Chapter 10

5.3K 288 4
                                    

            Keesokan harinya adalah hari Sabtu, hari mager sebelum hari Minggu. Aku bangun jam 11 siang, mandinya nanti sore, haha. Aku menonton film di laptopku untuk mengisi kekosongan hari ini. Aku menunggu waktu untuk menjemput Jerry kira-kira 3 jam lagi. Ketika aku sedang menonton film romance yang mirip-mirip dengan film yang Jerry beritahu kepadaku tentang siscon brocon, Bang Ray masuk ke dalam kamarku dan loncat ke atas kasurku membuat laptopku terjatuh dari atas bantalku. Bang Ray mengambil laptopku dan melihat film yang sedangku tonton.

"Kayaknya gua tau film ini." ujar Bang Ray sambil membenarkan posisi duduknya dan menegaskan pandangannya ke laptopku.

Ia menatapku sejenak.

"Ini tentang brocon, ya?"

Aku terdiam. Bang Ray tau tentang biscon brocon? Duh... aku jadi takut ketahuan kalau aku sedang terjebak dalam situasi ini.

"I... iya kali. Gue dikasih Jerry...." jawabku ragu-ragu.

"Dasar Jerry, sukanya film ginian."

"EH, APA?! Jerry suka ini? Jangan- jangan...." Seketika Bang Ray berteriak dan membuatku kaget.

"Apa sih, Bang. Mending maen gih, sono." ujarku mengalihkan pembicaraan.

"Oh iya, sampe lupa kan gua. Temenin gua ke mall, yuk." ajakan Bang Ray.

Jalan lagi? Aduh, Bang.

"Ayo." jawabku dengan semangat.

"Oke, ganti baju!" ujar Bang Ray lalu berdiri dari kasurku dan keluar kamar.

Aku mengganti bajuku. Aku memilih baju yang paling bagus untuk jalan bersama orang yang spesial. Kira-kira hampir 15 menit telah berlalu, tetapi aku tak kunjung mendapatkan baju yang pas.

"Hanna! Udah belom?" tanya Bang Ray dari luar kamarku.

'Tardulu, belom nemu baju."

"Ya elah lama banget. Gua masuk boleh gak?"

"Iya, masuk aja."

Bang Ray masuk ke dalam kamarku dan melihat-lihat sekitar kamarku yang cukup berantakan.

"Astaga, Hanna. Pake tinggal pake sih." teguran Bang Ray.

"Kan harus bagus." ujarku sambil terus mencari.

"Yah elah, sama gua doang juga."

Tapi lo spesial, hehehehe.

"Pake yang mana aja udah, gece. Gua tunggu di depan 5 menit."

"Ih, gue belom dandan." bantahku sedikit kesal.

"Ya ampun, Hanna. Lu gak usah dandan udah cantik, adikku sayang." ujar Bang Ray sambil mengelus rambutku.

AAAHHH BAPER!!! Abang.... Kenapa harus ada kata 'adik', aku ingin lebih dari adik.

Akhirnya, aku hanya menggunakan baju kaos dan jeans biasa. Aku juga tidak berdandan seperti biasa ketika aku ingin jalan. Ternyata memang benar, tak peduli kamu pakai apa, naik apa, dan lain-lain, yang penting kamu jalan dengan siapa. Aku jalan dengan abangku sendiri, tetapi aku merasa jalan bersama pacarku. OMG, Hanna. Ini salah, ini sangat amat salah. Mana bisa kakak sendiri jadi pacar? Aduh, perbaiki otakmu, Hanna.

Sesampainya di mall, aku dan Bang Ray berkeliling-keliling tak bertujuan, tetapi kami memilih untuk makan siang terlebih dahulu. Kami makan di suatu restoran cepat saji.

Brother ZoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang