-kalau lukamu seperti coretan pencil akan mudah dihapus berulang kali.Tapi,jika lukamu seperti goresan pena maka kamu perlu cairan berwarna putih untuk melapisi dan menutupi bekas tinta itu.-
(Thenameismy)****
"Siapa lagi.Kalo bukan cewek posesif itu."
"Bukannya dia sudah minta maaf.Kenapa lo masih marah?"Tanya Devin yang duduk disamping Bastian.
"Gak semudah itu-kan.Apalagi dia minta maafnya cuma lewat pesan singkat.Emang gue dikira apa,ojek online.Bisa dicansel seenak jidatnya."Ucap Bastian sangat kesal dari raut wajahnya.
"Sudah lah ngapin benci dia.Dia juga sudah berkorban.Dia sudah rela-relain pindah demi lo nyaman-kan."Ucap Devin agar kebencian Bastian agak luntur.
"Tapi,tetep aja secara gak langsung dia yang udah buat kita pisah bertahun-tahun."
"Gini aja,lupain Zalfa.Lo hadirin sosok baru dihidup lo.Bukan buat pelarian.Tapi,buat isi hari-hari lo dengan cerita baru."Saran Devin agar Bastian bisa segera move-on.
"Eh....
****
Setelah sampai diapartement Malvin segera memakan nasi goreng yang ia beli bersama Alif dan Ridwan."Sudah selesai.Bagian Ridwan cuci piring."Ucap Malvin setelah menghabiskan makananya.
"Kok gue??"Ucap Ridwan sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Kita kan udah rata tugasnya."Lanjut Malvin sambil menatap Alif dan Ridwan bergantian.
"Rata apanya.Alif emang ngapain?"Tanya Ridwan yang masih bingung.
"Iyah Malvin yang beli.Lo yang nyuci.Gue yang mimpin do'a tadi."Ucap Alif yang malah bertos ria dengan Malvin.
"Sawan nih bocah dua.Pake ngerjain gue.Kalo gitu tadi gue berdo'a sendiri aja."Gerutu Ridwan mau tak mau ia melakukan tugasnya yang katanya sudah dibagi rata itu.
"Gue mau pergi ke toko buku."Lanjut Malvin yang telah berdiri membelakangi mereka.
"Ke toko buku.Ngapain??"Tanya Alif yang tak biasa melihat kejadian langka seperti itu.
"Beli buku lah.Masa beli kolor.Aneh-aneh aja lo."Jawab Malvin sambil memakai jaket berwarna biru dongkernya.
"Bukan begitu.Lo gak pernah ke toko buku.Setaun aja bisa diitung pake jari.Paling-paling kalo lagi taun ajaran baru."Ucap Ridwan yang tengah membersihkan piring bekas mereka.
"Yah itu pak.Sekali-kali positif thingking ama gue.Tadi gue pulang bareng pak Didin.Then,pak Didin nyuruh gue buat beli buku buat bahan pembelajaran besok.Udah lama juga gue off sama les privat karena libur semesteran kemaren."Jelas Malvin yang membuat Ridwan dan Alif semakin terheran.
"Les privat sama pak Didin."Ucap Alif dan Ridwan bersamaan.
"Makin aneh aja nih bocah."Lanjut Alif karena benar saja dulu Malvin paling anti dengan pak Didin.Waktu kelas satu saja kalo di lorong kelas ketemu Pak Didin,Pasti Malvin lebih milih muter balik cari jalan lain buat ngehinder dari Pak Didin.
"Gak usah sock gitu.Gue cuma kena hukuman aja kok.Next,Pasti lebih hati-hati."
"Mau gue anterin."
"Naik apa??Orang lo sama Ridwan aja kesekolah nebeng Devin.Mobil didiemin aja.Lama-lama experied tuh mobil."Lanjut Malvin yang sekarang mulai melangkah meningalkan Alif dan Ridwan.
****
-Toko Buku-"Mana nih bukunya."
Setelah berkeliling akhirnya Malvin menemukan buku yang ia cari.
