Perasaan ini kenapa semakin kuat. Kaki itu dari tadi melangkah bolak balik di dalam rumah mungilnya. Lagi lagi dia merasakannya dan itu semakin kuat setiap harinya. Dan ini sudah hampir seminggu dia merasakan hal ini. Hal yang membuat hatinya seperti diremas kuat dan terasa kosong. Seperti ada rasa yang menguar kuat yang pernah dia rasakan sebelumnya. Kehilangan yang mendalam.
Yang Mi masih terus melangkah bolak balik di teras rumah mungilnya itu. Sesekali dia masuk kedalam untuk melihat jam yang menunjukkan kalau waktu terus berjalan semakin larut. Yang Mi keluar lagi menuju teras dan melongok ke arah yang sama. Berharap putra kesayangannya pulang dan semua rasa itu menghilang. Yang Mi kembali masuk dan duduk dengan tidak tenang. Diusapnya kasar wajah cantiknya untuk mengurangi rasa itu. Entah kenapa beberapa hari ini dia merasa gelisah dan takut yang berlebihan. Semua itu semakin menjadi saat putra semata wayangnya tidak ada dirumah. Yang Mi menautkan kedua tangannya untuk mengurangi rasa gelisahnya. Bayangan pertemuannya dengan mantan suaminya yang tidak terduga sampai sekarang masih membuatnya resah.
Pertemuan Yang Mi dengan mantan suaminya itu memang belum diketahui oleh Luhan. Yang Mi belum memberitahukan kepada putra cantiknya itu. Dia hanya tidak ingin membuka luka lama karena dia merasa kalau hidupnya lebih baik sekarang walaupun hanya berdua dengan putranya. Meski sehari harinya dia dan Luhan hidup pas pasan tapi dia bahagia. Masih terngiang percakapannya dengan mantan suami yang membuat Yang Mi takut kehilangan Luhan.
"Luhan akan kubawa dengan atau tanpamu."
Perkataan sang mantan suami masih saja menghantui pikirannya. Sungguh, Yang Mi bisa merasakan ada rasa sakit dalam perkataan Leehom sang mantan suami. Walau terkesan dingin dan mengancam, tapi ada getaran saat Leehom mengucapkannya. Saat mereka bertatapan pun Leehom selalu mengalihkan matanya karena Yang Mi bisa melihat sekilas ada pancaran kerinduan dan juga penyesalan yang mendalam.
Yang Mi masih setia melirik kearah jarum jam yang telah tergelincir ke angka 1.15 kst. Dia semakin merasa gelisah. Biasanya Luhan pulang sekitar jam 11.30 kst ataupun kalau ada hal yang lain , putranya itu akan tiba setengah jam kemudian. Tapi ini sudah hampir dua jam dan putranya belum kembali. Luhan..cepatlah pulang nak. Hanya kalimat itu saja yang bisa dia ucapkan dalam hati. Karena sedari tadi putranya itu tidak bisa dihubungi.
Yang Mi sebenarnya merasa kasihan pada putra semata wayangnya itu. Seharusnya di usianya yang masih muda dia tidak perlu mengorbankan masa remajanya dengan bekerja paruh waktu. Apalagi sekarang Luhan berada di akhir tahun ketiga seharusnya putranya itu hanya fokus pada pelajarannya saja. Namun lihatlah Luhan, dia malah bekerja di sebuah kafe dari pertama dia berada di awal SHS sampai sekarang dia hampir lulus dari sekolahnya. Terkadang Yang Mi merasa bersalah dan berpikir bahwa dia telah gagal menjadi orang tua untuk putra kesayangannya itu. Setetes air matapun mengalir, mungkin jika Luhan ikut dengan keluarga Wang Leehom, ayah kandungnya, hidupnya akan lebih terjamin dan Luhan bisa melanjutkan pendidikannya ke jenjang perkuliahan tanpa harus bekerja. Tetapi Luhan adalah kehidupannya, dan Yang Mi tidak akan bisa hidup tanpa putranya itu. Ditambah dengan bayang bayang masa lalu di keluarga Wang membuatnya bertekad tidak akan memberikan Luhan kepada Leehom maupun keluarga Wang. Tidak dia tidak menyimpan dendam pada mereka. Hanya rasa sakit hati itu masih ada walau sebaik apapun dia. Kenapa baru sekarang mereka mengakui Luhan sebagai keturunan Wang. Kemana saja mereka selama hampir sembilan tahun ini.
Ceklek..
Bunyi suara pintu terbuka membuyarkan lamunan Yang Mi. Dilihatnya kesayangannya itu masuk dengan wajah lelah dan mengantuk. Yang Mi pun berlari memeluk putranya dengan sangat erat. Seolah olah dengan itu dia bisa menghilangkan rasa takut dan gelisah yang sedari tadi mengganggunya. Dia sesegukan dibahu putranya membuat Luhan heran dan bertanya tanya apa yang telah terjadi pada mamanya.

YOU ARE READING
The Angels Heart
Fiksi PenggemarLuhan tahu dia tidak pernah dianggap oleh Sehun, tapi dia bertahan sampai batas. Akankah dia masih mengharapkan Sehun ketika ada cinta yang tulus untuknya.