BestFriend Again

685 67 8
                                    

Mata sipit itu memicing tajam. Mengintimidasi lawan mungil yang terjebak diantara tembok dan dirinya. Cengkraman itu semakin kuat di bahu simungil. Menghasilkan ringisan kesakitan yang bahkan tidak diperdulikan oleh pelaku pencengkraman. Si mungil terus saja berontak, mata puppynya mencoba melawan walau gentar terus saja terpancar. Siapapun yang melihatnya pasti luluh. Tapi tidak dengan pemilik sepasang mata sipit dengan lingkaran bak panda. Seringai mengejek diberikan Tao untuk si mungil Baekhyun yang bergetar dalam kungkungannya. Berusaha berani namun ketakutan itu nampak jelas karena apalah daya Baekhyun simanis yang mungil dihadapan Tao, raja wushu disekolahnya.

"Cih..mencoba melawan eo?" Sekali lagi Tao berdecih meremehkan lawan dihadapannya ini.

"Berpikirlah dengan otak kecilmu itu Baekhyun. Orang sepertimu itu bisa apa ha?" Baekhyun enggan menjawab kata kata Tao. Walau hatinya marah akan perkataan Tao yang merendahkannya itu. Toh percuma melawan namja sinting itu.

"Ini penawaran terakhir untukmu Baekhyun. Bekerjasamalah denganku untuk menghancurkan Luhan. Dan kupastikan kau mendapatkan Chanyeolmu kembali."

Baekhyun hanya terdiam masih enggan menjawab. Semenjak pertemuan tidak sengaja mereka di kafe Amor dan melihat ChanLu bersama, Tao terus terusan mengajaknya berkoalisi untuk menyingkirkan Luhan. Tadinya Baekhyun hampir tertarik dan mengiyakan ajakan Tao, namun akal sehatnya menariknya pada kenyataan bahwa Luhan sama sekali tidak bersalah. Akar dari semua masalah ini adalah dia sendiri. Dia berselingkuh dibelakang Chanyeol, dengan Sehun kekasih Luhan sahabatnya dan juga sepupu dari Chanyeol. Dan sekarang dia menerima akibat dari perbuatannya. Chanyeol membencinya dan Sehun perlahan menjauhinya. Yang membuat Baekhyun rasakan adalah kebalikan dari yang dirasakan Luhan dulu. Sekarang baik Sehun atau Chanyeol bersaing mendapatkan Luhan. Ironis bukan.

"Hh. Tidak. Kau pikir aku mau menurutimu. Aku tidak akan pernah menghancurkan Luhan." Baekhyun menatap berani pada Tao. Walau ada getaran dalam setiap ucapannya, tapi sorot itu menunjukkan tekadnya.

"Kau..."

Bughh.

Kali ini Tao tidak bisa meredam kemarahannya. Tapi syukurlah karena bukan Baekhyun yang menjadi korban, melainkan tembok tidak bersalah yang berdiri kokoh dibelakang Baekhyun. Namja mungil itu memekik takut, tapi itu hanya sesaat karena beberapa detik kemudian sorot mata puppy itu kembali menatap Tao tanpa gentar sedikitpun. Sementara yang ditatap kembali meluapkan kemarahannya dengan mencengkram kuat lengan kurus itu. Baekhyun terus saja berontak mencoba menepis cengkraman dari Tao. Bukannya lepas malah semakin sakit. Tao ternyata tidak main main, dia seolah olah mengeluarkan seluruh kekuatannya untuk menyakiti Baekhyun.

"Lepaskan dia Tao!" Suara bentakan yang tidak seberapa kuat berhasil mengalihkan kegaduhan dua namja itu. Mereka sama sama berpaling untuk melihat siapa gerangan yang berteriak tadi. Mereka mengeluarkan ekspresi berbeda saat tau siapa yang telah mengganggu mereka.

"Cih..namja murahan, pengganggu." Tao berkata dengan kebencian yang dia berikan pada Luhan. Sedangkan Baekhyun memandang sendu namun penuh rindu kepada namja yang pernah menjadi sahabatnya itu. Bahkan sampai sekarang pun Baekhyun berharap kalau mereka masih bisa menjadi sahabat kembali.

"Tao, bukankah sebentar lagi bel pertama berbunyi? Ada baiknya kalau kamu ti.."

"Aku tau. Jangan sok mengajariku. Namja miskin dan murahan sepertimu tidak pantas mengguruiku. Cih.." Luhan belum sempat menyelesaikan kalimatnya, tapi Tao sudah memotong perkataannya dan menghinanya. Sakit. Tentu saja. Tapi dia sudah biasa diperlakukan seperti itu oleh Tao. Entah kenapa Tao begitu membencinya, padahal Luhan tidak merasa berbuat salah padanya. Memang dia miskin dan masuk ke sekolah ini berbekal beasiswa penuh karena kepintarannya. Dulu saat pertama kali dia masuk ke sekolah ini, dia sering kali di bully oleh murid murid kalangan elit dan Tao adalah salah satunya. Namun seiring waktu dan berkat kesabarannya, mereka yang sering membulinya sekarang bahkan menjadi teman diskusinya. Sedangkan Tao masih saja membencinya sampai sekarang. Entahlah Luhan juga tidak tau kenapa.

"Baek..?" Sementara Tao sudah pergi, Luhan malah melihat Baekhyun masih terus menatapnya dengan mata yang telah berembun. Luhan gemas dan hanya tersenyum melihat Baekhyun yang seperti itu.

"Nampaknya kau masih melamun ya Baekki. Halo..?" Luhan melambai lambaikan tangannya di depan mata Baekhyun. Tapi tampaknya pemuda imut itu masih asyik dengan lamunannya. Sampai guncangan halus dirasakan di bahunya.

"Lu..." Baekhyun bergetar memanggil nama itu. Nama yang selama ini ingin diucapkannya. Nama yang ingin dia mohon maaf atas segala kesalahannya. Nama yang ingin dia peluk pemiliknya. Air mata yang dari tadi bertahan akhirnya luruh juga. Dia pun dengan tergesa berbalik badan untuk berlari karena dia masih merasa malu pada Luhan. Tapi cengkraman lembut di pergelangan tangannya menghentikan langkah kakinya.

"Baekki, kumohon jangan menghindariku lagi. Aku merindukanmu Baekki."

Baekhyun tidak tau harus berbuat apa. Tubuhnya masih enggan untuk berbalik menghadap pada Luhan. Dia ingin bahkan ingin sekali untuk memeluk Luhan, tapi dia masih sangat sangat malu. Seharusnya dia yang memohon pada Luhan bukan malah sebaliknya. Tuhan kau ciptakan dengan apakah namja sebaik dan berhati malaikat seperti Luhan ini.

"Baekki...ayo kita berteman lagi. Ayo kita lupakan masalah kita. Kau masih temanku, ani..sahabatku kok.."

Entah sihir dari mana, dengan mendengar kata sahabat dari mulut Luhan membuat Baekhyun berbalik dan langsung memeluk erat sahabatnya itu. Baekhyun menangis sejadinya dipelukan namja rusa itu sampai dia dan Luhan terduduk dengan keadaan masih saling berpelukan. Berulangkali dia mengucapkan maaf pada Luhan. Namja rusa itupun mengusap usap punggung Baekkinya dan berkata kalau selama ini dia tidak pernah marah pada Baekkinya dan sudah memaafkannya. Mereka masih saja berpelukan dalam posisi duduk dengan tangis bahagia  sampai pelukan hangat dirasakan oleh keduanya.

"Melupakanku hmmm." Seorang namja mungil bermata owl bergabung dengan mereka. Air mata bahagia juga menetes di pelupuk matanya. Dari tadi dia memang memperhatikan BaekHan dari dinding sekolah. Dan ending seperti inilah yang selama ini diharapkannya. BaekHanSoo kembali bersatu.

"Kyungie..." ucap BaekHan bersamaan.

"Hmm. Biar seperti ini dulu ya."

"Kyungieee..kau berat..."

"YAKKKK.KALIAN BERDUA.."

Dan tawa kebahagian terus saja menggema dikoridor sekolah itu. Mengabaikan tatapan aneh yang diberikan oleh siswa yang mulai memasuki kelas masing masing karena memang bel pelajaran pertama sudah berbunyi. BaekHanSoo tetap tertawa dan cuek dengan sekitarnya sampai suara guru Jeon menginterupsi mereka.

"Sampai kapan kalian berpelukan seperti boneka teletubies ha..." Dan dengan itu mereka bertiga pun memasuki kelas plus jeweran sayang dari sang guru killer. Sweet kan..

Sementara BaekHanSoo menikmati momen manis mereka. Ditempat lain di sudut kota Seoul seorang pria tampan menyeringai iblis. Tangannya masih setia menabur kelopak sakura di atas tempar tidur king sizenya. Di dinding di atas tempat tidur itu terpajang sebuah pigura besar dengan foto seorang namja yang tersenyum sangat manis. Bukan itu saja berbagai alat telah dia siapkan di atas nakas didekat tempat tidur itu. Pria itu sekali lagi tersenyum puas dan pandangannya jatuh pada pantulan dirinya di cermin yang memang dia pasang disekeliling kamar itu. Ya kamar itu memang berdindingkan kaca. Seringai itu lagi lagi tercipta di wajah tampannya. Matanya yang tajam menatap foto di pigura itu. Namja manis bermata rusa dengan senyum yang menggoda dan membuatnya bergairah.

"Malam ini kau akan menjadi milikku sayang. Kau adalah milik Seunghyun..HAHAHAHA.."

Choi Seunghyun, pria 32 tahun itu adalah seorang psikopat tampan yang mampu memikat wanita atau pria manapun. Di kehidupan normalnya dia adalah seorang pengusaha muda yang telah sukses di usianya yang bahkan masih menginjak 22 tahun. Dia terkenal kejam dan tidak main main pada orang yang berani mencuranginya tidak perduli dia itu adalah kerabat sang TOP. Di dunia psikopatnya dia sudah melukai, membuat trauma bahkan membunuh korban korbannya. Dia memilih korban atas keinginannya atau atas permintaan orang lain dengan bayaran yang tidak sedikit. Dia sudah kaya tapi baginya uang adalah dewa. Luhan, calon korbannya kali ini dianggapnya istimewa. Sesuatu dalam dirinya mencoba untuk bangkit saat Tao langganannya memberikan email berisi foto Luhan. Melihat wajah cantik dan binar rusa yang berkilau membuat sesuatu dalam dirinya bergairah. Sesuatu yang tidak pernah dirasakannya selama ini pada korban korbannya baik pria atau pun wanita. Sesuatu yang mungkin disebut dengan...cinta.

T   B  C

Siantar   21 Februari 2018



The Angels HeartWhere stories live. Discover now