Saat ia ingin mengambil,Ada seseorang yang juga ingin mengambil buku Siap Ujian Nasional itu.
Malvin segera menoleh.
"Gue dulu yang dap..."Kata-katanya terhenti lidahnya sungguh kaku untuk mengucap.
Ia spontan melepaskan buku itu.
"Kamu...."Ucap Malvin yang sungguh tak percaya siapa orang didepannya.
"Long time no see.How are you Malvin??"
"F..Fine.You??"Jawab Malvin yang dalam keadaan masih setengah speecless.
"Not bad."
Malvin langsung mendekap orang itu dalam pelukannya.Tak memerdulikan siapapun disana yang sedang melihatnya.Yang penting Kerinduannya terobati.
Seketika ia sadar dari perasaan yang telah tercampur aduk.Tak ada hak untuknya lagi melakukan hal itu.Ia segera melepaskan pelukannya....
"I'am so Sorry."Ucap Malvin yang cukup Malu.
"No problem."
****
"Eh....Ada seseorang yang menyebrang sembarangan hampir saja Bastian menabraknya. Tapi,Bastian cukup profesional menghadapi hal itu.Ia mengerem dengan cepat.Alhasil dahi mulusnya berhasil terbentur oleh stir mobil.Sama seperti Bastian,Devin juga berhasil mendaratkan dahinya pada dasbor mobil.
Bastian segera keluar.
"lo lagi,lo lagi....bisa gak sih jangan ganguin hidup gue."Ucap Bastian pada orang yang selalu mencari masalah dengannya itu.
Siapa lagi kalo bukan Ruth."Lo kali yang selalu nyetir itu gak fokus."Ucap Ruth pada Bastian.
"Aduh mbak.Emang kalo main itu bisa gak dipinggir bukan tengah dijalan."
"Heh...Lo siapa nama lo.Oh "Bastian".Lo denger ya gue tuh udah ati-ati kalo nyebrang."Ucap Ruth.Yang baru mengetahui nama lawan bicaranya itu "Bastian"dari name tag di seragam yang telah ternoda dengan ice tea itu.
"Gini yah.Kalo gue nabrak lo kasian sama mobil temen gue bikin lecet."
"Temen gue...."Teriak Bastian yang baru menyadari Devin tidak ada dalam keributan itu.
Bastian segera membuka pintu mobil berwarna biru itu dan menemukan Devin tengah duduk manis sambil nyemilin kacang yang baru saja ia beli dari tukang cangcimen yang tadi lewat.
"Udah kelar dramanya.Lagi gih!!"Ucap Devin pada dua orang didepannya.
"Lo dikuatirin sama orang malah enak-enakan makan kacang kayak lagi nonton bioskop."
"Oh ya ngomong-ngomong kacang gue laper Bas.Makan yuk,Ruth ikutan ya.Marsha juga ikut kok."Ajak Devin pada Ruth.
"Kita kan baru dari Blue cafe,makan."Ucap Bastian.
"Lau makan.Gue kan cuma numpang toilet."Ucap Devin yang tadi tak sempat menyentuh makanannya karena Bastian sudah mengajaknya pulang.
"Ogah...Semobil sama cowok resek."Ucap Ruth sambil melirik kearah Bastian.
"Ayo ah,masuk.Jarang-jarangkan gue baik."Ajak Devin sambil menarik Ruth.Bastian hanya melengos dan mengikuti masuk ke kemudi mobil.
****
Hayo lo orang yang ketemu Malvin siapa ya????Kangen sama Key-b nggak??Ngomong-ngomong bakal ngapain ya Ruth,Devin,Bastian??
Oh ya walau udah telat.
"Selamat Ulang tahun
🎉Devin Sanjaya."🎂
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dare(HIATUS)
Teen FictionKami bersahabat, Itu adalah suatu kata yang indah yang sering dikatakan.Menyirnakan seribu alasan dari masalah yang dihadapi. Nama ku Devin.Tapi,disini aku tidak akan menceritakan tentang diriku sendiri.Melainkan kisahku bersama keempat teman yang a...