepertinya karma memang benar benar terjadi padamu tuan Oh.

T

B

C

Siantar 26 September 2017




The Angels HeartWhere stories live. Discover now