-Jika satu kata mudah dihitung terdiri dari berapa huruf,Jika sebuah jarak bisa dihitung seberapa jauh.Tapi,kesetiaan cobalah ukur dari sisi mana satuannya.-(ThenameIsmy)
****
"Bisa lebih serius,Devin."
Kalimat itu mulai menyeruak menimbulkan rasa penasaran dibenak Alif.
"Lo mau juga.Tinggal sama siapa nanti gue atur cara maennya."Ujar Devin pada Alif dan langsung mendapat tatapan sinis.
"Gue beneran.Gimana Vanya mau temuin Malvin.Kalo cuma buat ngasih apresiasi is imposible."
"Siapa yang bisa nolak ajakan gue sih Lif."
Alif mulai muak,dan meninggalkan Devin.
****
Malvin dan Vanya masih berdua pada meja di atas gedung ke tiga itu sembari melihat indahnya pemandang malam dari balik kaca besar disana.Tidak ada bintang,hanya ada segaris bulan muda yang agak malu sebab tertutup mega malam.
"Gue udah denger lo pindah ke Nusantara."Ucap Malvin membuka percakapan yang sempat membisu beberapa sekon lalu.
"Iya."
Jawaban singkat dari bibir Vanya membuat Malvin kebingungan harus bicara apa.Dia bukan kekasihnya lagi,berarti ada jarak antara mereka sekarang.
Malvin mulai mengambil buku menu yang tergeletak cantik ditengah meja.
-Plukkkkkkk.-
Bersamaan dengan itu,Vanya juga mengambil hal yang sama.Sehingga telapak tangan Malvin tepat mendarat di punggung telapak tangan Vanya.
"Ma..ma.af."Ucap Malvin gugup.
"Kamu dulu!"Lanjut Malvin,kemudian memanggil pelayan restaurant itu dan keduanya memesan beberapa jenis hidangan dalam menu.
"Kamu udah punya pacar?"Tanya Vanya membuat Malvin terdiam sejenak.
"Kenapa?"
"Takut ada yang marah aja."Tawa Vanya terlihat menikmati,berbeda dengan Malvin yang nampak tidak terlalu selera tentang kalimat tersebut.
Entah kenapa Malvin sedih sekarang.Moment ini gak selamanya akan ada,jadi jika moodnya mulai hancur maka akan semakin runyam.
Malvin menarik napas panjang dengan malas.
"Banyak sih.Eeeeeemmm(berpikir),,,,Matrik,lian,Stellla,Marsha."Ucap Malvin asal menyebut siapa nama cewek yang ia ingat.
"Untung kagak ada Devin.Kalau tahu Marsha dibawa-bawa bisa di tabok gue."Batin Malvin semakin kacau.
"Lo bohong ya.Mana mungkin Marsha kejer-kejer lo.Orang dia pacar Devin."Ucap Vanya membuat Malvin Salah tingkah.
"Hah,Dari mana lo tahu??"
"Orang dia yang datang sama gue.Sampe gue mau kesini."Vanya tertawa receh melihat muka Malvin yang nampak kikuk karena kebohongannya terbuka.
"Jadi,Selama ini?"
"Gue tunggu lo buat balik dari sana.Sampe lo ada di hadapan gue lagi.Kayak gini."Malvin tersenyum tipis sampai-sampai matanya yang sipit hanya nampak segaris.
"Gue harus bilang apa?"
"Lo masih ada perasaan apa nggak sama gue.Kita belum putus,Gue pengen nanya soal kejelasaan hubungan kita."
"Malvin,gue gak mau bahas itu sekarang.Please..."
Malvin mengangguk paham agar Vanya tidak merasa risih jika memaksa untuk membahas hal yang ia tidak suka.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dare(HIATUS)
Dla nastolatkówKami bersahabat, Itu adalah suatu kata yang indah yang sering dikatakan.Menyirnakan seribu alasan dari masalah yang dihadapi. Nama ku Devin.Tapi,disini aku tidak akan menceritakan tentang diriku sendiri.Melainkan kisahku bersama keempat teman yang a...